Kontribusi Maksimal Penyerang di Laga Inter vs AS Roma

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kontribusi Maksimal Penyerang di Laga Inter vs AS Roma

AS Roma berhasil membungkam Internazionale Milan di Stadion Olimpico, Senin (3/10) dini hari, dengan skor 2-1. Roma berhasil unggul terlebih dahulu melalui gol yang dicetak Edin Dzeko ketika laga baru berjalan empat menit. Dan skor 1-0 bertahan sampai babak pertama berakhir. Inter baru bisa menyamakan kedudukan pada menit 71` melalui gol yang dicetak Ever Banega.

Skor imbang 1-1 itu tidak bertahan lama. Sebab empat menit kemudian, Kostas Manolas berhasil kembali membalikkan keunggulan melalui sundulannya. Alhasil skor 2-1 mengakhiri pertandingan tersebut dan Inter gagal mencuri poin di kandang Roma. Kekalahan Inter ini pun gagal mendongkrak posisinya dari peringkat sembilan klasemen sementara Serie-A 2016/2017.

Inter mengoleksi 11 poin dari tujuh kali pertandingannya. Sementara kemenangan Roma membuatnya menduduki peringkat tiga dengan poin 13. Angka itu sama dengan Lazio, Chievo Verona dan AC Milan. Hanya saja Roma unggul selisih gol di antara kesebelelasan-kesebelasan tersebut. Tapi yang jelas seluruh kesebelasan itu menguntit Napoli di peringkat dua dengan raihan 14 poin.

Di sisi lain, hal menarik dari laga Roma melawan Inter adalah kebolehan masing-masing penyerangnya. Keduanya bermain dengan formasi yang sama, yakni 4-2-3-1. Roma mengandalkan Dzeko sebagai ujung tombak dan Inter membebankannya kepada Mauro Icardi pada posisi tersebut. Dan yang jelas andil keduanya begitu besar pada laga ini.

Pujian bagi Dzeko tentu saja terkait dengan sumbangsih golnya pada laga ini. Golnya itu adalah yang kelima dari lima laganya di Serie-A 2016/2017. Dan golnya pada laga ini menjadi pemain pertama yang mencetak gol bagi Roma dalam empat partai kandang secara berturut-turut. Terakhir, raihan itu dilakukan Francesco Totti pada Serie-A 2002/2003.

Selain mencetak gol, Dzeko menjadi tumpuan bangunan serangan Roma pada laga tersebut. Dzeko sering menjadi pemain pertama yang menerima awalan Roma ketika membantu serangan. Dalam hal ini, pola serangan Roma diawali dari lini belakang Roma yang cenderung melepaskan umpan jauh ke arah Dzeko berada setelah turun ke bawah. Ia menjadi tembok serangan Roma dari tengah sebelum dialirkan kepada Mohamed Salah.

Di kubu Inter, Icardi menjadi pemain yang sering membingungkan pertahanan Roma. Sebab pergerakannya dinamis karena tidak terus diam di dalam kotak penalti. Ia sering turun ke bawah untuk memancing Manolas agar keluar dari kotak penalti, kemudian memberikan ruang bagi lini depan Inter di area tersebut. Dan upayanya itu pun berkontribusi bagi gol penyama kedudukan Inter.

Pergerakannya yang turun ke bawah, berhasil memancing bek Roma sehingga memberikan ruang bagi lini depan Inter di dalam kotak penalti, salah satunya Banega. Dan pergerakan Icardi itu pula yang membuatnya berhasil menyumbangkan asis untuk Banega. Asisnya itu pun merupakan yang ke delapan dari sembilan gol yang dicetak Inter pada musim ini.

Komentar