AC Milan vs Napoli akan Diwarnai Perubahan Taktik

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

AC Milan vs Napoli akan Diwarnai Perubahan Taktik

Tren positif Napoli dalam tiga pertandingan terakhir Serie-A 2016/2017 akan mendapatkan tantangan ketika berkunjung ke kandang AC Milan di Stadion San Siro, Minggu (22/1) dini hari. Sebab Milan pun sedang berada di dalam situasi positif setelah lima pertandingan sebelumnya tidak terkalahkan walau pada laga pekan lalu Milan ditahan imbang Torino dengan skor 2-2. Alhasil Milan tidak akan membiarkan Napoli mencuri poin begitu saja di kandang mereka. Apalagi Napoli datang tidak dengan kekuatan penuh.

Tiga pemain Napoli yaitu Faouzi Ghoulam, Kalidou Koulibaly dan Omar El Kaddouri tidak ikut ke Milan karena masih memperkuat negaranya di Piala Afrika 2017, ditambah dengan masih cederanya Arkadiusz Milik. Sebetulnya Milan pun sedang dalam kondisi tidak sehat karena Andrea Poli, Matias Fernandez dan Riccardo Montolivo masih berbelit dengan cedera. Masalah Milan bertambah atas absennya Alessio Romagnoli dan Manuel Locatelli karena hukuman kartu.

AC Milan Tidak Boleh Menciptakan Ruang Kosong di Depan Kotak Penalti

Banyaknya pemain yang absen tidak akan memudahkan Milan untuk mempertahankan poinnya di San Siro. Peran Locatelli yang kemungkinan diisi Andrea Bertolacci memang bagus ketika membangun serangan balik mengingat akselerasi dan kecepatan mantan pemain Genoa itu cukup baik. Hanya saja Bertolacci sering meninggalkan ruang di depan kotak penalti pertahanannya. Maka perlu ada sinergi dengan Juraj "Kuco" Kucka untuk mengamankan area-area kosong di depan kotak penalti. Sebab Kuco sudah kadung serasi bermain dengan Locatelli.

Ketika diimbangi Torino pun Bertolacci sering meninggalkan Locatelli di depan kotak penalti. Locatelli seolah kehilangan patnernya ketika ia melindungi bola maupun menyaring serangan lawan di area tersebut. Hasilnya, dua gol yang bersarang ke gawang Milan, seluruhnya diawali karena lawan memiliki kebebasan menembak bola di area depan kotak penalti. Apalagi ketika gol pertama yang dicetak Andrea Belotti begitu kentara karena Adem Ljajic tanpa terkawal melepaskan percobaan tendangan ke gawang.

Faktor itu wajib diperhatikan Vincenzo Montella, Pelatih Milan. Apalagi gaya permainan Napoli berbeda dengan musim lalu dan pertemuan pertama mereka di putaran pertama Serie-A 2016/2017. Saat ini Napoli menempatkan Dries Mertens sebagai false nine di penyerang tengah yang diapit Lorenzo Insigne di sisi kiri dan Jose Callejon di sisi kanan. Mertens merupakan pemain yang aktif bergerak ke berbagai area di kotak penalti lawan. Terkadang ia bertukar posisi dengan salah satu dari Insigne atau Callejon. Bahkan turunnya Mertens ke lini tengah membukakan jalur kepada Marek Hamsik agar bisa masuk ke dalam kotak penalti.

Mertens berkemungkinan besar akan beredar di seluruh area kotak penalti Milan, terutama di depan area tersebut. Perlu perhatian khusus kepada pergerakan Mertens itu. Montella perlu mengingatkan agar kedua bek tengahnya tidak terpancing dan terburu-buru merebut bola dari Mertens. Dan perlu kerja keras untuk memberi instruksi kepada Bertolacci agar tidak terlambat ketika melakukan transisi bertahan. Sebab dari area depan kotak penalti nantilah Milan terancam mampu dieksploitasi oleh Napoli.

Kecenderungan Serangan AC Milan Lewat Sayap Kanan Bisa Dimatikan

Montella tahu bahwa Napoli di bawah arahan Maurizio Sarri selalu tampil atraktif dan menyerang. Bahkan ketika Ghoulam absen pun, Napoli masih cenderung melancarkan serangan melalui sisi kiri. Walau hanya jalur serangannya saja yang berbeda. Beberapa laga terakhir ini Insigne, Jorginho dan Hamsik, bekerja lebih keras karena harus turun terlalu dalam di sisi sayap kiri. Sebab Ivan Strinic di posisi full-back kiri tidak sebaik Ghoulam ketika melakukan transisi menyerang maupun bertahan. Tapi di sisi lain, Strinic justru disiplin ketika bertahan dan meredam winger lawannya.

Bahkan tekel bersih perlaga Strinic lebih baik ketimbang Ghoulam. Strinic mampu melakukan 1,8 tekel bersih perlaga, sementara Ghoulam cuma mampu melakukannya 1 tekel per laga. Tapi lebih sedikitnya Ghoulam tidak lepas dari tugas gandanya untuk membantu serangan. Sementara Strinic cenderung lebih sering bertahan, jika maju pun tak terlalu sering hingga kotak penalti Milan. Sisanya, diserahkan kepada Insigne, Hamsik dan Jorginho. Maka dari itulah disebutkan bahwa tiga pemain itu bekerja lebih keras akhir-akhir ini dan Napoli tetap agresif menyerang melalui sisi kiri.

Di sisi lain, Strinic juga memiliki keunggulan lain, yaitu mampu mengantisipasi bola-bola udara. Pemain asal Kroasia itu mampu memenangkan 1,5 duel udara di setiap pertandingannya. Menang 0,5 ketimbang duel udara yang dilakukan Ghoulam. Mungkin hal itu yang harus dihindari Milan kala membangun serangan. Milan sering melancarkan serangan balik melalui umpan-umpan panjang, terutama diarahkan kepada Suso sebagai winger kanan. Tapi proses itu sepertinya akan dihindari karena absennya Locatelli yang biasa melepaskan umpan-umpan jauh dari belakang.

Kesimpulan

Pertandingan akan berjalan secara hati-hati. Hal itu dilihat dari komposisi pemain Milan yang tak akan diperkuat beberapa pemain pilar. Kendati demikian, hal itulah yang juga harus diwaspadai Napoli karena Hamsik dkk bisa terbawa tempo permainan Milan dan mendapatkan serangan balik yang berbahaya. Apalagi Montella sering mengubah taktik di lapangan karena kejeliannya membaca strategi lawan. Sementara pertandingan sendiri akan berjalan seimbang. Namun Napoli bisa saja unggul jika adanya kesalahan organisir di lini tengah Milan.

Komentar