Sepakbola Tiongkok: Ingin Menguasai Sepakbola Dunia pada 2050 (Bagian 2 -habis)

Cerita

by Redaksi 27

Redaksi 27

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sepakbola Tiongkok: Ingin Menguasai Sepakbola Dunia pada 2050 (Bagian 2 -habis)

Sepakbola Tiongkok saat ini memang tidak henti-hentinya melakukan gebrakan-gebrakan baru agar sepakbola di sana semakin membaik. Salah satu gebrakan besar yang dicanangkan oleh Tiongkok adalah ingin menjadikan negara mereka sebagai kiblat sepakbola dunia pada 2050.

Pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang perubahan-perubahan apa saja yang dilakukan oleh Tiongkok agar sepakbola mereka bangkit dan digandrungi oleh banyak orang. Kali ini akan dibahas tentang apa saja rencana yang dilakukan oleh Tiongkok untuk mewujudkan impian mereka menjadi penguasa sepakbola dunia pada 2050.

Dalam mewujudkan impian mereka untuk menguasai sepakbola dunia, Tiongkok mempunyai rencana yang terbagi ke dalam rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana jangka pendeknya adalah mendatangkan pemain kelas dunia ke kompetisi domestik mereka agar para pesepakbola Tiongkok bisa belajar dari para pemain kelas dunia tersebut. Sementara itu rencana jangka panjangnya adalah menciptakan bakat-bakat pesepakbola sejak usia dini dengan memberikan fasilitas penunjang yang memadai.

Mendatangkan pemain kelas dunia

Jika ada orang yang bertanya tentang apa yang kita ketahui tentang sepakbola Tiongkok, hampir sebagian besar dari kita pasti akan menjawab sebuah sepakbola yang berisi kesebelasan-kesebelasan yang begitu royal dalam mengeluarkan uang untuk mendatangkan para pemain kelas dunia incaran mereka.

Jawaban tersebut tentu tidak salah, karena mendatangkan pemain kelas dunia merupakan salah satu rencana Tiongkok dalam membangkitkan sepakbola di negeri mereka. Perkembangan ekonomi Tiongkok yang semakin kuat di dunia dan banyaknya konglomerat Tiongkok yang berinvestasi di dalam sepakbola membuat mereka tidak kesulitan dalam mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak.

Rencana mendatangkan pemain kelas dunia ini bertujuan sebagai ajang pembelajaran bagi para pesepakbola Tiongkok dan akan timbulnya persaingan untuk menjadi lebih baik di antara para pemain Tiongkok dengan para pemain kelas dunia tersebut. Para pemain kelas dunia tentu akan membuat level kompetisi semakin meningkat, kualitas itulah yang harus dikejar oleh para pemain Tiongkok untuk bisa bertahan di Liga Super Tiongkok misalnya.

Pada awalnya kesebelasan-kesebelasan Tiongkok hanya mengincar dan merekrut para pemain kelas dunia yang sudah mendekati usia 30an atau mendekati usia pensiun seperti Didier Drogba dan Obafemi Martins. Namun ketika semakin banyaknya pemain kelas dunia yang datang ke negara mereka dan semakin meningkatnya pamor sepakbola mereka di mata dunia, kesebelasan-kesebelasan Tiongkok mulai berani mengincar para pemain berusia matang sebagai pesepakbola. Rekrutan teranyar mereka pada jendela transfer musim dingin 2017, Oscar dan Axel Witsel adalah buktiny, di mana keduanya masih berada di usia emas pesepakbola.

Keroyalan kesebelasan-kesebelasan Tiongkok dalam mengeluarkan uang untuk merekrut seorang pemain membuat mereka menempatkan empat pemain yang direkrut oleh mereka berada dalam 50 pemain termahal di dunia menurut data transfermakrt.

Keempat pemain tersebut adalah Oscar, Hulk, Alex Teixeira dan Jackson Martinez. Oscar yang dibeli oleh Shanghai SIPG dengan harga 51 juta paun berada pada posisi ke-10. Hulk yang juga dibeli oleh Shanghai SIPG dengan harga 47,43 juta paun berada pada posisi ke-22. Alex Teixeira yang dibeli oleh Jiangsu Suning dengan harga 42,50 juta paun berada pada posisi ke-27 dan Jackson Martinez yang dibeli oleh Guangzhou Evergrande berada pada posisi ke-42.

Namun, tentu ada pertanyaan besar yang muncul dibalik keroyalan kesebelasan-kesebelasan Tiongkok tersebut yaitu apakah mereka tidak terkena Financial Fair Play (FFP) seperti kesebelasan-kesebelasan di Eropa? Jawabannya tentu tidak, karena FFP hanya berlaku di kompetisi Eropa saja. Jadi, kesebelasan-kesebelasan Tiongkok bebas mengeluarkan uang semau mereka karena tidak ada aturan yang menghalanginya.

Selain pemain, kesebelasan-kesebelasan Tiongkok juga mendatangkan pelatih-pelatih kelas dunia. Nama-nama seperti Marcelo Lippi, Luiz Felipe Scolari, Manuel Pellegrini dan Sven Goran Eriksson pernah/sedang melatih di Tiongkok.

Grafis daftar transfer pemain Liga Super Tiongkok (Oleh: Mayda Ersa Pratama)

Melakukan pembinaan usia dini

Sepakbola Tiongkok saat ini dikenal sebagai sepakbola yang kaya dan sangat royal dalam mengeluarkan uang untuk mendatangkan seorang pemain. Namun jangan sampai membuat kita berpikir bahwa Tiongkok tidak memperhatikan pembinaan usia dini.

Sejak Xi Jinping, seorang yang gila bola menjabat Presiden Tiongkok pada 2013, perhatian terhadap pembinaan usia dini sangat serius dilakukan oleh Tiongkok. Hal ini terbukti dengan dibangunnya sekolah sepakbola terbesar di dunia di Negeri Tirai Bambu tersebut. Sekolah tersebut terdiri dari lebih dari 50 lapangan sepakbola dibangun dalam satu lokasi untuk menampung lebih dari 2.400 siswa.

Lalu pemerintah Tiongkok juga memasukkan sepakbola sebagai bagian dari pendidikan di negeri mereka. Sepakbola dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan menjadi materi wajib yang harus diajarkan di sekolah.

Keseriusan Tiongkok dalam memasukkan sepakbola sebagai bagian dari pendidikan terbukti pada 2016 lalu. Tiongkok secara resmi mendirikan Perguruan Tinggi sepakbola pertama di dunia. Perguruan Tinggi tersebut bernama Guangzhou Sport University. Pendidikan di Perguruan Tinggi tersebut berlangsung selama empat tahun layaknya Perguruan Tinggi lainnya.

Pemerintah Tiongkok juga sudah merencanakan akan membangun 20.000 lapangan sepakbola pada 2017 ini dan mengharapkan dari proyek tersebut akan lahir sekitar 100 ribu pesepakbola baru yang akan menjadi masa depan Tiongkok.

Lalu pada 2020, pemerintah Tiongkok menargetkan terdapat 20.000 akademi sepakbola di negara mereka dan akademi tersebut dilatih oleh para pelatih asing yang berkualitas. Tiongkok juga menargetkan terciptanya 70.000 lapangan sepakbola pada 2020 ini.

Rencana-rencana tersebut disusun oleh pemerintah Tiongkok karena mereka menganggap bahwa anak-anak adalah pondasi utama jika ingin sepakbola mereka bangkit. Bahkan mereka sudah menyiapkan proyek pengembangan sejak masih bayi.

Hal yang sama telah diterapkan oleh pemerintah Tiongkok pada cabang olahraga lain. Mereka sudah mulai mengukur apakah seorang atlet bisa kompetitif di cabang olahraga atau tidak. Hal tersebut dilakukan sejak mereka masih di sekolah dasar, karena pada saat itu umumnya bakat sang anak belum terlihat. Tiongkok pun mencoba mengubah pencarian bakat melalui bentuk dan struktur tubuh. Mereka memprediksi berapa tinggi pemain saat mencapai usia 20-an, berapa pula massa otot yang bisa mereka raih.

Metode tersebut sudah terbukti ampuh pada Olimpiade 2008 di Beijing. Tiongkok berhasil menjadi juara umum dengan meraih 100 medali, 51 diantaranya adalah medali emas. Mereka mengharapkan metode ini juga akan sukses di sepakbola. Dan proyek pembinaan usia dini yang dilakukan oleh Tiongkok ini ditargetkan akan menghasilkan 50 juta pesepakbola pada 2020.

∗∗∗

Tiongkok memang tidak main-main dalam mewujudkan impian mereka untuk menguasai sepakbola dunia pada 2050. Sebelum menguasai dunia, diharapkan pada 2030 Tiongkok sudah menjadi penguasa sepakbola Asia pada 2030.

Sebuah impian yang terlihat sangat berat untuk diwujudkan. Namun, melihat keseriusan Tiongkok dalam mewujudkan impian tersebut dengan rencana-rencana besar mereka, impian tersebut bisa saja terwujud. Ditambah lagi dengan semakin kuatnya perekonomian Tiongkok di dunia membuat mereka tidak akan terlalu memusingkan masalah dana untuk menyelesaikan setiap rencana yang telah mereka persiapkan.

Tiongkok dengan segala rencana-rencana besar mereka sudah melangkah jauh ke depan meninggalkan negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Ketika Tiongkok sudah memikirkan untuk menguasai sepakbola dunia, Indonesia masih memikirkan bagaimana cara untuk menguasai sepakbola Asia Tenggara.

foto: gspconsulting.com

Bagian 1: Sepakbola Tiongkok: Dari Mana Datangnya Uang-Uang Klub Tiongkok?

Bagian 2: Sepakbola Tiongkok: Ingin Menguasai Sepakbola Dunia pada 2050

Komentar