Ronaldo dan Kecap yang Mulai Mengalir  

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Ronaldo dan Kecap yang Mulai Mengalir   

Oleh: Rio Rizky Pangestu*

Bila Anda pernah menyaksikan film Mr. &Mrs. Smith (2005) garapan Doug Liman, Anda mungkin ingat dengan salah satu adegan perkelahian antara John Smith dan Jane Smith. Saling pukul, saling tembak, dan saling banting dengan gerakan-gerakan yang atraktif, terjadi di antara pasangan suami-istri itu sepanjang adegan perkelahian. Alhasil sensasi tegang sekaligus memukau setidaknya berhasil tercipta bagi sebagian orang yang menyaksikannya.

Sensasi serupa sepertinya terjadi pula pada saat pertandingan antara Portugal kontra Hungaria dalam lanjutan Piala Eropa 2016. Pertandingan yang menjadi partai hidup-mati bagi Portugal itu berlangsung sangat menarik. Layaknya adegan perkelahian antara John dan Jane dalam film Mr. & Mrs. Smith yang dipenuhi gerakan-gerakan atraktif dan saling balas-membalas.

Duel antara Portugal kontra Hungaria pun menyuguhkan pertandingan bertensi tinggi, ditambah gol-gol indah yang diciptakan oleh kedua tim, yang mana sungguh bisa membuat siapapun yang melihatnya akan dibuat terhibur dan terpukau. Enam gol diobral begitu saja pada pertandingan tersebut. Balas-membalas gol terjadi sepanjang pertandingan.

Pada awal-awal pertandingan, Portugal mendominasi permainan. Namun, justru Hungaria yang mampu unggul lebih dulu. Tim berjuluk The Magical Magyars membuka keunggulan lewat gol spektakuler Zoltan Gera pada menit ke-19 yang merobek pojok kiri gawang Rui Patricio oleh tembakannya dari luar kotak penalti.

Pada menit ke-42 Luis Nani berhasil menjaga asa Portugal usai mencetak gol ke gawang Gabor Kiraly, meneruskan through pass menawan Cristiano Ronaldo. Babak kedua baru berjalan dua menit, Hungaria kembali mencoba meruntuhkan mental Portugal. Dzsudzsak berhasil memanfaatkan free kick pada menit ke-47. Bola yang disepak Dzsudzsak berhasil mengelabui Rui Patricio, lantaran berubah arah usai membentur salah satu pemain di pagar hidup Portugal.

Giliran Portugal kembali balas memukul, pada menit ke-50 Ronaldo akhirnya menorehkan gol pertamanya di Piala Eropa 2016. Tak sembarang, gol perdana itu dicetak dengan sebuah back heel indah memanfaatkan crossing dari sisi kanan. Belum selesai sampai di situ, Dzsudzsak kembali berhasil menjebol gawang Portugal pada menit ke-55 lewat sepakan dari luar kotak penalti. Lagi-lagi, Rui Patricio dibuat terkecoh karena bola yang berubah arah, karena bola tembakan Dzsudzsak membentur kaki Luis Nani terlebih dahulu.

Portugal belum menyerah begitu saja. Pada menit ke-62 Ronaldo kembali berhasil membalas dan merubah keadaan lewat sebuah sundulan memanfaatkan crossing Ricardo Quaresma. Pertandingan berakhir dengan skor sama kuat 3-3.

Di samping tensi tinggi dan balas-membalas gol yang menghibur sepanjang pertandingan, ada hal lain yang membuat pertandingan ini terasa spesial, terlebih bagi kapten Portgual, Cristiano Ronaldo. Peran dominan dan menonjol CR7 bagi Seleccao kembali terlihat pada pertandingan ini. Usai dua pertandingan sebelumnya yang dilewati tanpa satu gol pun berhasil dilesakkan olehnya.

Peran sebagai pemain berpengaruh di dalam tim yang biasanya begitu lekat dengan dirinya, di dua pertandingan awal Portugal pada Piala Eropa 2016, ternyata tak tampak. Ia tak bisa berbuat banyak ketika Seleccao menghadapi tim yang justru baru mencicipi Piala Eropa dan sama sekali tidak begitu diperhitungkan, Islandia.

Pada pertandingan selanjutnya menjamu Austria, menjadi jauh lebih menyeramkan pada akhirnya. Alih-alih ingin memperbaiki keadaan dan penampilan usai pertandingan pertama dan menjaga asa untuk lolos dari fase grup, justru hal yang lebih ironis menghampiri CR7 tanpa basa-basi: Ia gagal mengeksekusi sepakan dua belas pas dan mengantarkan Portugal meraih kemenangan, justru di pertandingan yang bertepatan dengan momen dimana ia memecahkan rekor penampilan terbanyak dengan 128 caps bersama Timnas Portugal, yang sebelumnya dipegang oleh Luis Figo dengan 127 caps. Ia sempat mencetak gol melalui sundulan pada menit ke-86, namun gol itu dianulir karena ia telah terjebak offiside terlebih dahulu.

Apa yang terjadi selama pertandingan melawan Austria tersebut, ternyata berdampak cukup masif pada psikis Ronaldo. Dari rubrik Super Ball di harian Tribun Jabar (22/6), diberitakan bahwa Ronaldo mengalami insomnia pasca pertandingan melawan Austria tersebut.

Menjadi ironis jika kita mengingat bagaimana label yang melekat pada dirinya sebagai pemain yang rajin mencetak gol. Bersama Real Madrid, dirinya dapat menorehkan 35 gol dari 36 pertandingan musim lalu di La Liga, dan 16 gol dapat ia lesakkan dari 12 pertandingan di Liga Champions. Juara Liga Champions 2016 pun menjadi klimaks penampilan gemilang nya bersama Real Madrid.

Perihal kesulitan mencetak gol, memang bukanlah suatu fenomena baru bagi Ronaldo. Pada 2010 lalu ia pernah mengalami 16 bulan tanpa mampu mencetak satu gol pun bagi Portugal. Ketika Marca mewawancarai perihal masalah tersebut, Ronaldo menjawabnya dengan sebuah alegori. “Saat kita menuangkan kecap, kadang kita membutuhkan waktu lama untuk menunggu kecapnya muncul. Tapi begitu muncul, maka mengalirnya tiada henti, gol juga bisa seperti itu” ujarnya.

Sebuah jawaban yang menarik, dan agaknya menjadi relevan dengan situasi yang dialaminya sekarang di Piala Eropa 2016. Usai dua pertandingan tanpa satupun gol ia berhasil lesakkan, akhirnya saat pertandingan ketiga kontra Hungaria, gol yang dinanti tiba juga.

Setidaknya kata-kata itu terbukti di pertandingan kontra Hungaria tersebut. Begitu gol pertamanya berhasil ia lesakkan di menit ke-50, gol kedua kembali berhasil ia ciptakan di menit ke-62. Hanya butuh waktu sekitar 12 menit untuk menunggu gol selanjutnya-begitu muncul maka mengalirnya tiada henti.

Kedua gol itu pula yang berhasil membawanya pada rekor baru: Sebagai pemain pertama yang berhasil mencetak gol di empat edisi Piala Eropa berbeda (2004, 2008, 2012, 2016). Walaupun usai pertandingan, tampaknya rekor itu tak terlalu dianggap spesial bagi dirinya. Ia mengatakan bahwa rekor yang diperolehnya terjadi secara alami.

Perjalanan Portugal di Piala Eropa belum lah berakhir. Predikat peringkat ketiga terbaik berhasil didapatkan, yang selanjutnya akan menghantarkan tim berjuluk Seleccao tersebut menghadapi Kroasia. Kroasia agaknya harus menjadi lebih waspada. Karena sepertinya ‘kecap’ Ronaldo sudah mulai mengalir, dengan Hungaria sebagai korban pertama yang ternoda warna hitamnya, dan Portugal sebagai yang mencicipi rasa manisnya.

Catatan redaksi: Ronaldo menjadi salah satu inisiator satu-satunya gol Portugal ke gawang Kroasia. Tembakannya yang berhasil ditepis, langsung disambar Ricardo Quaresma yang membawa Portugal ke babak delapan besar Piala Eropa 2016. Mampukah "Kecap" itu kembali mengalir di pertandingan Portugal selanjutnya?

*Penulis adalah mahasiswa Diploma 3 Fisip Unpad. Tinggal di Bandung, berakun twitter @riopngst

Komentar