Dua Faktor yang Membuat AC Milan Dikalahkan Napoli

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Dua Faktor yang Membuat AC Milan Dikalahkan Napoli

Napoli melanjutkan tren positif ketika menghadapi AC Milan. Kendati bermain di kandang Milan, Napoli berhasil mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-1. Bahkan Napoli sudah unggul dua gol ketika pertandingan baru berjalan 10 menit. Kedua gol itu masing-masing dicetak Lorenzo Insigne pada menit 6` dan Jose Callejon pada menit 9`. Milan sendiri baru bisa memperkecil ketinggalan melalui gol yang dicetak Juraj "Kuco" Kucka pada menit 37`. Kekalahan Milan itu tidak bisa memperbaiki rekor buruk pertemuan mereka dengan Napoli. Dari 12 pertemuan, Milan cuma mampu menang satu kali.

Kemenangan Napoli itu juga menjadikan mereka sebagai kesebelasan paling banyak meraih angka di kandang lawan. Total, 18 poin berhasil diraup Napoli di kandang lawan di Serie-A 2016/2017 sejauh ini. Kemenangan atas Milan itu berhasil diraih Napoli walau tidak diperkuat beberapa pemain pentingnya seperti Faouzi Ghoulam, Kalidou Koulibaly dan Omar El Kaddouri karena memperkuat negaranya di Piala Afrika. Ditambah dengan masih cederanya Arkadiusz Milik. Milan pun tampil dengan skuat yang pincang karena tidak bisa diperkuat Alessio Romagnoli dan Manuel Locatelli karena hukuman kartu. Ada pula pemain yang masih cedera seperti Andrea Poli, Matias Fernandez dan Riccardo Montolivo.

Buah Kejelian Napoli Membaca Pertandingan

Dua gol yang dicetak Napoli pada awal pertandingan sangat mempengaruhi hasil akhir. Dua gol itu berhasil diciptakan karena ketenangan Napoli ketika memulai pertandingan. Maurizio Sarri, Pelatih Napoli, menginstruksikan kesebelasannya bermain dengan garis bertahan yang rendah. Bahkan Lorenzo Insigne, winger kiri Napoli, terlihat membantu Ivan Strinic bertahan di sisi kiri. Kendati Napoli bermain dengan garis pertahanan rendah, Milan tetap bermain dengan hati-hati. Tidak ada pressing yang diperlihatkan untuk merebut bola secara cepat dari kaki pemain-pemain Napoli. Lini depan Milan hanya membayang-bayangi saja dengan jarak cukup jauh ketika Napoli mulai membangun dari lini belakang.

Walau begitu, Milan mulai terpancing untuk meninggikan garis pertahanannya. Masing-masing full-back mulai naik untuk mematahkan aliran umpan datar Napoli. Naiknya kedua full-back Milan menciptakan celah di sisi pertahannya masing-masing. Napoli berhasil membaca kekosongan itu dengan cara memutar-mutarkan bola di wilayahnya sendiri, kemudian melepaskan umpan jauh ke arah lain menuju kekosongan di sisi pertahanan Milan. Pola itu berhasil ketika sisi kanan Napoli melepaskan umpan jauh ke sisi kiri yang sudah ada Insigne bebas tanpa pengawalan.

Alhasil, Insigne yang bebas tanpa kawalan karena kekosongan full-back kanan Milan berhasil dikonversi menjadi gol. Begitu pun dengan gol kedua Napoli ketika Dries Mertens berhasil menerima umpan jauh di sisi kanan. Kemudian ruang yang ditinggalkan Mertens diisi oleh Jose Callejon, winger kanan Napoli. Callejon pun mendapatkan posisi yang enak untuk menceploskan bola ke gawang Milan setelah mendapatkan umpan dari Mertens. Alhasil, penampilan baik Gianluigi Donnarumma harus tercoreng karena ruang kosong yang tercipta di kedua sisi pertahanan kesebelasannya.

Napoli Memperpadat Lini Pertahanannya

Perubahan gaya permainan terjadi ketika babak kedua dimulai dengan kedudukan 2-1. Milan berhasil memperkecil ketertinggalan melalui Kuco karena berhasil memanfaatkan celah di antara full-back dan bek tengah Napoli. Memang setelah unggul dua gol, pertahanan Napoli lebih terbuka lebar. Jarak antara pemain belakang melebar karena Napoli justru menambah intensitas serangan mereka. Tapi perubahan itu justru menjadi celah bagi Milan untuk memperkecil ketertinggalan. Sarri nampak tahu celah yang dibuat dari perubahan strateginya itu memungkinkan kesebelasannya kebobolan lagi. Apalagi setelah gol Kuco, Milan terus gencar melakukan umpan-umpan terobosan kepada celah yang diciptakan jarak pemain belakangnya tersebut.

Mengantisipasi hal itu, Sarri mengubah permainan Napoli menjadi lebih bertahan ketika babak kedua dimulai. Allan diinstruksikan bermain lebih ke dalam pertahananya sendiri, sehingga Napoli terlihat bermain dengan pola lima bek. Jarak antara pemain belakang pun lebih rapat. Kendati bermain bertahan, para pemain Napoli sabar untuk merebut bola dari kaki pemain Milan. Namun risikonya adalah semakin seringnya sayap Milan melepaskan umpan-umpan silang ke kotak penalti Napoli. Tapi Carlos Bacca yang diplot sebagai penyerang tengah nampak kesulitan memenangkan duel udara dengan Raul Albiol maupun Lorenzo Tonelli yang diduetkan di jantung pertahanan Napoli.

Grafis umpan silang AC Milan. Sumber: Fourfourtwo.

Bacca pun harus rela diganti Gianluca Lapadula pada menit 72`. Tapi Lapadula pun masih kesulitan menyelesaikan umpan silang Milan menajdi gol. Milan pun menggunakan cara lain dengan melepaskan percobaan tendangan jarak jauh. Hal itu karena adanya kekosongan di depan kotak penalti setelah Allan terlalu fokus bertahan lebih dalam. Allan pun diganti Amadou Diawara pada menit 60` dan mengganti Marek Hamsik oleh Piotr Zielinski pada menit 73`. Sarri nampak ingin tetap memperkokoh area luar kotak penalti, namun membutuhkan pemain yang bisa melancarkan serangan balik cepat melalui umpan panjang. Dan masuknya Diawara dan Zielinski adalah pemain yang memagang peranan tersebut.

Kesimpulan

Milan terbawa dengan permainan Napoli di awal pertandingan. Hal itu membuat celah bagi Napoli untuk mencetak dua gol di awal pertandingan. Kedudukan yang sulit dikejar oleh Milan. Upaya pengejaran Milan pun dipersulit dengan jelinya Sarri melakukan beberapa perubahan taktiknya ketika pertahanannya mulai membuka celah. Pergantian pemain pun menjadi peranan penting untuk menyokong strategi serangan balik Napoli dan memaksa Milan merapihkan kembali posisinya setelah porak-poranda.

Komentar