Main Poker, Liburan Seru a la Max Kruse

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Main Poker, Liburan Seru a la Max Kruse

Ketika memasuki masa libur kompetisi setelah musim yang panjang dan melelahkan, para pemain yang tidak terlibat dalam ajang internasional akan menghabiskan waktunya untuk berlibur. Dari sekian banyak aktivitas pemain-pemain yang menjalani libur kompetisi, apa yang dilakukan Max Kruse terbilang unik.

Kompetisi liga sepakbola satu musim penuh adalah kompetisi yang cukup menguras fisik dan mental seorang pemain. Berpuluh-puluh pertandingan sepakbola harus dijalani oleh seorang pemain dalam satu musim, dan itu adalah hal yang cukup menjemukan. Belum lagi jika ditambah tim tersebut tampil di ajang-ajang internasional macam Liga Champions atau Liga Europa, jumlah pertandingan yang harus dijalani menjadi lebih banyak.

Kejemuan inilah yang pada akhirnya membuat para pemain benar-benar memanfaatkan waktu libur yang mereka miliki ketika libur kompetisi. Ada yang pergi ke Ibiza, ada yang pergi ke Laut Mediterania, dan ada juga yang menghabiskan waktunya bersama keluarga di rumah dan berekreasi bersama keluarga. Intinya, masa libur kompetisi adalah masa yang tepat untuk beristirahat dan berelaksasi.

Namun yang dilakukan oleh pemain Werder Bremen, Max Kruse, terbilang cukup unik. Saat pemain lain memilih untuk berlibur di atas kapal pesiar, berjemur di pantai, atau menghabiskan waktu bersama keluarga, Kruse malah pergi ke Las Vegas. Di Vegas, ia pun memilih untuk bermain poker dalam sebuah ajang bernama World of Series Poker (WSOP).

Hebatnya lagi, pada World Series of Poker 2017, Kruse berhasil masuk ke jajaran enam besar dan berpeluang mendapatkan gelar juara WSOP pertamanya sekaligus berpeluang mendapatkan uang sebesar 110.000 dolar Amerika. Kruse tampaknya memang punya bakat terpendam dalam bermain poker.

Kecintaan Kruse pada Poker

Pada 2014, Max Kruse belajar main poker dari seorang pemain poker profesional Jerman, George Danzer. Itu menjadi awal mula Kruse menyukai permainan ini. Danzer mengajarkan teknik-teknik yang rumit dalam bermain poker, dan Kruse mampu menguasainya dalam waktu 30 menit saja.

Setelah menguasai permainan poker ini, pada Juni 2014 Kruse mencoba peruntungannya dengan mengikuti World Series of Poker di Las Vegas saat itu. Ia pun ikut di kategori No-Limit 2-7 Draw Lowball. Kruse mampu bermain dengan apik dan akhirnya mengakhiri petualangannya di WSOP 2014 dengan menjadi juara tiga dalam kategori No-Limit 2-7 Draw Lowball. Pemain yang juga pernah membela VfL Wolfsburg ini berhak membawa uang sebesar 36.494 dolar saat itu.

Secara terbuka, kepada PokerListings ia mengungkapkan bahwa ia mencintai permainan poker ini. Baginya, bermain poker itu sama saja dengan bermain sepakbola di atas lapangan. Ada kalanya ia harus menerapkan sebuah strategi dalam bermain poker, juga harus pandai dalam membaca lawan yang dihadapi.

"Dalam poker ada berbagai strategi yang harus kita terapkan untuk mengalahkan lawan. Dalam permainan seperti roulette ataupun blackjack, semua murni tentang berjudi. Dalam poker, ada hal lain yang saya dapatkan. Saya belajar membaca lawan, membaca gelagat orang lain," ujar Kruse.

"Persiapan yang saya lakukan sebelum bermain poker hampir sama dengan persiapan yang saya lakukan sebelum bertanding sepakbola. Inilah yang membuat permainan poker, bagi saya, adalah hal yang menarik," tambahnya.

Kemiripan antara permainan sepakbola dan poker inilah yang membuat Kruse dengan cepat mampu menguasai permainan poker, bahkan sampai ke tingkat yang tersulit. Namun kesukaan Kruse akan poker ini pernah membuatnya terlibat dalam masalah.

Masalah Kruse Akibat dari Bermain Poker

Karena kesenangannya akan bermain poker ini, Kruse pernah mendapatkan masalah. Ini terjadi ketika ia membela VfL Wolfsburg pada kisaran Maret 2016 silam. Saat itu, setelah membela Wolfsburg dalam pertandingan melawan Hoffenheim, Kruse bermain poker dalam sebuah turnamen World Poker Series di Berlin. Dalam ajang itu, Kruse sukses menjadi juara dan berhak atas uang hadiah 60.000 paun.

Sial bagi Kruse, ketika membawa pulang uang hadiah tersebut ke tempat tinggalnya, uang tersebut tertinggal di taksi yang ia tumpangi. Ia pun menelepon polisi, dan uangnya berhasil kembali. Makin sial bagi Kruse ketika ceritanya ini menjadi publik, dan terdengar sampai ke telinga manajemen Wolfsburg.

Pihak klub langsung memberikan sanksi tegas kepada Kruse. Ia didenda sebesar 20.000 paun oleh klub. Efek lanjutannya, ia menjadi jarang dimainkan oleh pelatih Wolfsburg ketika itu, Dieter Hecking. Klaus Allofs pun sudah memikirkan masa depannya ketika itu.

"Mungkin ia (Kruse) memiliki kesenangan pribadi dan punya hobi sendiri yang biasa dijalani. Namun kami juga tetap merupakan bagian dari klub ini, klub Wolfsburg. Kami sudah menjelaskan kepadanya tentang perilaku seperti apa yang kami harapkan ada di dalam diri setiap pemain. Kami hanya bisa berharap bahwa ajaran yang kami berikan dapat mengubah perilaku buruknya itu (senang main poker)," ujar pernyataan resmi klub seperti dilansir Daily Mail.

Akibat kesenangannya main poker ini, kariernya di Wolfsburg pun tak bertahan lama. Pada musim 2016/2017, ia pun memutuskan untuk kembali ke Werder Bremen, klub masa mudanya. Di Bremen, ia tidak punya masalah dengan klub karena kebiasaannya bermain poker ini. Hasilnya? Di Bremen ia sukses mencetak 15 gol dari 23 penampilannya di Bundesliga bersama Bremen.

***

Setiap orang punya hobi dan kesenangannya masing-masing, begitu juga dengan Kruse. Di luar pekerjaannya sebagai pesepakbola, sah-sah saja jika Kruse memiliki hobi pribadi, seperti main poker, selama hal tersebut tidak merugikan bagi dirinya. Apalagi, Kruse memang memiliki bakat tersendiri dalam bermain poker.

Kesenangannya dalam bermain poker ini bisa menjadi pilihan tersendiri. Setidaknya, jika kelak Kruse pensiun dari dunia sepakbola, ia punya dunia lain yang bisa ia tekuni.

foto: @Sporf

Komentar