Prediksi Bayern Munich vs Arsenal: Romantisme yang Mungkin Sulit Terulang

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Prediksi Bayern Munich vs Arsenal: Romantisme yang Mungkin Sulit Terulang

Setelah disuguhi kemenangan 4-0 Paris Saint-Germain yang mengejutkan dini hari tadi melawan Barcelona, kita akan kembali menyambut salah satu pertandingan besar dini hari nanti antara Bayern München melawan Arsenal.

Tuan rumah Bayern lebih diunggulkan pada pertandingan nanti. Apalagi perjalanan Arsenal yang dalam enam tahun terakhir selalu terhenti di fase babak 16 besar Liga Champions UEFA, ditambah Bayern yang sudah pernah tiga kali menyingkirkan Arsenal di babak 16 besar Liga Champions, yaitu pada 2005, 2013, dan 2014; serta musim lalu mereka berhasil memuncaki babak fase grup dengan mengangkangi Arsenal sebanyak enam poin.

Meskipun demikian, Bayern selalu terlihat kesulitan terutama setelah mereka kembali dari winter break. Mereka memang berhasil menang empat kali dan imbang sekali, tapi permainan mereka jauh dari meyakinkan. Di saat seperti ini lah sepertinya Arsenal merasa beruntung bertandang ke Allianz Arena.

Bermain bertahan adalah pilihan yang masuk akal untuk Arsenal

“Filosofi permainanku adalah penguasaan dan kontrol bola. Tapi kami harus lebih cepat saat menyerang, saat kami mendapatkan ruang untuk melakukannya,” kata Carlo Ancelotti, manajer Bayern.

Sepanjang musim ini, Bayern memiliki masalah agresivitas dan intensitas, ditambah masalah beberapa individu pemainnya. Thomas Müller, yang baru mencetak satu gol di Bundesliga Jerman, bersama dengan Douglas Costa, dianggap menjadi pemain yang berbeda dari biasanya.

Bayern juga terlihat terlalu bergantung pada Robert Lewandowski yang sudah mencetak 15 gol di Bundesliga dan 5 gol di Liga Champions musim ini. Cederanya Jérôme Boateng dan Franck Ribéry semakin menambah masalah mereka pada dini hari nanti.

Sementara itu Arsenal memainkan permainan yang hampir selalu sama melalui permainan yang cepat, cair, dan sangat bergantung pada pergerakan yang konstan.

Ini bisa dieskploitasi oleh Bayern dini hari nanti dengan permainan menekan. Selama musim ini, Arsenal terlihat kesulitan jika ditekan, dan bahayanya, mereka tidak memiliki rencana cadangan.

Arsène Wenger selalu percaya jika pemainnya akan cukup pintar untuk keluar dari tekanannya ini. Ini juga yang menjadi alasan jika rekrutan Arsenal hampir pasti adalah pemain-pemain yang cerdas, seperti Mesut Özil atau Alexis Sánchez. Di saat hal tersebut menjadi positif, hal negatifnya justru ditunjukkan dengan persiapan yang buruk soal taktik cadangan Wenger.

Namun, hal di atas bisa saja berubah dini hari nanti. Apalagi Wenger menyatakan jika ia akan bermain lebih defensif. Jika benar Arsenal mengaplikasikan permainan seperti itu dini hari nanti, itu adalah pilihan taktik yang bijaksana, mengingat Arsenal akan bermain di Stadion Emirates pada leg kedua.

“Keuntungan ini akan menjadi penting, untuk bermain pada pertandingan kedua di kandang, tapi hanya dalam kondisi jika kami bisa memiliki penampilan dan hasil yang bagus besok malam,” kata Wenger sebelum pertandingan dini hari nanti.

“Itu lah kenapa solusi satu-satunya adalah untuk fokus di situ. Bayern akan memiliki banyak penguasaan bola, kami harus bermain efisien saat bertahan, dan menyerang setiap kali kami mendapatkan kesempatan.”

Wenger sudah tahu jika Bayern memiliki kelemahan dalam menghadapi penyerang-penyerang cepat. Dengan Mats Hummels, Javi Martínez, dan Philippe Lahm di belakang, tidak sulit kita melihat maksud dari pernyataan di atas.

Dini hari nanti, Arsenal bisa sesekali mengeksploitasi Bayern dengan rencana yang sudah Wenger sampaikan di atas, yaitu bertahan dan menyerang Bayern melalui serangan balik cepat. Klise sekali, ya? Tapi saya akan mencoba menjelaskannya, meskipun saya bukan Wenger tentunya.

Melalui kecepatan dan daya ledak tinggi dari Sánchez dan Theodore Walcott, Arsenal bisa melakukan serangan balik dari posisi yang lebih dalam, terutama melalui sayap kiri mereka, di mana mereka tidak perlu repot-repot meladeni permainan David Alaba yang cepat untuk naik kemudian turun lagi.

Alex Oxlade-Chamberlain juga diharapkan bisa berperan lebih kontributif seperti yang ia tunjukkan dari posisi yang lebih sentral. Pada saat melawan Hull City misalnya, Oxlade-Chamberlain berhasil membuat lima dribel sukses dari posisi yang lebih sentral ini. Bermainnya mantan pemain Southampton tersebut sebagai gelandang tengah juga bisa membuat transisi bertahan ke menyerang Arsenal menjadi lebih efektif, di atas kertas.

Kemudian untuk menghadapi Alaba, satu-satunya pemain cepat di pertahanan Bayern, Arsenal bisa mengandalkan Héctor Bellerín. Full-back kanan asal Spanyol ini biasa melakukan overlap dengan kecepatannya, di saat yang bersamaan, posisi yang ditinggalkannya akan di-cover oleh Francis Coquelin.

Tapi keputusan Wenger untuk mengistirahatkan Özil memang perlu dipertimbangkan mengingat Özil adalah salah satu pemain yang bisa mengeksploitasi ruang ketika Arsenal melakukan serangan balik, baik melalui dribel ataupun operan-operannya.

Jika Özil bermain, baik dari awal pertandingan maupun dari bangku pemain pengganti, ia sebenarnya bisa bermain di posisi sayap kiri alih-alih gelandang serang supaya hal ini tidak merugikan rencana permainan defensif Wenger.

Jika ia bermain di sayap, ia bisa “dibebastugaskan” dari kewajibannya untuk ikut bertahan. Atau, Wenger juga bisa memainkan Danny Welbeck di posisi sayap kiri ini jika ia tetap kekeuh memainkan Özil sebagai gelandang serang.

Welbeck lebih disarankan bermain karena ia memiliki kemampuan track back dan tanggung jawab bertahan yang lebih baik dibandingkan pemain-pemain sayap Arsenal lainnya. Tapi lagi-lagi saya mengingatkan, saya tentunya bukan Wenger.

Prediksi: Bayern München 0-0 Arsenal

Prediksi susunan sebelas pemain utama Bayern München dan Arsenal

Wenger terlihat realistis dengan berencana bermain defensif. Jika ia berhasil mendapatkan hasil positif di Allianz Arena (menang, imbang, atau kalah tipis dengan berhasil mencetak gol), ia bisa bermain lebih tenang di Stadion Emirates di leg kedua nanti. Tapi rencana Wenger ini bisa saja berantakan jika Bayern justru mampu bermain agresif dan menekan.

Kuncinya ada pada siapa yang berhasil mencetak gol pertama. Jika Bayern tidak bisa menembus pertahanan Arsenal, inisiatif Arsenal untuk menyerang juga akan berkurang karena mereka tidak mau mengambil risiko yang terlalu besar kecuali benar-benar mendapatkan kesempatan emas melalui serangan balik.

Namun, jika Bayern berhasil mencetak gol terlebih dahulu, maka Arsenal mau-tidak-mau akan berusaha mencari kesempatan serangan balik tersebut dengan lebih giat. Memainkan Olivier Giroud dan mengandalkan umpan-umpan silang bahkan sudah menjadi template yang mungkin diambil oleh Wenger jika hal tersebut terjadi.

Meskipun ini sudah ketiga kalinya Arsenal bertemu dengan Bayern München di fase babak 16 besar Liga Champions, tapi dengan memainkan leg pertama di Allianz Arena, ditambah rencana Wenger untuk lebih bertahan, ditambah masih dalam suasana Valentine juga, kita mungkin akan mendapatkan potensi romantisme pada hasil pertandingan yang sulit terulang ("romantisme" bisa dibaca: "Bayern berhasil menang meyakinkan").

Foto: Stuart MacFarlane/Arsenal FC/The Guardian

Komentar