Pressing PBFC Berhasil Matikan Suplai Persib Menuju Sayapnya

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pressing PBFC Berhasil Matikan Suplai Persib Menuju Sayapnya

Pusamania Borneo FC (PBFC) berhasil memenangkan pertandingan leg pertama babak semifinal Piala Presiden 2017 atas Persib Bandung di Stadion Segiri, Samarinda, Kamis (2/3). PBFC menang dengan skor 2-1 atas gol yang dicetak Reinaldo Da Costa pada menit 14 dan Patrich Wanggai pada menit 67. Sementara Vladimir Vujovic menjadi satu-satunya pencetak gol bagi Persib pada menit 44.

Dari susunan pemain awal, PBFC menyimpan beberapa pemain andalannya seperti Diego Michiels, Rachmat Latif dan Abdul Aziz. Sementara Persib tidak bisa memainkan Serigo Van Dijk karena masih cedera. Maka penyerang tunggal yang biasa dilakoni Van Dijk diperankan oleh Angga Febryanto. Persib juga menyimpan Tony Sucipto, Dedi Kusnandar dan Shohei Matsunaga.

Pertandingan sendiri berjalan dengan tempo cepat. PBFC terlihat lebih mendominasi permainan, sementara Persib terus mencari-cari celah untuk menembus sepertiga akhir pertahanan lawannya. Tensi tinggi sudah diperlihatkan PBFC ketika pertandingan baru dimulai. Selama 15 menit pertama, kesebelasan berjuluk Pesut Etam tersebut bermain menyerang disertai pressing agresif ketika Persib menguasai bola. Patrich menjadi pemain PBFC yang rajin melakukan tekanan di lini depan, sementara Asri Akbar melakukan hal sama di lini tengah. Tekanan yang dilakukan Patrich cukup membuat Persib kesulitan untuk membangun serangan dari belakang melalui umpan-umpan datar.

Begitu pun Asri yang membuat Gian Zola sebagai gelandang serang Persib kesulitan mengalirkan bola di lini tengah. Kedua full-back PBFC juga aktif membangun serangan ketika 15 menit pertama. Kedua full-back itu membantu kedua pemain sayapnya untuk masuk ke sepertiga akhir pertahanan Persib. Pergerakan mereka itulah yang membuat masing-masing full-back Persib cenderung bermain bertahan pada awal pertandingan. Dan yang jelas, tekanan serta agresivitas serangan PBFC pada 15 menit pertama membuat build-up serangan Persib tidak jelas.

"Pertandingan dan permainan kami jauh dari harapan. Tidak bisa berbuat apa-apa. Jauh dari memuaskan permainan kami. Gol kami hanya tercipta dari bola mati," imbuh Djajang Nurjaman selaku pelatih Persib ketika selesai pertandingan.

Hal itu ditunjukkan dengan minimnya suplai bola Persib ke sisi sayapnya. Sampai pada akhirnya PBFC unggul terlebih dahulu melalui gol Reinaldo dari proses tendangan sudut, barulah serangan sayap Persib bisa sedikit menemukan ruang. Sebab PBFC menurunkan tempo permainannya setelah keunggulan pertama. Serangan-serangan PBFC lebih sering diawali dengan umpan jauh dari belakang. Pada proses itulah dua bek tengahnya terutama Kunihiro Yamashita kerap bermain sebagai pengumpan jarak jauh. Tak lupa tentu Asri Akbar yang bermain layaknya seorang halfback sehingga PBFC kerap terlihat seperti bermain dengan skema tiga bek tengah. Kedua full-back mereka pun cenderung lebih bertahan, terutama Michael Orah di sebelah kiri. Pilihan Orah itu tidak lepas dari kecenderungan serangan Persib melalui sisi kanan yang mengandalkan Febri Haryadi dan dibantu Supardi.

Tapi Supardi hanya beberapa kali maju ke sepertiga akhir lawan. Ia lebih banyak maju sampai setengah lapangan saja. Supardi tidak ingin area pertahanannya kecolongan melalui serangan balik PBFC jika terlalu maju. Kendati demikian, kurangnya dorongan Supardi untuk Febri membuat Orah lebih mudah menangani serangan kepada area pertahanannya. Sementara berbeda dengan full-back kanan PBFC yang dilakoni Zulvin Zamrun bisa bergerak naik membantu serangan. Sebab full-back kiri Persib yang diisi Wildansyah cenderung lebih bertahan. Apalagi ia harus berhadapan dengan Terens Puhiri yang memiliki kecepatan tinggi dari serangan sayap kanan PBFC.

Maka dari itu Wildanysah agak kesulitan karena harus menghadapi mobilitas Terens yang didukung agresivitas Zulvin. Namun sejak Tony Sucipto masuk menggantikan Wildansyah di babak kedua, Terens sulit untuk menembus pertahanan sisi kiri Persib. Alhasil Terens lebih memilih untuk sering bergerak ke tengah. Mengabaikan umpan-umpan silang yang diandalkan pada babak pertama (karena ditujukan kepada Reinaldo untuk menyambut umpan silang lambung), menjadi umpan-umpan terobosan datar ke dalam kotak penalti Persib. Sampai pada akhirnya kebuntuan Persib untuk membangun arah serangan ke sayapnya telah buntu.

Dengan hasil ini, Persib sebenarnya hanya perlu menang 1-0 pada leg kedua nanti untuk bisa lolos ke final. Di sisi lain, PBFC hanya membutuhkan hasil seri pada leg kedua di Stadion Si Jalak Harupat pada akhir pekan nanti, Minggu (5/3). Hanya saja PBFC tidak ingin tampil bertahan untuk mendapatkan hasil seri pada leg kedua nanti.

"Anak-anak bermain luar biasa. Itu yang kami syukuri. Target kami di Bandung harus bisa lebih banyak bikin gol. Kami juga dengan kemenangan ini mempertahankan rekor tidak kalah di kandang," ujar Ricky Nelson yang ditunjuk menjadi Pelatih PBFC khusus Piala Presiden. "Di Bandung kami akan terus bermain menyerang, karena bermain bertahan adalah tindakan bodoh. Kami akan terus pressing mereka dari awal sampai akhir."

Feature image dan line-up oleh: Mayda Ersa.

Komentar