Sulit untuk Menyerang, Arema Derita Kekalahan Kedua Dalam Ajang ISC

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sulit untuk Menyerang, Arema Derita Kekalahan Kedua Dalam Ajang ISC

Setelah ditahan imbang Barito Putera, Arema Cronus kembali raih hasil negatif dalam ajang Indonesia Soccer Championship. Bertandang ke Stadion Pakansari Bogor pada Minggu (31/7) malam, mereka harus rela ditaklukkan oleh PS TNI denhan skor 2-1. Kekalahan ini sendiri menjadi kekalahan kedua Arema dalam ajang ISC setelah dikalahkan oleh Mitra Kukar 2-1.

Gol-gol kemenangan PS TNI dicetak oleh Tambun Naibaho dan Aldino Herdianto, sedangkan satu gol Arema dicetak oleh Ryuji Utomo. Selain kekalahan, rekor tidak bobol Arema pun pecah setelah dalam tujuh laga sebelumnya mereka berhasil menjaga keperawanan gawang mereka.

Arema sebenarnya tidak bermain buruk menghadapi PS TNI ini. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan Singo Edan menderita kekalahan dalam laga ini.

Sulit untuk Menyerang

Dalam pertandingan kali ini, Arema sulit untuk menyerang. Gustavo Giron, Christian Gonzales dan Esteban Vizcarra yang diplot sebagai juru gedor gagal untuk mencetak gol dan memberikan ancaman ke dalam kotak penalti PS TNI. Bahkan, El Loco beberapa kali terlihat kesal peluang yang ia dapatkan selalu digagalkan oleh penampilan cemerlang Dhika Bhayangkara.

Sulitnya Arema dalam melakukan serangan ini karena dua full-back mereka, Johan Alfaridzie dan Benny Wahyudi, dipaksa untuk tidak maju dan diam di pos mereka masing-masing. Selain itu, sulitnya Esteban Vizcarra dan Gustavo Giron untuk masuk ke dalam kotak penalti PS TNI membuat serangan Arema semakin mandeg.

Bukan hanya itu, Raphael Maitimo dan Ferry Aman Saragih pun terlalu berkonsentrasi menjaga pertahanan. Inilah yang membuat ruang yang berusaha dibuka oleh Cristian Gonzales, menjadi sia-sia karena tidak adanya pemain yang masuk dari sayap ataupun muncul dari second line. Gol yang dicetak Arema pun akhirnya hanya dicetak dari set-piece.

Pujian patut diberikan kepada para full-back PS TNI yang menjaga wilayahnya dengan baik. Bahkan, ketika Giron digantikan Sunarto pun Arema tetap sulit untuk menyerang meski penyerangan menjadi lebih cair. Pujian juga patut dialamatkan kepada para winger yang memberikan tekanan konstan kepada fullback Arema sehingga mereka sulit untuk melakukan overlap.

Permainan Pass and Move PS TNI yang Berhasil Membongkar Pertahanan Arema

Arema dikenal dengan tim yang memiliki pertahanan yang rapat. Hanya kebobolan tiga gol sampai pekan ke-11 menjadi bukti kuatnya pertahanan Singo Edan. Namun, PS TNI pun tidak kalah pintar dalam menghadapi pertahanan Arema yang rapat ini. Memanfaatkan stamina mereka yang luar biasa, PS TNI membongkar pertahanan rapat Arema dengan menggunakan permainan pass and move.

Para winger PS TNI, selain mereka melakukan tekanan konstan kepada para full-back, kerap melakukan permainan one-two diiringi dengan pass and move yang cepat untuk menciptakan sebuah ruang kosong di belakang bek-bek Arema. Ruang-ruang inilah yang membuat para pemain PS TNI mampu menciptakan peluang dan menghadirkan ancaman bagi pertahanan Arema.

Hasil dari permainan pass and move dengan mengandalkan pergerakan yang cepat ini dapat terlihat dari dua gol yang diciptakan PS TNI. Gol pertama hadir dari scrimmage yang dimanfaatkan dari one-two yang membuat Wawan Febrianto mampu masuk ke dalam kotak penalti. Sedangkan gol kedua hadir dari pergerakan cepat pass and move yang membuat Tambun Naibaho mampu mengirimkan umpan kepada Aldino.

Pertahanan Arema yang Kurang Rapat

Pass and move PS TNI memang membuat pertahanan Arema kocar-kacir. Namun, sebenarnya pertahanan Arema pun kurang rapat. Hamka Hamzah dan Ryuji Utomo gagal membangun pertahanan rapat. Efek tidak bermainnya Goran Gancev pun terasa bagi Arema Cronus.

Meski beberapa kali mendapatkan cover dari Maitimo dan Ferry, namun duet Ryuji dan Hamka tampak tidak sekuat duet Hamka dengan Gancev. Ryuji tidak mampu menutup kekosongan bila Hamka maju ke depan. Selain itu, yang paling kentara adalah ketidaktenangannya dalam menghalau serangan lawan.

Sikap cerobohnya itulah yang pada akhirnya membawa dirinya mendapatkan kartu kuning, juga membuat Arema kebobolan dua gol yang mengakibatkan Arema kalah. Namun, satu gol yang ia cetak setidaknya memperlihatkan bahwa Ryuji juga mampu memanfaatkan situasi set-piece dengan baik. Ia hanya butuh ketenangan yang lebih dalam mengawal pertahanan.

Komentar