Bentuk Nyata Keriaan Game Football Manager

Video Games

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bentuk Nyata Keriaan Game Football Manager

Jumat (13/11) kemarin menjadi hari yang berbahagia buat penggemar video game Football Manager (FM). Pasalnya, FM edisi terbaru, FM 2016, resmi diluncurkan pada Jumat kemarin.

Di Irlandia, dua hari jelang peluncuran FM 2016 ada lomba unik yang melibatkan FM. Kesebelasan Cabinteely F.C., yang berlaga di Division One, memberikan tiket musiman gratis. Syaratnya para penggemar mesti membawa Cabo, panggilan Cabinteely FC, menjuarai Premier Division.

Cabo berlaga di Division One atau divisi kedua di Liga Irlandia. Pemain mesti berjuang terlebih dahulu bersama Cabo untuk mendapatkan tiket promosi ke Premier Division. Di tingkat teratas Liga Irlandia tersebut, pemain mesti bersaing dengan kesebelasan macam Dundalk, Sligo Rovers, dan Bohemians.

Syarat utamanya adalah memainkan Cabo sedari awal pemain memilih klub. Hal ini mesti dibuktikan dengan screenshoot. Pun saat pemain menjuarai Premier Division yang mesti disertai screenshot. Pemenangnya adalah dia yang tercepat menjadi juara Premier Division dan berhak mendapatkan tiket musiman.

Demi Tanda Tangan

Alessandro Colombini adalah seorang pemuda Italia yang sangat menggemari game yang menyimulasikan kita sebagai manajer sepakbola ini. Ia menyebut dirinya "Italian Loser". Tidak ada yang menonjol dari kisah ceritanya kecuali usaha gilanya saat berpergian sejauh lima ribu kilometer dari Livorno, menuju Kota Derry di Irlandia Utara.

Apa yang dilakukan Colombini merupakan salah satu "ibadah suci" di mana ia hendak meminta tanda tangan pemain kesebelasan Derry City, Patrick McEleney, yang berusia 22 tahun saat ini. Colombini bukannya tanpa alasan. Usaha tersebut merupakan salah satu bagian dari rasa terima kasihnya atas kesuksesan sang gelandang di game Football Manager yang ia mainkan.

Awalnya, Colombini mencoba memainkan Derry City. Selama tiga tahun, ia justru ketagihan dan mulai terobsesi pada sejarah Irlandia Utara dan bahkan menonton pertandingan the Candystripes, julukan Derry, saat menghadapi Limerick.

Kepada Derry Journal, Colombini menyatakan bahwa ia membawa Derry hingga Liga Champions. Namun, ia tak melanjutkan petualangannya di Irlandia Utara karena mesti menangani kesebelasan Italia, AS Roma.

"Aku ingin bertemu Patrick setelah pertandingan karena aku ingin mengatakan bahwa ia adalah pemain yang bagus buatku di FM," tutur Colombini, "Aku mengatakan padanya kalau aku dari Italia dan dia bermain baik di FM. Aku pikir dia bingung tapi dia memberikanku tanda tangannya dan kami tertawa bersama."



Sulit buat penggemar FM untuk lepas barang sehari memainkan game yang dikembangkan oleh Sports Interactive dan dipublikasikan oleh Sega tersebut. Para pemain bisa menghabiskan separuh dari waktu istirahatnya untuk bermain FM. Lagi pula untuk membentuk tim yang baik dan benar-benar masuk ke dalamnya diperlukan waktu yang tidak sebentar.

Apa yang dilakukan Cabo bisa menjadi sebuah pencapaian tersendiri buat penggemar FM. Biasanya mereka tidak mendapatkan apa-apa saat mendapatkan pencapaian di FM, kecuali sekadar dipamerkan di media sosial. Namun, Cabo memfasilitasi mereka dengan memberikan tiket musiman.

Hal serupa juga bisa saja dilakukan oleh kesebelasan besar dengan tugas yang lebih menantangÃ?â??"misalnya membawa Manchester United juara dengan pemain U-21; atau Arsenal yang juara dengan komposisi pemain asli London.

Dengan ini tentu persaingan di Football Manager akan kian semarak sekaligus memberikan kredit khusus buat para penggemarnya.

Baca juga:

Seri Pertama Football Manager dan Nasib Wonderkid yang Gagal Bersinar

Game Football Manager Akan Dipelajari di Sekolah

Tips Mengatur Agenda Pra-Musim untuk Para Manajer FM



Di sisi lain apa yang dilakukan Colombini merupakan salah satu hal yang mencengangkan tapi tidak begitu mengagetkan. Penulis sempat menangani Bury FC sejak FM 2013 yang berlanjut di FIFA 2014. Semenjak itu, penulis mulai terobsesi untuk mencari segala hal tentang Kota Bury, bagaimana mereka bermain, termasuk memperhitungkan para pemain yang bisa bersinar.

Tingkat kecanduan Football Manager memang seringkali sulit dihindari. Saat memutuskan untuk keluar dari pertandingan, penulis biasanya hanya memilih "save" ketimbang "save and quit". Setelah permainan tersimpan, penulis pun tak kuasa menekan tombol "continue" untuk melihat progres yang terjadi. Kalau tidak ada progres, ya permainan pun ditutup, kalau ada progres itu lain cerita. Sialnya, selalu ada hal-hal menarik untuk dieksplorasi setiap "continue" ditekan.

Jangan ditiru, ya!



foto: footballmanagerblog.org

Komentar