Kenapa Kapten Disebut Skipper?

Klasik

by Dex Glenniza 37327

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Kenapa Kapten Disebut Skipper?

Dalam sebuah berita, saya pernah membaca seperti ini: ‘West Ham skipper Mark Noble wants urgent resolution to London Stadium problems.’ Mengesampingkan sejenak isi dalam berita tersebut, pernahkah Anda bertanya, apa itu ‘skipper’?

Jawaban sederhananya adalah, Skipper biasa dipakai, lebih sering oleh media di Inggris, untuk menyebutkan nama lain dari gelar kapten (captain). Namun tak sampai berhenti di situ, pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa kapten biasa disebut juga skipper?

Jika kita merujuk pada Bahasa Inggris, skip memiliki arti ‘berpindah, bergerak dari satu kaki ke kaki lainnya dengan sedikit melompat’, jadi skipper kurang-lebih memiliki arti sebagai orang yang berpindah atau bergerak dengan perlahan.

Namun ternyata, skipper bukan diambil dari Bahasa Inggris. Melainkan dari Bahasa Belanda ‘schipper’ di mana ‘schip’ dalam Bahasa Belanda berarti ‘kapal’. Dalam Bahasa Belanda, sch- dibaca [sx], dan orang-orang Inggris mengucapkannya dengan [sk].

Setelah diserap menjadi Bahasa Inggris, skipper jadi memiliki arti baru, yaitu orang yang bertanggung jawab memerintah pada sebuah kapal. Ya, kurang-lebih memang seperti “kapten kapal”.

Kalau di laut, skipper memiliki perintah absolut kepada awak-awak di kapalnya. Skipper bisa jadi juga sebagai pemilik kapal tersebut. Berdasarkan analogi inilah skipper sudah diasosiasikan dengan kapten pada kesebelasan sepakbola dan bahkan tim olahraga lainnya seperti rugbi, kriket, dan, tentunya, mendayung.

Kemudian, kita bisa melihat apakah tanggung jawab kapten kesebelasan sepakbola sama dengan kapten kapal?

Berdasarkan Laws of the Game, tanggung jawab kapten, yang harus ditunjukkan dengan memakai ban kapten (seperti gambar di atas), hanya disebutkan secara spesifik pada saat tos koin (coin toss) sebelum sepak mula untuk menentukan letak gawang dan juga saat penentuan adu tendangan penalti.

Selain dari kedua hal di atas, seorang skipper atau kapten tidak memiliki otoritas khusus di bawah Laws of the Game, misalnya yang umumnya kita ketahui, melakukan protes kepada keputusan wasit. Meskipun begitu, seorang wasit hampir pasti akan berbicara kepada kapten terlebih dahulu perihal banyak hal di atas lapangan yang berkaitan dengan kesebelasan yang dikapteninya tersebut.

Selain itu, saat dimulainya pertandingan, seorang kapten adalah orang yang memimpin rekan-rekannya keluar dari ruang ganti menuju ke lapangan. Lalu saat penyerahan piala misalnya pada final sebuah turnamen, seorang kapten biasanya adalah orang yang memimpin rekan-rekannya menerima medali, dan menjadi orang pertama yang menerima piala atau trofi. Tapi di sebuah negara kadang soal angkat trofi ini juga bisa diwakili oleh kepala daerah, walau entah apa kepentingannya.

Seorang skipper juga adalah orang yang biasanya bertanggung jawab atas kondisi moral kesebelasannya. Jika dilihat dari penjelasan-penjelasan di atas, sejujurnya kapten di sepakbola lebih banyak tidak identiknya dengan kapten sebuah kapal.

Tapi memang pada prinsipnya, kapten dan skipper sama-sama merupakan sosok seorang pemimpin. Tapi (lagi), soal kapten Fantasy Premier League (FPL), itu tidak ada hubungannya dengan kapten kapal sama sekali.

Untuk soal ban kapten juga, kita harus sadar jika ban kapten atau captain`s armband adalah properti yang sebaiknya hanya dipakai oleh pemain di atas lapangan. Ban kapten sebaiknya tidak dipakai oleh penonton di tribun, apapun alasannya.

Kemudian kembali ke paragraf pembuka ini, jadi apa yang skipper West Ham United, Mark Noble, maksud dengan ‘masalah pada Stadion London’? Untuk masalah itu, lebih lanjutnya bisa baca artikel berikut ini.

Komentar