Holgate Bukan Stones, Holgate Enggan Disamakan dengan Stones

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Holgate Bukan Stones, Holgate Enggan Disamakan dengan Stones

Pada bursa transfer musim panas 2016, John Stones membuat sebuah keriuhan dengan kabar kepindahannya dari Everton ke Manchester City dengan mahar mencapai 47,5 juta paun. Kelak mungkin saja akan ada pemain yang menirukan jejak Stones ini. Ia adalah Mason Holgate.

Dalam laga melawan Manchester City pada Minggu (15/1/2017), Holgate mencatatkan sebuah penampilan yang cukup sensasional. Bersama dengan bek Everton yang lain, Holgate sukses menjaga keperawanan gawang Everton pada laga tersebut. Catatan dua tekel, sekali intersep, dan empat kali clearance adalah sumbangsihnya dalam menjaga gawang The Toffees yang tak kebobolan pada laga tersebut.

Berkat penampilannya itu, pemain yang sudah bergabung dengan Everton sejak Agustus 2015 tersebut mulai menarik perhatian publik. Publik pun mulai membanding-bandingkannya dengan John Stones, karena permainan dan jalan hidup yang Holgate tempuh sebelum ke Everton, hampir sama dengan Stones.

Holgate Sang Ball Playing Defender

Mason Holgate lahir di Doncaster pada 22 Oktober 1996. Ia mulai mengenal sepakbola setelah bergabung dengan akademi Barnsley pada usia sembilan tahun. Berhasil menembus masuk tim youth dan tim reserve, akhirnya pada mendapatkan kontrak profesional pertamanya bersama Barnsley pada September 2014, naik pangkat dari tim Barnsley U-18. Debutnya bersama Barnsley dimulai dalam laga melawan Doncaster Rovers di ajang Football League One pada 2 Desember 2014.

Setelah itu karier sepakbolanya terbilang melaju cukup baik. Penampilan apiknya di Barnsley membuatnya digosipkan banyak diincar oleh klub-klub Liga Primer. Ketika ia memutuskan untuk membela Everton, Holgate mengaku ia memerhatikan jejak orang-orang yang sudah pernah membela Barnsley dan hijrah dari Barnsley macam Brendan Galloway dan John Stones. Akhirnya ia memutuskan membela The Toffees.

"Ketika saya memutuskan untuk meninggalkan Barnsley, saya memerhatikan jejak orang-orang yang hijrah dari Barnsley. John Stones dan Brendan Galloway menjadi acuan saya. Berkat mereka, saya akhirnya menjejakkan kaki di sini (Everton). Tempat ini adalah tempat yang baik bagi para pemain yang hijrah dari Football League One ke Liga Primer, oleh karena itu saya memutuskan untuk membela klub ini," ungkapnya seperti dilansir Daily Mail.

Walau sempat banyak menghabiskan waktu di tim reserve Everton pada musim 2015/2016, mulai musim 2016/2017 ia mulai tampil beberapa kali dalam ajang Liga Primer. Total ia sudah menjalani enam pertandingan Liga Primer pada musim 2016/2017.

"Sekarang target utama saya adalah mendapatkan jam terbang sebanyak-banyaknya bersama Everton sekaligus menunjukkan kemampuan yang saya miliki," ujarnya.

Jika melihat gaya bermain dari Holgate, banyak orang yang menyamakan gaya permainannya ini dengan John Stones. Ia suka menguasai bola di daerah sendiri, dan punya kemampuan yang baik untuk mendistribusikan bola baik itu ke lini tengah maupun langsung ke lini depan. Ia adalah seorang ball-playing defender.

Total dari enam pertandingan yang sudah ia jalani, ia sudah mencatatkan rataan umpan sukses sebanyak 79%. Bahkan dalam pertandingan melawan City, ia sukses mencatatkan rataan umpan sebanyak 80%. Ini menunjukkan bahwa ia punya kemampuan untuk menjadi ball-playing defender.

Gaya bermain Holgate ini, jika dicocokkan dengan gaya bermain Everton yang cukup direct di tangan Ronald Koeman, bisa dibilang merupakan paduan yang baik. Dengan kemampuannya dalam mendistribusikan bola, ia dapat menjadi titik awal serangan Everton dan ia dapat menjadi distributor bola di lini belakang Everton, sesuatu yang juga pernah dilakukan oleh Stones saat berkarier di Goodison Park.

Apakah Kariernya Akan Sama dengan Stones?

Roberto Martinez, manajer yang pernah menangani Holgate dan Stones, mengungkapkan bahwa Stones dan Holgate itu memiliki karakter yang sama. Hal ini ternyata beriringan pula dengan jalan karier dan permainan yang ditunjukkan oleh Holgate. Pertanyaan pun muncul, apakah karier Holgate akan sama dengan Stones?

Dengan permainan dan juga jalan karier yang hampir sama dengan Stones, mungkin saja di masa depan nanti Holgate akan menerima tawaran tinggi dari klub Liga Primer lain laiknya Stones. Tapi melihat usia Holgate yang masih terhitung muda, yaitu 20 tahun, segala kemungkinan masih bisa terjadi untuknya. Lagi pula Holgate pun menolak jika harus disamakan dengan Stones.

"Saya tidak membandingkan diri saya sendiri dengan (John) Stones karena kami adalah dua pemain yang berbeda. Jika perjalanan karier dan gaya bermain saya sekarang kerap disamakan dengannya, itu hanyalah kebetulan semata," ujar Holgate.

"Saya hanya berkonsentrasi kepada permainan saya sendiri dan tidak mau membandingkan diri saya dengan Stones. Ia seperti halnya rekan-rekan saya yang lain, yang menolong saya dalam karier sepakbola yang sedang saya jalani sekarang," tambahnya.

***

Sekarang, Holgate masih menikmati masa-masa bermainnya di Everton. Bahkan ia sukses mendapatkan panggilan ke timnas lintas usia Inggris (U-20 dan U-21) saat ia membela Everton.

Harapan banyak pihak, termasuk publik Inggris dan Everton, agar Holgate dapat berkembang menjadi salah satu bek tangguh yang kelak akan dapat menjadi andalan baik itu di Everton maupun timnas Inggris. Semoga juga, nasib Holgate tidak serupa dengan yang dialami oleh nasib pendahulunya, John Stones, yang mengalami masa sulit di Manchester City. Mungkin karena inilah Holgate menolak dirinya disamakan dengan Stones.

Sumber lain: Squawka, Transfermarkt

foto: @OfficalFPL

Komentar