Menanti Kesempatan Marko Pjaca untuk Ujian Baru Leonel Vangioni

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Menanti Kesempatan Marko Pjaca untuk Ujian Baru Leonel Vangioni

Juventus dikagetkan dengan tendangan jarak jauh Manuel Locatelli ketika menghadapi AC Milan pada pertemuan pertama Serie-A 2016/2017. Tendangan itu menjadi gol semata wayang Milan yang mengalahkan Juventus dengan skor tipis 1-0. Juventus tentu tidak ingin kembali kalah dalam pertemuan keduanya di Stadion Juventus dini hari nanti, Sabtu (10/3). Apalagi Juventus bermain di kandang sendiri yang belum pernah dikalahkan di sana dalam 90 menit sejak 23 Agustus 2015.

Ambisi balas dendam Juventus untuk pertandingan nanti sedikit tersendat karena absennya Juan Cuadrado karena hukuman kartu. Padahal kecepatan dan kelincahan Cuadrado akan dibutuhkan Juventus untuk mengeksploitasi pertahanan sisi kiri Milan yang sering dijadikan sasaran serangan lawan. Akan tetapi kekosongan Cuadrado dalam formasi 4-2-3-1 bisa menjadi kesempatan bagi Marko Pjaca untuk mencuri perhatian di Serie-A. Selain Cuadrado, dua pemain lainnya yaitu Giorgio Chiellini dan Stefano Sturaro pun tidak bisa dimainkan karena masih berjuang sembuh dari cedera.

Di sisi lain, cedera pun masih menjadi kendala bagi Milan untuk memainkan Giacomo Bonaventura dan Riccardo Montolivo. Suso pun mendapatkan cedera sebelum pertandingan ini sehingga melakukan sesi latihan terpisah beberapa hari sebelumnya. Ignazio Abate di posisi full-back kanan pun tidak bisa diturunkan karena sedang menderita sakit mata. Posisi Abate kembali menjadikan Vincenzo Montella menjadikan Mattia De Sciglio kembali menjadi full-back kanan walau posisi aslinya berada di sebelah kiri.

Berharap Marko Pjaca Jadi Pembeda

Vangioni tidak bisa lega begitu saja atas absensi Cuadrado. Sebab ia bisa saja menghadapi Pjaca yang tidak kalah cepat dan lincah seperti Cuadrado. Vangioni selalu kesulitan mengahadapi pemain sayap dan lincah seperti pada pertandingan-pertandingan sebelumnya melawan Felipe Anderson, Domenico Berardi dan yang lainnya. Dalam empat pertandingan terakhir pun area yang dijaganya selalu dijadikan kecenderungan lawan untuk diserang. Di antara bek lainnya, Vangioni adalah pemain yang paling sering terkecoh, dengan 1,2 perlaga gagal menghentikan dribel lawan.

Tapi kelengahan Vangioni tidak bisa divonis begitu saja. Kecolongan-kecolongan Vangioni disebabkan karena kurangnya perlindungan dari rekan-rekan yang lainnya. Salah satunya dari Gerard Deulofeu yang akhir-akhir ini diandalkan Milan mengisi posisi winger kiri. Kontribusi bertahan Deulofeu untuk bertahan tidak terlalu maksimal. Pemain yang baru direkrut dari Everton itu cuma melakukan satu tekel bersih di setiap pertandingannya. Hal itu tidak lepas dari tugas Deulofeu yang diperintahkan untuk menjadi penyerang palsu di lini depan. Perintah itu membuatnya harus bergerak ke tengah untuk membuka ruang-ruang serangan rekan-rekannya. Namun tugasnya itu justru bisa membuat full-back lawan bisa naik membantu wingernya.

Pada laga nanti pun full-back yang harus diantisipasi Vangioni bukanlah pemain sembarangan. Ia harus berhati-hati dengan pergerakan Dani Alves untuk membantu serangan sayapnya. Vangioni hanya berharap Andrea Bertolacci bisa membagi tugasnya dengan baik, yaitu antara membantunya bertahan atau melindungi Manuel Locatelli jika kehilangan bola. Bertolacci pun menjadi build-up serangan Milan dari tengah sejak cederanya Bonaventura. Jika tugasnya tidak terbagi dengan baik, maka Vangioni harus berjuang sendirian untuk menghadapi kecenderungan serangan Juventus kepada areanya seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya melawan kesebelasan lain.

AC Milan Paksa Juventus Lepaskan Umpan Jauh, Tapi Jangan Memaksa Adu Lari

Di sisi lain, mobilitas Deulofeu di lini depan diharapkan bisa membantu Milan agar tidak takut melancarkan pressing. Tekanan yang dilakukan Deulofeu kepada Alves akan sangat membantu kesebelasannya untuk mengurangi agresivitas serangan sayap kanan Juventus. Selain Deulofeu, para pemain lain di wilayah Juventus pun harus aktif melakukan pressing. Sebab sejauh ini, setidaknya pressing merupakan taktik yang cukup ampuh untuk meredam Juventus. Juventus sendiri memiliki alternatif lain ketika mendapatkan pressing ketat maupun agresif dari lawan-lawannya. Sebab lini belakang mereka memiliki kemahiran dalam membangun serangan dari sana, salah satunya melepaskan umpan jauh ke depan.

Namun umpan jauh dari Juventus seharusnya bisa dimanfaatkan Milan yang memiliki pemain-pemain berpostur tinggi dan besar. Bek tengah yang diisi duet Alessio Romagnoli dan Gabriel Paletta sangat kuat dalam duel udara. Perpaduan keduanya bisa memenangkan 4,4 duel udara di setiap laganya. Begitu pun Vangioni cukup lihai dalam duel udara. Rataan kemenangan duel udaranya di setiap laga adalah 1,3 kali. Sementara Pjaca cuma memenangkan 0,3 duel udara di setiap pertandingannya. Tapi jika Vangioni memenangkan duel udaranya, maka ia jangan sampai melewatkan jarak yang terlalu jauh dengan Pjaca.

Hal itu karena Juventus yang melepaskan umpan jauh tidak selalu tepat kepada keberadaan wingernya. Melainkan mengirimkan jarak yang lebih agar dikejar kecepatan wingernya. Tentu saja Vangioni perlu menjaga jaraknya dengan Pjaca. Hal itu bisa dikerjakan secara baik asal konsentrasi Vangioni tidak terpecah dengan pemain Juventus yang lain, terutama jika Alves naik ke sepertiga akhir untuk membuka ruang. Dan satu lagi, kemungkinan Paulo Dybala untuk bergerak lebar juga akan merepotkan. Maka dari itulah Vangioni tidak bisa bekerja sendirian agar kuat ketika bertahan.

Komentar