Menanti Tuah si Pengguna Warna Merah

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menanti Tuah si Pengguna Warna Merah

Artikel #AyoIndonesia karya Alfonsus Libra

Beberapa hari tepat sebelum Indonesia memulai perjuangannya di Piala AFF 2016, saya melihat pemandangan yang tidak biasa. Perlu beberapa saat untuk melakukan adaptasi visual karena yang saya lihat adalah maraknya penjualan jersey timnas Indonesia di media sosial.

Hal tersebut sebenarnya tidaklah mengherankan mengingat timnas Indonesia sudah lama absen dari ajang internasional. Sekarang adalah momen yang tepat bagi para produsen jersey untuk melebarkan sayap bisnis mereka dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Kita semua tahu bahwa penjualan tersebut akan semakin meningkat berkali lipat apabila Indonesia berhasil lolos ke fase semifinal mengingat animo supporter Indonesia yang luar biasa.

Berbicara soal jersey timnas, sebenarnya jersey yang kita lihat saat ini dengan warna dominan merah ditambah strip hijau pada bagian baju dan warna putih pada celana sempat mengalami beberapa perubahan dari awal kemunculannya. Menarik jika kita membicarakan transformasi jersey timnas dari masa ke masa, karena saya sendiri merasa semakin sering membicarakannya semakin saya ingin mengoleksi jersey-jersey tersebut.

Ketika masih dijajah Belanda, Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda tampil di Piala Dunia dengan jersey berwarna orange-putih-biru. Warna orange sendiri merupakan warna yang digunakan oleh Belanda hingga saat ini. Sedangkan ketika Indonesia merdeka dan pertama kali tampil di ajang internasional pada tahun 1951, Indonesia menggunakan jersey berwarna merah-putih. Warna tersebut dipilih berdasarkan warna bendera Indonesia.

Indonesia nyaris lolos ke piala dunia tahun 1958 ketika memiliki selisih gol yang lebih baik dari Tiongkok. Namun, ketika pertandingan selanjutnya melawan Israel, Indonesia menolak bertanding karena alasan politik. Otomatis langkah Indonesia terhenti dan Israel yang berhak melaju ke babak selanjutnya. Di penyisihan piala dunia 1958, Indonesia menggunakan jersey berwarna hijau-putih.

Selepas pra Piala Dunia tahun 1958, pada periode 1960 hingga 1980-an, jersey Indonesia kembali pada warna merah-putih. Walau sempat kembali pada warna hijau-putih pada pra piala dunia tahun 1986, selebihnya merah putih kembali digunakan sebagai warna yang terpampang di jersey timnas.

Pada piala AFF tahun 2010, Nike yang bekerja sama dengan timnas Indonesia memberikan tambahan warna hijau pada jersey timnas. Tambahan warna hijau menambah kesan elegan pada jersey timnas, apalagi tambahan tersebut tidaklah berlebihan. Manajer pemasaran Nike Indonesia kala itu, Nino Priyambodo, mengatakan bahwa penambahan warna hijau memberi sentuhan sejarah seperti yang digunakan oleh timnas pada tahun 1950an. Dengan penambahan tersebut, diharapkan dapat menginspirasi performa timnas untuk lebih baik ke depannya.

Harapannya hampir menjadi kenyataan ketika timnas Indonesia bermain gemilang di hadapan publik sendiri dan menembus final piala AFF. Namun sayang perjuangan timnas terhenti di final setelah dikalahkan amat menyakitkan oleh Malaysia, tim yang dihabisi dengan skor telak 5-1 ketika di fase grup. Hingga saat ini, jersey Indonesia relatif tetap didominasi warna merah-putih-hijau, hanya dengan desain yang berbeda.

Setelah pertandingan melawan Filipina kemarin malam, perjalanan timnas mengingatkan saya pada pemenang piala Euro 2016, yaitu Portugal. Rasanya sah-sah saja jika kita menganalogikan perjuangan timnas Indonesia seperti Portugal. Dari segi jersey, keduanya memiliki jersey utama berwarna merah. Selain itu, sebelum gelaran Euro 2016 dilangsungkan, prestasi tertinggi dari Portugal hanyalah menjadi Runner up, sama seperti Indonesia. Banyak pengamat yang meragukan Portugal dapat berbicara banyak pada gelaran Euro kemarin, juga sama persis dengan apa yang dialami Indonesia. Memang di Piala AFF edisi kali ini, bukan hanya Indonesia yang menggunakan jersey warna merah sebagai jersey utama tapi ada juga tiga tim lain yaitu Vietnam, Myanmar, dan juga Singapura. Tapi, selagi bermimpi itu gratis dan tidak ada batasannya, tak ada salahnya jika kita berangan untuk menyamakan Indonesia dengan Portugal.

Lalu bagaimana dengan Myanmar, Singapura, dan juga Vietnam? Apa kita dapat menemukan tim lain yang menggunakan jersey berwarna merah sehingga analogi dengan Portugal tidak terbantahkan dan sudah mutlak milik Indonesia? Saya kira kita perlu menemukannya.

Setelah mencoba mengingat akan gelaran Euro kemarin, sebenarnya pengguna jersey merah tidak hanya menjadi milik timnas Portugal. Terdapat beberapa tim lain yang menggunakan jersey utama dengan warna merah diantaranya Belgia, Wales, dan juga Spanyol. Di bawah ini bisa dikatakan merupakan poin-poin cocoklogi sedikit maksa yang dapat saya temukan,

  1. Spanyol-Singapura

Spanyol merupakan tim tersukses di piala Eropa dengan berhasil memenangkan turnamen empat tahunan tersebut sebanyak tiga kali. Hal tersebut ekuivalen dengan apa yang diraih oleh Singapura dengan memenangi event dua tahunan ini sebanyak empat kali bersama dengan Thailand. Dikarenakan keduanya merupakan tim yang paling sukses di Piala AFF maupun piala Eropa, dan sama-sama menggunakan jersey warna merah, maka tidak ada salahnya jika kita menganalogikan Singapura seperti Spanyol.

  1. Belgia-Myanmar

Belgia dalam partisipasinya di Euro 2016 kemarin mengandalkan pemain-pemain seperti Eden Hazard, Kevin De Bruyne, Jan Vertonghen, dan lain-lain. Pemain-pemain tersebut dijuluki sebagai generasi emas yang dimiliki Belgia setelah beberapa dekade berlangsung. Tidak berbeda jauh, Myanmar dalam partisipasinya di Piala AFF kali ini banyak mengandalkan pemain jebolan dari Piala Asia U-19 tahun 2014, di mana mereka berhasil menembus babak semifinal sekaligus mendapat tiket untuk bermain di Piala Dunia U-20 di tahun berikutnya. Belgia dan Myanmar saya rasa merupakan analogi yang pas karena sama-sama memiliki generasi emas yang umurnya relatif masih muda dan yang paling penting keduanya menggunakan jersey warna merah.

  1. Wales-Vietnam

Sementara itu, Vietnam merupakan tim yang ditunggu kiprahnya di Piala AFF kali ini. Vietnam datang ke Myanmar dengan misi ingin merengkuh trofi Piala AFF untuk kedua kalinya, sejak mereka meraihnya pada tahun 2008. Wales dan Vietnam dikenal dengan permainan tim yang kolektif. Hanya saja, terdapat pemain yang menjadi andalan tim masing-masing dalam urusan mencetak gol. Pada Wales sosok itu diemban oleh Gareth Bale, sedangkan di Vietnam sosok itu diemban oleh Lê Công Vinh. Keduanya memiliki gaya bermain yang tidak berbeda, pergerakannya yang cepat, tendangan keras akurat, dan handal dalam duel udara. Berdasarkan pemaparan tersebut ditambah fakta bahwa keduanya menggunakan jersey warna merah, saya condong untuk menganalogikan Vietnam dengan Wales.

Pencocokan di atas memang hanya pencocokan tertulis yang siapapun dapat membuatnya. Hal tersebut tidak ada artinya jika tidak dibuktikan secara langsung di atas lapangan. Perjuangan Indonesia di babak grup tidak jauh berbeda seperti yang dialami oleh Portugal. Keduanya memulai turnamen dengan langkah yang terseok-seok. Banyak argumen yang bisa membantah analogi juara antara Indonesia dan juga Portugal, namun tidak ada salahnya jika kita yakin Indonesia dapat melaju ke fase berikutnya sekaligus meneruskan kejayaan tim dengan jersey warna merah di turnamen antar negara pada tahun 2016.

Sejujurnya, sekalipun Indonesia tidak dapat menjadi Portugal, menjadi Wales yang tampil menghibur, sepenuh hati, dan membuat masyarakatnya bangga juga boleh.

#AyoIndonesia

Ditulis oleh seorang mahasiswa yang semakin bertambahnya umur semakin berkurang waktu nonton bola. Berakun twitter @alfonsuslibra. Tulisan ini merupakan bagian dari #AyoIndonesia, mendukung timnas lewat karya tulis. Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Selengkapnya baca di sini: Ayo Mendukung Timnas Lewat Karya Tulis.

Komentar