Menanti Kejutan Lain dari Sang Hiu Pantai Selatan, PSCS Cilacap

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menanti Kejutan Lain dari Sang Hiu Pantai Selatan, PSCS Cilacap

Oleh: Damar Y. Firmanto

Kompetisi sepakbola tanah air tampaknya akan semakin bergeliat musim depan. Setelah beberapa bulan terakhir berkutat dengan turnamen-turnamen dan kompetisi tak resmi, PSSI akhirnya menyelenggarakan kompetisi resmi yang akan bergulir beberapa bulan ke depan. Saat ini tim-tim peserta Liga sedang gencar-gencarnya melakukan persiapan guna menyongsong kompetisi yang kini berubah nama menjadi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

Belakangan kita disuguhi berita-berita menarik dari aktivitas transfer pemain yang dilakukan klub-klub Liga 1. Bergabungnya Irfan Bachdim ke Bali United, saga transfer Yanto Basna yang diakhiri dengan bergabungnya mantan penggawa Persib Bandung itu ke Sriwijaya FC, serta manuver luar biasa PSM Makassar yang berhasil mendatangkan sederet nama beken membuat peta persaingan Liga 1 musim depan akan sangat menarik.

Namun sebenarnya persaingan ketat tak hanya terjadi di level teratas saja. Satu level di bawahnya, kompetisi Liga 2 yang musim ini akan diikuti oleh 60 klub, menjanjikan persaingan yang tak kalah seru. Selain karena mulai musim depan sistem promosi dan degradasi sudah mulai berlaku, ada banyak klub legendaris yang berkompetisi di kompetisi ini.

Ada nama Persik Kediri, yang merupakan pemegang dua gelar juara Liga Indonesia. Begitupun dengan PSIS Semarang, klub legendaris yang beberapa tahun lalu begitu disegani. Jangan lupakan juga, mulai musim depan kita akan kembali menyaksikan aksi-aksi klub besar yang sudah cukup lama mati suri, Persebaya Surabaya yang juga berkompetisi di Liga 2.

Selain nama-nama yang saya sebutkan tadi, masih ada klub-klub besar lain yang tentunya akan berupaya keras untuk kembali berjaya di level tertinggi Liga Indonesia seperti PSMS Medan, Persita Tangerang, Persis Solo, maupun PSS Sleman. Dapat dipastikan, persaingan untuk memperebutkan tiket promosi ke Liga 1 musim depan akan berlangsung dengan sangat panas.

Di luar dari nama-nama beken tadi ada satu klub yang tak boleh dilupakan, klub kecil yang berasal dari wilayah paling selatan Jawa Tengah, PSCS Cilacap. Meski tak punya sejarah yang mentereng , Laskar Nusakambangan (julukan PSCS) terbukti mampu terus berprestasi di level kedua kompetisi nasional sejak mereka pertama kali menembus Divisi Utama pada 2011.

Dalam tiga musim terakhir, PSCS selalu berhasil lolos ke babak 16 besar. Bahkan musim lalu anak-anak asuhan Gatot Barnowo itu mampu menjadi juara ISC B 2016. Sebelum menjuarai ISC B, PSCS memang seperti tak pernah terdengar di kancah persepakbolaan tanah air. Jangankan di level nasional, di level Jawa Tengah pun mereka masih kalah tenar dibanding klub-klub lain macam PSIS Semarang, Persis Solo, dan Persijap Jepara.

Klub ini juga tidak memiliki banyak nama beken di dalam skuat. Sebagian besar skuat PSCS adalah pemain-pemain muda lokal yang dipadukan dengan pemain-pemain senior yang sebenarnya juga tak begitu tenar. Nama-nama seperti Ugik Sugianto ataupun Jimmy Suparno mungkin cukup dikenal tetapi mereka tidak masuk dalam kategori pemain bintang. Padahal dua pemain tersebut adalah pemain paling senior yang dimiliki oleh PSCS.

Sedangkan sosok pelatih mereka, Gatot Barnowo pun sama, tak terlalu populer. Wajar, karena pria asal Magelang tersebut tak pernah sekalipun menukangi tim-tim besar. Karier Gatot selama ini hanya berkutat di klub-klub divisi utama. Tetapi justru dengan segala keterbatasan mereka itulah PSCS menjadi sebuah tim yang tangguh karena tidak bertumpu kepada satu atau dua pemain.

Setiap pemain PSCS bekerja sama dengan baik sehingga menciptakan tim yang solid, tangguh, dan begitu sulit ditaklukkan.
Contoh nyatanya terlihat pada gelaran ISC B 2016 lalu. PSCS bukanlah unggulan di kompetisi tersebut. Bahkan sampai babak delapan besar, klub yang bermarkas di stadion Wijayakusuma tersebut masih dianggap sebagai tim kejutan.

Saat itu PSCS menantang Persita Tangerang di perempatfinal. Jimmy Suparno dkk membutuhkan waktu 120 menit untuk merebut satu tiket semifinal. Di babak semifinal, lagi-lagi mereka harus melewati extra time untuk bisa menaklukkan klub unggulan lainnya, Martapura FC.

Akhirnya, partai final ISC B yang digelar di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara menjadi pembuktian ketangguhan Laskar Nusakambangan. Bertanding melawan PSS Sleman, salah satu tim yang mempunyai barisan suporter paling fanatik di Indonesia, tim yang ber-jersey warna putih tersebut tak gentar meski terus-menerus diteror oleh para pendukung PSS. Pun ketika gawang mereka bobol di menit-menit awal, mereka tak panik.

Jimmy Suparno dkk terus memperagakan gaya khas mereka, permainan menyerang dengan mengandalkan umpan-umpan akurat. Sampai akhirnya mereka mampu membalikkan kedudukan menjadi 2-1. Permainan PSCS bukan tanpa cela karena beberapa kesalahan yang mereka buat sempat membuyarkan keunggulan menjadi 2-2 dan 3-3 di babak tambahan. Tetapi ketangguhan skuat Gatot Barnowo jelas terlihat di sepanjang pertandingan yang berakhir dengan kedudukan 4-3 itu.

Tim ini punya mental yang bagus. Keberhasilan mereka menjuarai ISC B setelah melewati tiga pertandingan yang berlangsung selama 120 di perempatfinal, semifinal, dan final membuktikan hal itu.

Lantas, bagaimana peluang mereka musim depan?

Tak mudah memprediksi jalannya kompetisi di Indonesia karena skuat masing-masing klub peserta seringkali berubah total setiap musimnya. Manajemen PSCS sendiri kabarnya telah sepakat mempertahankan pelatih Gatot Barnowo. Selain itu 80% skuad mereka di ISC B lalu dipastikan akan bertahan termasuk sang striker kawakan Ugiek Sugianto dan kapten tim yang juga merupakan putra asli Cilacap, Jimmy Suparno.

Skuat yang tidak banyak berubah memang bisa mendatangkan kerugian dan keuntungan tersendiri. Di satu sisi, kekuatan PSCS sudah pasti akan terbaca oleh lawan-lawan mereka. Di sisi lain mereka diuntungkan karena tim yang sudah padu dan tidak perlu beradaptasi lagi.

Mengingat prestasi mereka pada ISC B 2016, PSCS kini bukanlah lagi klub kacangan di wilayah Jawa Tengah maupun nasional. PSCS adalah ancaman serius bagi klub-klub besar lain. Jika bisa mempertahankan performa bagus mereka di ISC B lalu, bukan tidak mungkin PSCS akan meraih satu tiket ke Liga 1, atau bahkan kembali menjadi juara.

Sepakbola Indonesia, bersiaplah menyambut kejutan lain dari Sang Hiu Pantai Selatan.

foto: @PSCS_Cilacap

Penulis adalah karyawan swasta yang menyukai sepakbola, khususnya Serie A. Biasa bercuit di akun Twitter @damar_dyf


Tulisan ini merupakan bagian dari Pesta Bola Indonesia, meramaikan sepakbola Indonesia lewat karya tulis. Isi tulisan dan opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis.

Komentar