Memiliki, Lalu (Tidak Mengakui) Kehilangan Daniel Alves

Cerita

by Redaksi 33 74301

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Memiliki, Lalu (Tidak Mengakui) Kehilangan Daniel Alves

"Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya"

Petikan frasa di atas adalah petikan dari lirik lagu sebuah band asal Yogyakarta, Letto, berjudul "Memiliki Kehilangan". Secara tersirat, lagu ini menggambarkan bahwa jika kita merasa kehilangan akan sesuatu, maka kita sudah merasa memiliki sesuatu tersebut. Rasa kehilangan akan sesuatu tidak akan muncul jika rasa memiliki belum ada di dalam diri.

Filosofi "Memiliki Kehilangan" ini, bisa diselami dari kehidupan salah satu penggawa Juventus yang pernah berseragam Barcelona, Daniel Alves. Jika Alves merasa kehilangan Barcelona, maka Barca, walau memang sulit untuk mengakuinya, kelak akan merasa kehilangan Alves. Apalagi Alves adalah salah satu full-back terbaik di dunia.

Rasa Memiliki Alves Terhadap Barca yang Kuat

Dalam pengakuan tertulisnya di Players Tribune berjudul The Secret, Daniel Alves menceritakan pengalamannya saat ia menyaksikan Barca melakukan comeback dalam laga melawan Paris-Saint Germain di babak 16 besar Liga Champions. Di tulisan tersebut, ia tak henti mengungkapkan kegembiraannya, meski pada saat itu ia sudah tidak berseragam Barcelona lagi.

"Seperti halnya suporter Barca di belahan dunia lain, saya pun menggila saat itu. Ini seolah menjadi sebuah tanda bahwa sebenarnya, jauh di relung hati saya yang terdalam, masih ada nama Barcelona," ujar Alves.

Apa yang dilakukan Alves ini, mencerminkan sebuah rasa memiliki yang cukup dalam. Bagaimana tidak, delapan tahun ia berseragam Barcelona sejak diboyong dari Sevilla pada 2008 silam. Delapan tahun pula ia membawa Blaugrana meraih banyak trofi dan penghargaan, dan hampir rata-rata semua trofi dan penghargaan yang Alves raih bersama Barca adalah trofi dan penghargaan yang bergengsi.

Delapan tahun pula ia merasakan banyak pergantian pelatih, mulai dari Pep Guardiola, Tito Vilanova, Tata Martino, sampai Luis Enrique. Ia juga banyak melihat pemain keluar masuk Camp Nou. Dengan masa yang cukup lama seperti itu, janganlah heran kalau Barca memiliki tempat yang spesial di hati Alves. Alves sudah memiliki Barcelona.

Jika tidak ada rasa memiliki, mana mau Alves malam-malam terduduk di sofanya, menonton laga Barca melawan PSG sambil makan camilan (mungkin), dan berjingkrak-jingkrak kala Sergi Roberto mencetak gol di menit ke-95? Kalau Alves tidak punya rasa memiliki, mungkin ia akan memilih untuk tidur.

Maka, Alves pun sempat merasa aneh ketika harus menghadapi Barca bersama Juventus dalam babak delapan besar Liga Champions. Ada sebuah perasaan aneh yang menyelimutinya. Ia pun tidak menutup-nutupi hal tersebut, dan perasaannya ini tercermin kala ia harus menenangkan Neymar yang menangis tersedu usai Barca dikalahkan Juve.

“Saya katakan padanya (Neymar) bahwa inilah sepakbola. Saya juga mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin menghadapi Barca setelah apa yang telah kami lalui bersama, tapi dalam situasi ini Anda harus mengesampingkan perasaan Anda dulu. Semua orang berusaha mempertahankan warna kesebelasan mereka dan Neymar tidak perlu bersedih karena ini hanya kekalahan dan dia harus terus berjalan ke depan,” ujar Alves seperti dilansir Goal.

Jika Alves punya rasa memiliki yang begitu besar, apakah Barca juga punya?

Bersambung ke halaman berikutnya, Mengakui atau Tidak, Barca Kehilangan Sosok Alves

Komentar