Generasi Baru Sepakbola Italia

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 143747

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Generasi Baru Sepakbola Italia

Belanda 1, Italia 2. Itulah hasil akhir uji tanding yang digelar pada Rabu, 29 Maret 2017 dini hari. Hasil yang tak terlalu mengejutkan karena Belanda saat ini tengah dalam masa krisis, bahkan baru saja memecat Danny Blind yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih kepala.

Namun dari laga tersebut ada satu hal menarik, yakni mengenai masa depan timnas Italia. Karena pada laga tersebut, pelatih tim nasional Italia, Gian Piero Ventura, menurunkan sejumlah pemain debutan. Bahkan sejak menit awal, Ventura dengan percaya diri memainkan pemain-pemain muda.

Apa yang terjadi pada laga melawan Belanda, bahkan sebenarnya dalam satu tahun terakhir, Italia telah meninggalkan label pemain tua dalam skuat mereka. Setelah gagal di Piala Eropa 2016, Italia memang seolah tengah menyambut era baru; Italia telah menyiapkan generasi pemain yang mungkin bisa memberikan prestasi trofi Piala Eropa 2020/2024 atau mungkin Piala Dunia 2022.

***

Pada laga melawan Belanda, Gianluigi Donnarumma diturunkan sejak menit pertama. Kiper berusia 18 tahun itu menjalani pertandingan ketiganya untuk timnas, tapi yang pertama kali sebagai starter. Pada laga tersebut, setidaknya kiper andalan Milan ini menggagalkan empat peluang Belanda. Kehebatan Donnarumma memang tidak perlu disangsikan lagi.

Donnarumma berhasil menggeser Salvatore Sirigu dan Federico Marchetti, dua kiper senior yang selalu menjadi bayang-bayang Buffon. Sebenarnya masih terdapat Mattia Perin (24 tahun). Hanya saja kiper yang lebih dulu disebut-sebut sebagai penerus Buffon ini tengah mengalami cedera ACL. Ini seolah menjadi jalan lengang untuk Donnarumma.

Kiper berbakat Italia sendiri bukan hanya Donnarumma dan Perin semata. Di skuat saat ini misalnya, ketimbang memanggil Sirigu atau Marchetti, Ventura lebih memberikan kesempatan pada kiper berusia 20 tahun, Alex Meret, untuk bersanding dengan Buffon dan Donnarumma. Di tempat lain, seangkatan Perin ada Nicola Leali dan Marco Sportiello. Sementara selain Meret, kiper-kiper di bawah usia 21 tahun lainnya seperti Simone Scuffet, Pierluigi Gollini, Alessio Cragno, dan Emil Audero pun sudah mengantri.

Di posisi bek tengah dua nama sudah terjamin: Alessio Romagnoli dan Daniele Rugani. Keduanya sama-sama berusia 22 tahun. Pada laga melawan Belanda, keduanya mengapit bek Juventus, Leonardo Bonucci. Romagnoli dan Rugani sendiri diprediksi bisa menjadi Fabio Cannavaro dan Alessandro Nesta baru, dua bek yang mengantarkan Italia juara Piala Dunia 2006.


Baca juga: Piala Dunia 2006 dan Sepakbola Curang a la Italia


Selain Rugani dan Romagnoli, Italia pun bisa berharap besar pada bek Palermo, Edoardo Goldaniga, dan bek Sassuolo, Luca Antei. Keduanya sudah menjadi bek utama kesebelasan yang mereka bela masing-masing. Dengan usianya yang masih di bawah 25 tahun, keduanya juga bisa menjadi suksesor Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini yang sudah tidak muda lagi.

Italia pun nantinya tak akan kesulitan untuk mencari pemain di posisi gelandang dan penyerang. Jika pada Piala Eropa 2016 lalu Italia kebingungan mencari penyerang yang akhirnya pilihan jatuh pada Graziano Pelle dan Citadin Eder (juga Simone Zaza yang identik dengan tendangan penalti konyolnya), saat ini sudah mulai banyak penyerang muda berbakat mulai bermunculan, bahkan jika Ciro Immobile, saat ini 27 tahun, nanti sudah mulai menurun ketajamannya.

Andrea Belotti menjadi talenta lini depan terbaik Italia saat ini. Usianya masih 23 tahun. Hingga artikel ini ditulis, penyerang Torino ini sudah mencetak 22 gol dari 26 penampilan. Ia pun menjadi pencetak gol terbanyak sementara Serie A, mengungguli penyerang-penyerang asing seperti Edin Dzeko, Mauro Icardi, Dries Mertens, hingga pemain termahal Serie A, Gonzalo Higuain.

Selain Belotti, Manolo Gabbiadini (25 tahun) sedang memiliki karier yang cukup menjanjikan bersama Southampton pun bisa menjadi opsi lain di lini depan Italia nanti. Nicola Sansone yang mulai menghiasi skuat timnas Italia pun masih berusia 30 tahun pada 2022 nanti saat ini tengah menjadi andalan Villareal. Belum lagi penyerang-penyerang muda seperti Andrea Petagna (21 tahun) atau Alberto Cerri (20 tahun).

Italia memang tidak fasih bermain dengan tiga penyerang. Namun di generasi muda Italia saat ini, penyerang sayap berbakat mulai bermunculan ketika nama Stephan El Shaarawy mulai tenggelam. Saat ini Lorenzo Insigne masih menjadi andalan. Namun pemain-pemain seperti Federico Bernardeschi, Matteo Politano, Domenico Berardi, Simone Verdi, hingga Federico Chiesa bisa memberikan dimensi berbeda bagi lini serang Italia di masa yang akan datang.

Sementara itu lini tengah juga dihuni oleh banyak pemain muda berbakat. Italia tak akan khawatir jika Claudio Marchisio, Thiago Motta atau Daniele De Rossi pensiun dalam waktu dekat. Bahkan setelah Andrea Pirlo tak lagi membela timnas Italia, Marco Veratti sudah terbukti bisa menjadi suksesor mantan gelandang AC Milan dan Juventus tersebut.

Bersambung ke halaman kedua

Komentar