London Stadium, Arena Kerusuhan Baru Hooligan West Ham United

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

London Stadium, Arena Kerusuhan Baru Hooligan West Ham United

Suasana begitu ramai ketika perayaan gol Cheikhou Kouyate ke gawang NK Domzale pada pertandingan play-off Liga Europa 2016/2017. Gol itu semakin menambah sukacita para suporter West Ham yang untuk pertama kalinya menghadiri tribun Stadion Olympic (London Stadium) di London pada pertandingan resmi. Sebelumnya, sejak 1904 para pendukung West Ham menghuni Boleyn Ground di kawasan Upton Park, London. Pindahnya markas West Ham itu memang memberikan keuntungan sendiri karena Stadion Olympic berkapasitas dua kali lipat lebih besar daripada Boleyn. Stadion Olympic mampu menampung 60 ribu penonton dibandingkan Boleyn yang berkapasitas 35 ribu penonton.

Rupanya sukacita para pendukung West Ham di Stadion Olympic hanya berlangsung singkat. Sebab tidak semua suporter puas dengan situasi di stadion bekas dipakai Olimpiade 2012 itu. Ketidakpuasan para suporter West Ham beragam. Tapi yang paling kentara adalah soal aturan yang tidak memperbolehkan menonton pertandingan sambil berdiri. Mereka diwajibkan duduk menonton pertandingan. Jika ada yang berdiri, teguran dari steward (petugas keamanan stadion) akan didapatkannya. Dan jika masih bersikeras berdiri, siap-siaplah untuk diusir.

Pengusiran pernah terjadi kepada 10 suporter West Ham ketika menghadapi AFC Bournemouth. Bahkan pihak kesebelasan sampai mengeluarkan ancaman terbaru berupa pencabutan tiket musiman bagi suporter yang tetap membandel. Alasan agar suporter duduk dimaksudkan untuk menghormati penonton anak-anak, orang tua, dan disabilitas. Rata-rata pendukung kategori itu menyaksikan pertandingan dengan cara duduk. Dan pembagian tribun penonton kategori itu belum dilakukan oleh operator Stadion Olympic. Alhasil, seluruh kategori penonton masih bercampur di sana.

Tanpa melepas rasa hormat, peraturan wajib duduk itu dianggap melumpuhkan suasana tribun. Sebelumnya, para suporter West Ham menonton dengan cara berdiri di Boleyn. Selain aturan tersebut, para suporter juga mengeluhkan jarak antara tribun dan lapangan terlalu jauh. Bahkan para suporter harus memakai teropong untuk beradaptasi dengan stadion barunya itu.

Baca juga: West Ham, Keuntungan Status Tuan Rumah, dan Anomali Stadion Baru

Dua faktor itu dianggap mengurangi kebisingan untuk mendukung West Ham ketika berlaga. Keluhan juga bertambah seiring dengan mahalnya harga makanan dan minuman di Stadion Olympic. Hal yang dianggap menguntungkan dari para pendukung West Ham adalah tiket musiman dan tiket anak-anak yang dihargai murah. Kendati demikian, para pendukung West Ham tetap menyerukan protesnya. Mereka menuntut agar masalah-masalah di Stadion Olympic agar segera di selesaikan.

Situasi tribun Stadion Olympic pun makin menegangkan. Mereka yang masih belum menerima situasi stadion mengeluarkan nada-nada ancaman. Ditakutkan jika ada aksi pengerusakan stadion atau terjadi kekerasan dengan petugas stadion. Pihak kesebelasan pun panik terlalu cepat. Mereka mendesak operator pertandingan agar memperbanyak petugas dan menempatkan polisi di dalam stadion. Situasi yang jarang terjadi di pertandingan Liga Primer Inggris. Mendengar desakan itu, para suporter West Ham semakin geram.

Kekesalan mereka begitu terasa ketika Karren Braddy selaku wakil ketua West Ham, muncul di layar lebar stadion sebelum menghadapi AFC Bournemouth. Ia berbicara, "Duduklah jika Anda mendukung West Ham,". Sontak pernyataan itu disambut cemoohan. Keributan pun terjadi pada laga berikutnya ketika menjamu Astra Giurgiu pada pertandingan lanjutan play-off Liga Europa 2016/2017. Tapi keributan ini menyangkut gengsi antara suporter Eropa. Di sisi lain, ada pembuktian dari suporter West Ham tentang ketidakpuasan sistem Stadion Olympic.

Tulisan-tulisan tentang Hooligan bisa diklik pada tautan ini

Tapi pembuktian itu begitu kentara ketika West Ham menjamu Watford. Pertandingan Liga Primer Inggris itu berakhir dengan ricuh setelah West Ham kalah dengan skor 4-2. Keributan itu didasari karena suporter West Ham tidak terima jika suporter Watford diperbolehkan menonton sambil berdiri. Ditambah dengan kekalahan, lengkaplah sudah alasan kericuhan mereka. Sekitar 10 suporter West Ham pun ditangkap.

"Pendukung Hammers (julukan West Ham) berusaha memulai perkelahian dengan fans Watford saat menyaksikan Hornets (julukan Watford) menang 4-2. Dan kurangnya reaksi dari petugas (stadion) menyulitkan melerai perkelahian antara pendukung. Pertengkaran berlangsung selama lima menit tanpa ada petugas dan polisi," jelas Duncan Wright, wartawan dari Sun Sport yang berada di kejadian waktu itu.

Bentrokan pun terjadi lagi ketika 3 ribu suporter Middlesbrough mendukung kesebelasnanya di Stadion Olympic. Terjadi pelemparan botol dan koin dari suporter West Ham ke kubu Middlesbrough. Para suporter West Ham pun meloncati pagar pemisah untuk menyerang suporter Middlesbrough. Selain menyerang suporter Middlesbrough, mereka juga menyerang polisi. Tiga suporter West Ham pun ditangkap atas bentrokan tersebut.

Bentrokan yang paling ditakutkan adalah ketika West Ham menjamu Chelsea saat pertandingan Piala Liga 2016/2017. Sebab bukan rahasia lagi jika Derby London itu tidak memiliki hubungan harmonis. Di sinilah rencana kesebelasan dan operator stadion untuk melibatkan polisi terlalu jauh dimulai. Mereka meminta 5 ribu polisi berjaga di luar dan dalam stadion. Biasanya, mereka cuma mengerahkan sekitar 700 polisi di luar stadion saja. Ketika menghadapi Middlesbrough pun polisi masuk ke dalam stadion ketika bentrokan terjadi.

Tapi keterlibatan polisi di dalam stadion hanya dikhususkan menghadapi Chelsea saja. Pihak polisi menolak secara rutin mengerahkan banyak personel di dalam dan luar stadion, mengingat lebih mementingkan layanan darurat keselamatan publik. Apa yang dikhawatirkan kesebelasan dan operator stadion pun terjadi. Situasi di luar pertandingan sudah memanas saat itu. Akun yang diduga salah satu anggota Headhunter, Hooligan Chelsea, menulis status di media sosial yang ditujukan untuk suporter West Ham, "Kami akan datang untukmu," begitulah katanya.

Sekitar 5 ribu suporter Chelsea pun datang ke Stadion Olympic. Baru saja pertandingan berjalan lima menit, suasana sudah memanas karena saling mencemooh. Kemudian bentrokan pun terjadi setelah West Ham unggul dua gol. Mereka saling melempar kursi, koin, dan benda-benda lainnya. Sebanyak tujuh orang pun ditangkap dan polisi akan mengidentifikasi pelaku kericuhan lainnya. Sebelumnya, total sudah 23 suporter West Ham ditangguhkan ke Stadion Olympic atas identifikasi CCTV berkualitas HD.

Sementara kericuhan masih bisa terus berlangsung karena Liga Inggris masih panjang. Pihak kesebelasan pun harus menghitung-hitung lagi atas biaya sewa Stadion Olympic sebesar 2,3 juta paun. Sebelumnya mereka tidak mengkhawatirkan itu karena biaya tiket berkapasitas besar bisa menutupinya. Tapi yang perlu diingat adalah kepindahan ke Stadion Olympic dengan situasi yang kurang menyenangkan bagi para pendukung West Ham, telah menjadi tantangan terbesar sejak meninggalkan Boleyn.


Sumber: Daily Mail, Evening Standard, Gazetta Live, Sky Sports, Telegraph, The Sun.

Komentar