Tantangan Inter Milan untuk Hadapi AC Milan yang Lebih Agresif

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Tantangan Inter Milan untuk Hadapi AC Milan yang Lebih Agresif

Internazionale Milan sedang membutuhkan kemenangan atas satu seri dan dua kekalahan pada tiga pertandingan terakhi mereka di Serie-A 2016/2017. Tapi kemenangan yang diinginkan Inter akan berat karena harus menghadapi AC Milan sebagai rival sekotanya di Stadion Giuseppe Meazza, Sabtu (15/4). Keinginan Inter begitu berat karena Milan baru menang empat gol tanpa balas pada laga sebelumnya melawan Palermo. Tentu perbedaan hasil tersebut akan menjadi beban mental bagi Inter yang dilatih Stefano Pioli.

Tapi Inter bisa sedikit lega karena Milan akan tampil tanpa Mario Pasalic yang sedang menjalani hukuman kartu. Padahal gelandang itu berperan penting pada formasi 4-2-3-1 yang dipakai Milan mengalahkan Palermo. Selain Pasalic, Milan juga tampil tanpa Andrea Bertolacci, Giacomo Bonaventura, Ignazio Abate dan Riccardo Montolivo karena cedera. Sementara Inter bisa tampil dengan kekuatan penuh karena tidak ada pemainnya yang absen karena cedera maupun hukuman kartu.

Mengekang Gerard Deuofeu

Mati Fernandez diperkirakan bakal menggantikan peran Pasalic sebagai gelandang serang nanti. Tapi Mati tidak seagresif Pasalic dalam melakukan pressing lebih ketat dan agresif pada formasi 4-2-3-1 yang mulai diterapkan Vincenzo Montella. Namun Mati bisa dibilang lebih kreatif membangun serangan ketimbang Pasalic yang cenderung bekerja keras merebut bola di penguasaan bola lawan. Kreativitas Matri bisa menyokong aksi kedua winger Milan yaitu Gerard Deulofeu di sisi kiri dan Suso di sebelah kanan.

Terutama Deulofeu yang semakin berbahaya ketika Milan menggunakan formasi 4-2-3-1. Mantan pemain Everton itu pun mencetak gol pada kemenangan atas Palermo. Formasi itu membuat Deulofeu memiliki jarak yang lebih dekat untuk bertahan membantu poros ganda dan full-back kiri. Begitu pun ketika menyerang, Deulofeu lebih memiliki keleluasaan. Ia bisa bergerak lebih dalam dan ke tengah untuk menjadi motor pertama serangan. Apalagi Deulofeu dilengkapi dengan kemampuan operan yang baik.

Buktinya, Deulofeu merupakan pemain kedua terbanyak melepaskan umpan kunci di Milan saat ini. Pemain asal Spanyol itu melakukan dua operan kunci per laga sebanyak dua kali di setiap pertandingannya. Padahal Deulofeu baru didatangkan Milan pada bursa transfer Januari lalu dan umpan kuncinya cuma kalah dari Bonaventura. Maka dari itulah Vincenzo Montella, pelatih Milan, percaya bahwa Deulofeu bisa menggantikan peran Bonaventura sama baiknya.

Perkembangan Deulofeu wajib diperhatikan Inter pada laga nanti. Apalagi full-back kanan Inter yang biasa dilakoni Danilo D`Ambrosio, memiliki agresivitas menyerang lebih tinggi ketimbang sisi kiri. Tidak hanya D`Ambrosio, poros ganda Inter pun harus sadar pergerakan Deulofeu jika menuju area depan kotak penalti. Sebab dari sanalah mantan pemain Everton itu bisa melepaskan umpan-umpan terobosan yang mematikan. Maka Inter saat ini harus lebih memperhatikan area depan kotak penaltinya pada laga nanti.

AC Milan Harus Kuasai Area Depan Kotak Penalti Inter Milan

Ketika Inter dikalahkan AS Roma, dua bola bersarang di gawang Samir Handanovic dihasilkan dari tendangan jarak jauh. Maka dari itu mengapa Inter perlu diwanti-wanti soal penjagaan di area depan kotak penalti karena menghindari Milan melepaskan tendangan jarak jauh. Sebab Deulofeu dan Suso yang memiliki tendangan jarak jauh terbaik di Milan, cenderung dimainkan pada laga nanti. Apalagi jika mengingat formasi 4-2-3-1 membuat kedua winger itu bisa semakin leluasa masuk ke tengah dan melepaskan sepakan jarak jauh.

Diyakini Deulofeu dan Suso bisa memanfaatkan area depan kotak penalti karena begitu mobilitasnya poros ganda Inter dalam mencari bola dan membangun serangan, sebab keterlambatan transisi bertahan poros ganda merupakan salah satu kelemahan Inter. Baik Geoffrey Kondogbia, Marcelo Brozovic atau Gagliardini, sama-sama tidak terlalu memiliki transisi bertahan yang baik. Tapi setidaknya Gagliardini lebih memiliki kecepatan melakukan transisi bertahan. Hanya saja ia sering terlihat malas bergerak ketika kehilangan bola.

Sebetulnya ada baiknya Inter memasangkan Gagliardini dengan Gary Medel pada laga nanti karena insting bertahannya. Tapi Pioli lebih menyukai Medel dijadikan bek tengah. Tentu ketiadaan Medel yang bernaluri lebih bertahan di depan kotak penalti (sebagai poros ganda) akan lebih mengurangi risiko sepakan jarak jauh. Medel yang menjadi bek tangah akan membuat Milan lebih leluasa melepaskan tembakan jarak jauh. Tiga laga belum merasakan kemenangan dan kebobolan enam gol sudah cukup membuktikan lini pertahanan Inter sedang tidak beres.

Kesimpulan

Pertandingan nanti akan berjalan menarik dan saling serang karena Milan lebih berani melancarkan pressing dengan formasi 4-2-3-1. Berbeda dengan formasi-formasi sebelumnya karena Milan cenderung lebih berhati-hati melakukan pressing di wilayah lawan dan lebih memilih bertahan dengan garis rendah. Strategi itu akan menghadapi Inter yang memainkan sepakbola menyerang cepat dari sayap a la Pioli sehingga Derby Milan kali ini lebih menarik dari pertemuan terakhir.

Komentar