Rangkuman Liga 1 2017 Minggu Pertama: KITAS Cole dan Essien, KITAS Semua Pemain Asing

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Rangkuman Liga 1 2017 Minggu Pertama: KITAS Cole dan Essien, KITAS Semua Pemain Asing

Liga 1 2017 sudah dimulai. Sebanyak 18 tim (menunggu hasil pertandingan antara Bhayangkara FC melawan Perseru Serui pada Kamis (20/4/2017)) sudah mulai berkompetisi dalam ajang yang juga dinamai oleh Gojek Traveloka Liga 1 ini. Beberapa hal menarik pun langsung terjadi, bahkan ada beberapa kejadian menarik yang terjadi di luar lapangan, seperti masalah KITAS pemain asing yang belum selesai diurusi oleh klubnya.

Terlepas dari urusan KITAS dan hal-hal administratif lain yang masih belum selesai diurusi klub, dari dalam lapangan, minggu pertama Liga 1 2017 ini tetap menyajikan beberapa hal menarik sekaligus kontroversial yang layak untuk disaksikan.

Protes Borneo FC dan Arema FC Kepada Wasit

Baru saja Liga 1 2017 dimulai, sudah ada beberapa protes yang dilayangkan kepada operator Liga 1, yaitu PT Liga Indonesia Baru (LIB). Ada dua klub yang tercatat melayangkan protes kepada PT LIB, yaitu Arema FC dan Borneo FC. Dua protes yang mereka layangkan memiliki dasar yang hampir sama: protes atas kepemimpinan wasit.

Usai laga melawan Persib Bandung yang berakhir imbang 0-0, pihak Arema melayangkan protes resmi kepada PT LIB. Protes ini mereka layangkan atas ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan wasit Mustafa Umarella yang menganulir gol Cristian Gonzales.

Pihak Arema menilai, dalam proses terjadinya gol tersebut, posisi Gonzales ketika bola ditendang oleh Adam Alis berada dalam posisi onside, tidak offside, sehingga seharusnya gol tersebut disahkan. Mereka pun meminta kepada PT LIB untuk mengevaluasi kinerja dari Mustafa.

Beberapa hari setelah protes dilayangkan pihak Arema soal kepemimpinan wasit, pihak Borneo FC pun melakukan protes yang serupa. Pihak Borneo FC menilai kepemimpinan wasit Nusur Fadilah yang memimpin pertandingan antara PS TNI melawan Borneo FC sedikit bermasalah. Nusur menganulir dua gol Lerby Eliandry karena menilai pemain tersebut sudah berada di dalam posisi offside. Borneo FC menilai Lerby masih berada dalam posisi onside (serupa dengan protes Arema FC).

Selain itu, pihak Borneo FC pun memprotes soal kasarnya permainan PS TNI yang tidak ditindak secara tegas oleh wasit dalam pertandingan tersebut. Beberapa pemain mengalami luka-luka, dan hal ini pun bahkan sampai mengundang perhatian dari APPI.

Marquee Player yang Masih Perlu Beradaptasi

Gelaran Liga 1 2017 semakin semarak dengan adanya marquee player. Diawali dengan Persib Bandung yang mendatangkan Carlton Cole dan Michael Essien, beberapa klub lain pun juga mulai mendatangkan marquee player, seperti Madura United (Peter Odemwingie), Persela Lamongan (Jose Coelho), Mitra Kukar (Mohamed Sissoko), Borneo FC (Shane Smeltz), serta menyusul Arema FC dan Persija yang juga dikabarkan akan mendatangkan marquee player.

Diharapkan mampu mendongkrak penampilan klub, selain harapan peningkatan keuntungan finansial, kehadiran marquee player di beberapa klub ini masih belum sesuai harapan. Essien dan Cole tampil melempem dalam laga pertama bersama Persib, pun dengan Jose Coelho dalam laga pertamanya bersama Persela, dan Shane Smeltz dalam laga pertamanya bersama Borneo FC.

Tercatat hanya Peter Odemwingie (Madura United) serta Steven Paulle dan Wiljan Pluim (PSM) marquee player yang memberikan kontribusi positif untuk tim. Odemwingie menyumbang satu gol kemenangan untuk Madura United dalam laga melawan Bali United. Paulle dan Pluim tampil gemilang untuk membantu PSM memenangi laga perdana melawan Persela.

Sisanya, marquee player yang lain tampaknya masih butuh waktu untuk beradaptasi di Liga 1 2017 ini, terutama masalah cuaca dan kondisi fisik yang belum sampai pada kondisi terbaik.

Masalah KITAS Essien dan Cole, Masalah KITAS Semua Pemain Asing di Indonesia

Baru saja Liga 1 2017 bergulir pada minggu pertama, masalah administratif langsung muncul. Masalah KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) yang merupakan syarat bagi para pemain asing agar bisa tampil membela klub, ternyata belum dipenuhi oleh klub-klub. Kembali diawali oleh Persib yang dikabarkan belum mengurusi KITAS Cole dan Essien, BOPI pun melansir bahwa ada sampai 25 pemain asing yang tersebar di 11 klub Liga 1 2017 yang belum mengurusi KITAS bagi para pemain asingnya.

Menjadi polemik ketika para pemain yang belum memegang KITAS tersebut sudah diturunkan dalam laga Liga 1 2017. Sekretaris Jenderal BOPI, Heru Nugroho, mengatakan bahwa pemain yang belum punya KITAS tidak boleh diturunkan di Liga 1 2017 karena ini adalah kesepakatan sebelum liga dimulai, yang sudah disepakati oleh klub dan operator liga.

"Kami sudah menyepakati soal rekomendasi terkait KITAS bersama PT Liga Indonesia Baru dan klub-klub sebelum turnamen dimulai. Rekomendasi itu berupa penundaan untuk menurunkan pemain yang belum punya KITAS," ujar Heru seperti dilansir Kompas.

Jika tidak segera mengurusi KITAS, bukan tidak mungkin para pemain yang sudah dimainkan dalam laga pertama Liga 1 2017 akan mengalami kemungkinan terburuk: deportasi. Hal ini diungkapkan oleh Kasi Waskadim Kantor Imigrasi Klas I Bandung, Agustianur.

"Kalau tidak diselesaikan (pengurusan KITAS), sanksi paling tegas bisa dideportasi," ujar Agustianur seperti dikutip Detiksport.

Pengurusan hal-hal yang sifatnya administratif ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi klub-klub di Indonesia.

Komentar