Perihal Bakat-Bakat Meksiko yang Tenggelam dengan Cepat

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Perihal Bakat-Bakat Meksiko yang Tenggelam dengan Cepat

Karya Aun Rahman

15 Juni 2015 menjadi momen diperkenalkannya penyerang sayap Meksiko berdarah Brasil, Giovani Dos Santos, sebagai pemain Los Angeles Galaxy. Giovani mendarat di StubHub Center setelah sebelumnya memperkuat tim asal Liga Spanyol, Villareal.

Menjadi pertanyaan besar mengapa pemain yang sempat disebut-sebut sebagai penerus Ronaldinho kala masih berseragam Barcelona ini hijrah ke kompetisi sepakbola Amerika Serikat di kala usianya baru menginjak 26 tahun. Karena faktanya Major League Ssoccer, kompetisi sepakbola Amerika Serikat, adalah tujuan untuk mengakhiri karir seorang pesepakbola, selain tanah Arab dan Cina.

Perjalanan karir seorang Giovani Dos Santos seperti berputar balik (hampir mirip dengan apa yang dialami oleh Xherdan Shaqiri). Setelah setahun bermain di tim senior Barcelona, bahkan mencetak hattrick pada musim perdananya di tim utama kala berhadapan dengan Real Murcia, kakak kandung dari Jonathan Dos Santos ini terus hijrah ke klub yang lebih kecil. Ia bahkan sempat bermain di kasta kedua saat dipinjamkan ke Ipswich Town oleh Tottenham Hotspurs, kesebelasan yang mempekerjakannya pada 2008 hingga 2012.

Dari pemain yang digadang gadang akan menjadi suksesor Ronaldinho di Barcelona, hingga saat ini bermain di MLS dalam usia yang masih produktif, tentunya menjadi sebuah penurunan jenjang karir. Ekspektasi yang ada nyatanya tidak dapat terpenuhi.

Tapi Giovani tidak sendirian. Berikut beberapa nama pesepakbola asal Meksiko lain, yang terbang dan tenggelam, padahal sempat diprediksi akan sukses di Eropa

Andres Guardado

Penerima estafet kepemimpinan dari Rafael Marquez, saat ini Andres Guardado merupakan kapten tim nasional Meksiko. Berposisi sebagai seorang bek sayap kiri tetapi juga bisa ditempatkan sebagai gelandang kiri atau sayap kiri, pemain kelahiran Guadalajara 28 tahun lalu ini terkenal dengan akselerasi dan sepakan keras kaki kirinya.

Sempat tampil mengesankan bersama Valencia pada 2012 setelah diangkut dari Deportivo La Coruna, pemain yang disebut sebut sebagai Roberto Carlos-nya Meksiko ini, tidak dapat mempertahankan peformanya. Hingga akhirnya harus dipinjamkan ke klub klub lain. Tergesernya posisi Guardao juga dipicu oleh kehadiran Jordi Alba yang kala itu sedang mencuat.

Setelah mengalami masa pinjaman selama semusim, akhirnya musim 2015/2016 statusnya dipermanenkan oleh juara bertahan Eredivisie, PSV Eindhoven.

Fransico ‘Maza’ Rodriguez

Bek sentral produk akademi CD Guadalajara ini, sebenarnya mulai berpetualang di Eropa pada 2008. Kala itu PSV Eindhoven mendaratkan Maza ke Philips Stadium dengan transfer sebesar 1.8 Juta Dollar Amerika. Akan tetapi namanya mulai terdengar tampil impresif kala membela Meksiko di Piala Dunia 2010, Afrika Selatan.

Dengan postur yang mendukung serta kemampuan membaca permainan yang baik Maza diprediksikan akan hijrah ke klub yang lebih besar. Akan tetapi kenyataanya sang pemain hanya hijrah ke klub papan tengah Bundesliga, VFB Stuttgart pada 2011 dan pulang kampung setahun kemudian dalam usia yang masih menginjak 30 tahun.

Kini pemain pemilik 106 caps bersama tim nasional meksiko ini bermain untuk jawara delapan kali Mexican Premier Divison, Cruz Azul.

Carlos Vela

Bersama Giovani, Carlos Vela menjadi salah satu bintang masa depan Meksiko pada periode 2008 hingga 2010. Saat itu mulai muncul bakat bakat hebat dari negara tempat penyelenggaraan Piala Dunia 1970 dan 1986 ini.

Direkrut dari oleh Arsenal dari akademi yang sama seperti Maza Rodriguez, CD Guadalajara pada tahun 2005. Pemuda kelahiran Cancun ini mendapatkan debut Liga Inggrisnya pada 30 Agustus 2008, mencetak 29 penampilan dengan tiga gol selama masa baktinya untuk klub London utara tersebut hingga 2012.

Vela merupakan seorang pemain sayap yang memiliki versatilitas cukup tinggi. Ddirinya tidak hanya bisa ditempatkan di sayap kanan yang merupakan posisi favoritnya, tetapi juga di sisi berlawanan yaitu sayap kiri, gelandang serang hingga penyerang. Kelincahan dan penempatan posisi menjadi senjata utama pemain yang saat ini membela Real Sociedad ini.

Terus dipinjamkan ke klub lain, bahkan sempat bermain di divisi segunda bersama Salamanca, oleh Arsene Wenger untuk mendapatkan pengalaman bermain, dan stok sayap Arsenal yang melimpah kala itu. Vela seakan terus "terjerumus" bermain untuk klub medioker. Dari Celta Vigo, Osasuna, dan West Bromwich Albion. Hingga akhirnya dipermanenkan oleh Real Sociedad pada 2012.

Kesempatan bermain Vela di Sociedad juga sebenarnya tidak banyak. Ia lebih sering tampil sebagai pelapis. Bahkan meskipun Antoine Griezmann sudah hijrah ke Atletico pada musim lalu, ia harus kembali bersaing memperebutkan tempat di tim utama dengan talenta Portugal, Bruma, yang dipinjam dari Galatasaray musim ini.

Bakat Meksiko yang Lain

Rafael Marquez hingga saat ini menjadi satu satunya bakat Meksiko yang sukses di Eropa. Di dekade 1980an hingga awal 1990an, nama Hugo Sanchez tentu saja tak dilupakan. Bersama Real Madrid, ia menjadi bomber mematikan. Lima kali menjadi top skor La Liga, sekali meraih Golden Boot di Eropa, plus mencicipi lima kali gelar juara bersama Real Madrid. Jelas pencapaian yang sangat mentereng.

Dua nama itu jejaknya masih sangat sulit diikuti oleh nama-nama di atas, Giovanni, Vela, atau Fransisco Maza. Selain tiga nama itu, masih ada nama nama lain, seperti Pavel Pardo, Carlos Salcido, Gerrado Torrado, atau Guillermo Ochoa yang sempat tidak memiliki klub. Dan bahkan duet penyerang yang disebut sebut terbaik sepanjang masa Meksiko, Jared Borgetti dan Cuauthemoc Blanco, hanya menghabiskan satu musim di Eropa sebelum akhirnya pulang kampung ke benua Amerika.

Penyerang Manchester United, Javier Hernandez, bisa jadi akan mengalami nasib serupa. Kini meskipun stok penyerang raksasa Inggris ini termasuk dalam kategori minim, dirinya masih sedikit kesempatan bermain. Bahkan pelatih Louis Van Gaal menegaskan bahwa pemain berjuluk Chicharito ini adalah pelapis dari kapten Wayne Rooney. sang pemain bahkan sempat mengutarakan untuk mempertimbangkan tawaran bermain di MLS.

Hal ini berkebalikan dengan prestasi yang dimiliki tim nasional Meksiko. Meskipun sempat mengalami penurunan, tapi Tricolore – julukan tim nasional Meksiko- selalu tampil mengesankan, bukan hanya di Piala Dunia, tapi juga di kompetisi regional. Bahkan bulan Juli lalu Meksiko meraih gelar kesepuluh mereka di ajang Concacaf Gold Cup.

Publik sepakbola Meksiko jelas berharap pemain pemain muda yang saat ini bermain di Eropa, seperti Diego Reyes, Jesus Manuel Corona, Hector Moreno dan Raul Jimenez, tidak tenggelam seperti para pendahulunya, namun bisa bisa terbang mencapai prestasi tertinggi seperti yang dilakukan Rafael Marquez dan Hugo Sanchez. Fenomena ini juga menjadi peringatan bagi klub klub besar Eropa sebelum merekrut nama nama seperti, Carlos Fierro, Erick Torres, Hirving Lozano, dan Issac Brizuela.

Penulis merupakan salah satu tenaga pengajar di Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran. Akun twitter: @aunrrahman.

Foto: commons.wikimedia


Komentar