Beberapa Alasan yang Membuat United Menang Atas Leicester

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Beberapa Alasan yang Membuat United Menang Atas Leicester

Mou boleh bersenang-senang saat ini. Ia berhasil mempersembahkan trofi pertamanya untuk Manchester United usai mengantarkan The Red Devils mengalahkan Leicester City dalam laga bertajuk Community Shield. Dalam laga yang dihelat di Wembley Stadium pada Minggu (7/8) malam ini, United berhasil mengalahkan The Foxes dengan skor 1-2.

Gol-gol kemenangan United dicetak oleh Jesse Lingard pada menit ke-32 dan Zlatan Ibrahimovic pada menit ke-83. Sedangkan gol Leicester City dicetak oleh Jamie Vardy pada menit ke-52. Khusus untuk Ibra, ini adalah gol pertamanya untuk United dalam ajang resmi. Dalam pertandingan tersebut, ada beberapa hal menarik yang dapat kita lihat. Hal-hal menarik yang sekaligus menjadi alasan-alasan yang membuat United mampu memenangkan pertandingan

Lini Tengah yang Solid

United tampaknya tahu betul bahwa kehilangan N’Golo Kante yang hijrah ke Chelsea merupakan kehilangan yang cukup besar bagi Leicester. Dalam laga ini, The Foxes memainkan Danny Drinkwater dan Andy King yang notabene memiliki tipe yang sama. Tak ada pembagi bola ke depan ataupun ke winger yang berdampak pada matinya pergerakan Mahrez dan Albrighton, juga Okazaki yang terlalu sering mundur ke belakang.

Situasi ini dimanfaatkan oleh Jose Mourinho dengan memainkan pemain tengah yang kuat. Michael Carrick menjadi pemotong alur serangan Leicester dengan intersep-intersepnya. Sedangkan Marouane Fellaini menjadi gelandang box-to-box, plus petarung di lini tengah dengan memberikan tekanan terhadap King dan Drinkwater. Cemerlangnya dua pemain ini membuat lini tengah United begitu solid.

Terlepas dari Fellaini yang melakukan blunder yang berakibat terciptanya gol balasan Leicester lewat Jamie Vardy, gelandang asal Belgia ini mampu menjalankan perannya sebagai gelandang box-to-box dengan baik. Satu lagi kredit yang harus diberikan kepada Fellaini, tidak ada sikut yang melayang dalam pertandingan kali ini.

Sayap yang Lebih Hidup

Tampil dengan formasi dasar 4-4-2, Leicester harusnya memanfaatkan kedua sayap mereka dalam membangun serangan. Namun, yang terjadi di lapangan adalah sayap United yang tampak lebih hidup. Luke Shaw dan Antonio Valencia sukses menjaga wilayahnya sehingga Riyad Mahrez dan Marc Albrighton kesulitan untuk masuk ke kotak penalti (selain tentunya suplai dari tengah yang minim).

Leicester sempat mulai menggebrak ketika Demarai Gray masuk menggantikan Albrighton yang mati kutu. Pergerakannya yang lebih liar sempat membuat sayap Leicester kembali hidup. Namun, Valencia pun tidak kalah sigap untuk menghalau pergerakan pemain ini.

Di sisi lain, Jesse Lingard dan Anthony Martial tampak begitu hidup sebagai winger kiri dan kanan. Beberapa peluang emas mampu mereka ciptakan lewat pergerakan-pergerakan yang mereka lakukan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Lingard dan berujung menjadi gol pada menit ke-32.

Selain itu, Antonio Valencia dan Luke Shaw juga kerap maju membantu serangan. Valencia bahkan mampu mencetak asis untuk gol Ibrahimovic pada menit ke-83. Presentase penyerangan United lewat sayap pun cukup besar, yaitu 33% dari kanan dan 44% dari kiri. Hidupnya kedua sayap ini membuat United mampu mencetak lebih banyak peluang.

No Ibra No Party

Meski sempat buntu pada babak pertama karena mendapatkan kawalan ketat dari Wes Morgan dan Robert Huth, Zlatan Ibrahimovic mampu menunjukkan kelasnya sebagai salah satu striker terbaik Eropa. Peluang yang ia dapat dari Valencia mampu langsung dikonversi menjadi gol setelah memenangkan duel udara dengan Morgan.

Selain sebagai finisher, Ibra pun mampu menarik perhatian defender lawan. Gol yang dicetak Lingard lahir karena fokus dari defender-defender Leicester yang terlalu tercurah pada Ibra, hingga Lingard bisa dengan leluasa masuk ke dalam kotak penalti The Foxes dan menaklukkan kiper Kasper Schmeichel.

**
Dengan kemenangan ini, Mou tampaknya cukup puas dengan keadaan skuatnya jelang dimulainya Liga Primer Inggris pada 13 Agustus nanti. Namun, bukan berarti skuatnya tanpa cela, karena masih ada kekurangan dalam skuatnya utama memaksimalkan peran Rooney.

Sedangkan bagi Leicester, mereka perlu memikirkan strategi alternatif lain selain tentunya serangan balik yang sudah menjadi ciri khas mereka. Mereka juga harus segera melakukan sesuatu di lini tengah usai hengkangnya Kante. Nama Nampalys Mendy dapat menjadi opsi, asalkan ia diberikan jam terbang yang cukup.

Komentar