Vincent Janssen dan Nasib Para Pencetak Gol Terbanyak Eredivisie

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi 34396

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Vincent Janssen dan Nasib Para Pencetak Gol Terbanyak Eredivisie

Pemain berstatus pencetak gol terbanyak tentu akan dianggap spesial di mata banyak orang. Menjadi pemain dengan gol terbanyak membuktikan bahwa penyerang tersebut memiliki insting gol tinggi dan yang paling utama mampu tampil konsisten sepanjang musim.

Sederhananya, atas dasar itulah Vincent Janssen didatangkan Tottenham. Vincent Janssen, yang memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Eredivisie 2015/2016 (27 gol dari 34 penampilannya bersama AZ Alkmaar), bergabung ke Tottenham dengan nilai transfer sekitar 20 juta euro.

Liga Primer Inggris kembali kedatangan top skorer Eredivisie atau divisi teratas Liga Belanda. Namun untuk saat ini, Tottenham, juga kesebelasan top Liga Primer lain khususnya Liga Inggris yang rela berinvestasi besar, perlu berhati-hati akan kualitas pemain berstatus top skorer Eredivisie.

Sebelum Janssen, musim lalu Manchester United juga mendatangkan pencetak gol terbanyak Eredivisie 2014/2015, Memphis Depay. Yang menjadi pertanyaan, apakah Janssen akan bernasib sama dengan Depay yang tampil di bawah performa setelah hijrah ke Liga Primer Inggris?

Depay terbukti gagal beradaptasi pada musim pertamanya bersama Manchester United. Di liga, ia hanya mencetak dua gol dari total 29 penampilan. Padahal musim sebelumnya, penyerang berusia 22 tahun tersebut mencetak 22 gol dari 30 penampilan di Liga Belanda bersama PSV Eindhoven.

Depay bukan yang pertama. Wilfried Bony, yang berstatus top skorer Eredivisie 2012-2013, tampil di bawah performa setelah ia naik level ke Manchester City meski sempat tampil cemerlang pada musim pertamanya bersama Swansea City, kesebelasan yang memboyongnya dari Vitesse Arnheim.

Melompat lebih jauh, ada nama Jari Litmanen, Luc Nilis, Mateja Kezman, Dirk Kuyt, dan Afonso Alves yang merupakan pemain berstatus top skorer Eredivisie yang kemudian gagal menunjukkan sinarnya ketika hijrah ke Liga Primer. Hanya saja Luc Nilis menjadi pengecualian karena ia sebenarnya sempat mencetak gol pada laga debutnya bersama Aston Villa, sebelum mendapatkan cedera pada pertandingan ketiganya yang membuat penyerang asal Belgia ini harus pensiun pada usia 33 tahun

Litmanen, top skorer Eredivisie 1993-1994, gagal bersinar bersama Liverpool (dari Ajax Amsterdam sempat ke Barcelona). Kezman yang tiga kali menjadi pencetak gol terbanyak Eredivisie, langsung tampil melempem bersama Chelsea. Kuyt yang empat musim terakhirnya di PSV Eindhoven (ralat: Feyenoord) selalu mencetak lebih dari 20 gol (top skorer Eredivisie 2004-2005), maksimal hanya mencetak 15 gol dalam semusim di segala ajang bersama Liverpool. Sedangkan Afonso Alves yang mencuri perhatian pada musim pertamanya di Eredivisie (2006-2007) dengan mencetak 34 gol dari 31 penampilan bersama Heerenveen, bahkan sempat mencetak 11 gol dari delapan penampilan sebelum pindah ke Middlesbrough pada bursa transfer musim dingin, langsung ditendang ke Al-Sadd (Qatar) karena hanya mampu mencetak 13 gol dari 47 penampilan bersama Boro.

Sebenarnya bukan hanya ke Liga Primer Inggris saja, pencetak gol terbanyak Eredivisie pun langsung tumpul ketika hijrah ke liga lain. Dennis Bergkamp (ke Inter Milan sebelum ke Arsenal), Nikos Machlas, Pierre van Hooijdonk, Klaas Jan Huntelaar, Mounir El Hamdoui (dari AZ sempat ke Ajax sebelum akhirnya ke Fiorentina), Bjorn Vleminckx, Bas Dost, dan Alfred Finnbogason adalah para pencetak gol terbanyak Eredivisie yang langsung seret gol ketika pindah ke liga lain.

Berdasarkan sejarah, dari periode 1995 hingga 2015 atau dua dekade terakhir, hanya tiga dari 16 top skorer Eredivisie yang masih mampu menunjukkan ketajamannya meski pindah liga. Mereka adalah Nazario Ronaldo, Ruud van Nistelrooy dan Luis Suarez. Dua nama terakhir bahkan sempat mencicipi status top skorer Liga Primer Inggris.

Tapi perlu dicatat pula bahwa Luis Suarez tidak langsung menunjukkan ketajamannya. Top skorer Eredivisie 2009-2010 ini baru mulai tajam pada musim ketiganya di Liverpool. Penyerang asal Uruguay ini pun kemudian baru menjadi pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris pada musim keempatnya.

Depay atau Janssen pun mungkin memang perlu adaptasi yang lebih lama untuk bisa kembali menjadi andalan tim dalam mencetak gol. Karena selain Suarez, alumni Eredivisie lain yakni Jimmy Floyd Hasselbaink dan Robin van Persie, tak menjalani proses yang instan untuk menjadi penyerang tajam di Liga Primer Inggris bahkan merasakan menjadi top skorer.

Halaman berikutnya, Kualitas Eredivisie Semakin Tertinggal?

Komentar