Produktivitas Masih Menjadi kendala Arema

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Produktivitas Masih Menjadi kendala Arema

Trend positif Bali United terhenti di pekan ke-10 Liga 1 Indonesia 2017, saat dikalahkan Bhayangkara FC 1-3 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Padahal sebelumnya, klub berjuluk Serdadu Tri Datu itu berhasil melawati empat pertandingan tanpa terkalahkan dengan rincian tiga kemenangan di pekan keenam (melawan Borneo FC), delapan (melawan Persib Bandung), dan sembilan (melawan Perseru Serui), serta satu imbang di pekan ketujuh saat dijamu Persija Jakarta.

Namun selayak mengalami antiklimaks, mereka justru tersungkur di kandang sendiri saat melakoni pertandingan ke-10. Tentu ini bukan hasil yang menyenangkan, skuat asuhan Widodo Cahyono Putro itu butuh suntikan kemenangan lagi di pekan ke-11, untuk kembali ke papan atas klasemen sementara.

Setidaknya kemenangan atas Arema bisa mengatrol perolehan poin mereka menjadi 19, yang otomatis akan mengantar Bali duduk di posisi tiga besar, karena walau poin mereka sama dengan Persipura Jayapura yang kini ada di posisi tiga, Bali punya keunggulan selisih gol.

Hanya saja, hal tersebut harus dilakukan dengan perjuangan ekstra, lantan lawan yang akan mereka hadapi di pekan ke-11 adalah Arema FC, yang juga butuh menang untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen. Saat ini, klub kebanggaan masyarakat Malang itu berada di posisi 10 dengan 15 poin. Suntikan tiga poin dari laga melawan Bali United, setidaknya bisa membuat mereka naik ke posisi tujuh klasemen.

Faktor Dukungan Suporter dan Kembalinya Kesimbangan Lini Belakang Arema

Di atas kertas Arema mungkin lebih diunggulkan untuk keluar sebagai pemenang. Sebab Singo Edan akan tampil di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu (17/6). Selain itu dari empat pertemuan terakhir kedua tim di semua ajang, Arema unggul telak dengan meraih tiga kemenangan dan satu hasil imbang.

Selain itu kubu Arema juga dipastikan bisa diperkuat kembali oleh palang pintu mereka, Arthur Cunha yang sempat absen dalam beberapa pertandingan karena cedera. Kehilangan Cunha, membuat lini pertahanan Arema jadi lebih mudah ditembus lawan.

Dari empat laga yang dilalui Singo Edan tanpa kehadiran Cunha di lapangan, enam gol bersarang di gawang Kurnia Meiga, dengan empat di antaranya disumbangkan Persela Lamongan.

Namun saat ini Cunha sudah kembali, dan siap memainkan laga keduanya bersama Arema pascacedera. Jadi keseimbangan lini pertahanan Arema juga bisa terjaga kembali. Apalagi Bagas Adi Nugroho juga kemungkinan besar bisa tampil setelah kembali dari Tim Nasional.

Lini Penyerangan Arema yang Belum Moncer

Meski begitu, Arema masih memiliki pekerjaan rumah lain, yaitu membenahi lini depan yang kurang produktif. Sampai pada pekan ke-11 ini, bersama Persib, Persegres Gresik United, Perseru, dan Persiba Balikpapan, Arema masuk dalam daftar kesebelasan yang belum mencetak gol sampai dua dijit. Ini menjadi ironi tersendiri bagi Arema, yang di Piala Presiden 2017 lalu masuk sebagai tim dengan tingkat produktifitas yang sangat baik.

Entah apa yang menjadi masalah di lini depan Arema, padahal secara permain mereka sangat menjanjikan dengan pola menyerang yang di terapkan Aji Santoso. Seperti saat mereka ditahan imbang Perseru 0-0.

Dalam laga tersebut Arema menguasai pertandingan dengan 61 persen penguasaan bola, tingkat melepaskan tembakan ke gawang pun Arema unggul dengan delapan tembakan berbanding lima. Namun tidak ada satupun gol yang berhasil mereka cetak. Tentu para Aremania berharap agar masalah tersebut bisa cepat diatasi oleh Aji Santoso, agar di laga melawan Bali nanti, Arema bisa lebih moncer.

Marcos Flores Sebagai Otak Serangan Bali United

Sementara Bali United juga bukan lawan yang bisa begitu saja dilumat Arema. Meski keseimbangan lini pertahanan Arema mulai pulih, namun hal tersebut jangan sampai membuat mereka lengah, sebab Bali sendiri juga punya skema penyerangan yang baik, dengan Marcos Flores sebagai otak serangannya. Kemampuan tersebut juga ditunjang dengan akurasi operan penempatan bola yang bagus.

Selain itu ada juga sosok Yabes Roni, yang dengan kecepatannya berpotensi untuk mengacak pertahanan Arema dari sektor sayap. Jangan lupakan juga duet striker Irfan bachdim dan Sylvano Comvalius yang menjadi duet mematikan di lini serang Bali United.

Irfan dengan kecepatannya mampu menjadi penghubung yang baik antara lini tengah dan depan, sementara Comvalius dengan insting mencetak golnya yang baik bisa sangat berbahaya bagi pertahanan Arema andai pergerakannya tak diperhatikan dengan saksama.

Potensi Serangan Balik yang Bisa Merepotkan Pertahanan Bali yang Rapat

Selain itu, Bali juga punya pertahanan yang rapat, peran dari Ahn Byung-Keon, Agus Nova, Ricky Fajrin, serta I Made Andhika di setor pertahanan Bali sangat sigap dalam mengantisipasi serangan terkoordinasi lawan.

Namun, satu catatan penting yang masih perlu dibenahi adalah antisipasi serangan balik cepat. Di laga melawan Bhayangkara terlihat bagaimana lini pertahanan mereka sering kerepotan ketika menghadapi serangan balik yang dilancarkan Evan Dimas dan kawan-kawan.

Bisa dibilang, kekalahan menyakitkan Bali dari Bhayangkara FC di pekan ke-10 kemarin karena transisi dari menyerang ke bertahan yang menjadi salah satu titik lemah, hingga bisa diberondong tiga gol kala itu.

Komentar