Ancelotti Cita Rasa Mourinho

Analisis

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ancelotti Cita Rasa Mourinho

Ancelotti akan dikenang sebagai pelatih yang mampu memaksimalkan formasi 4-3-2-1 atau christmast tree di AC Milan. Lewat formasi tersebut, nama Kaka melambung sebagai gelandang serang yang paling diburu pada masa itu.

Musim ini, bersama Real Madrid, Ancelotti memiliki sejumlah pemain “jadi”. Ia tinggal memoles taktik yang tepat untuk memadupadankan kelebihan teknik yang mereka miliki.

Di awal musim ini, kehadiran James Rodriguez membuat Ancelotti memaksakan formasi 4-3-3 yang sebenarnya memiliki banyak kelemahan, terutama soal bertahan. Kehadiran tiga gelandang serang: Rodriguez, Toni Kroos, dan Luka Modric, membuat Ancelotti memaksa mereka untuk kembali mengasah kemampuan bertahan.

Kegagalan di Piala Super Spanyol dari Atletico Madrid membuat Ancelotti berbenah. Baru pada pekan keempat, ia mulai merasakan perbedaan dari perubahan formasi yang ia buat.

Ancelotti menerapkan 4-4-2 dengan Ronaldo berduet dengan Benzema atau Bale di depan. Rodriguez dipasang di sayap kanan, dan Isco di sayap kiri. Hal ini sekaligus meringankan kerja Kroos dan Modric saat bertahan.

Serangan Madrid terlihat lebih terarah karena difokuskan menyerang lewat sayap. Kroos dan Modric berperan sebagai penyuplai bola ke kedua sisi.

Namun, ada yang mengejutkan dalam pertandingan menghadapi Barcelona kemarin (25/10) malam. Madrid bermain bertahan, dan membiarkan Barcelona menyerang. Saat lawan lengah, gantian Madrid yang melakukan serangan balik lewat pemain dengan tipikal dribbling yang cepat.

Hal ini seolah tak menyiratkan permainan umpan satu-dua Madrid kala menghadapi Liverpool, tiga hari sebelumnya. Di pertandingan tersebut, Madrid yang secara waktu recovery dirugikan, memilih bemain bertahan, dengan garis pertahanan rendah, dan memaksimalkan serangan balik.

Apa yang terjadi di Santiago Bernabeu tersebut mengingatkan kita akan gaya Madrid di era Mourinho. Dengan prinsip “Asal Menang”, Mou menerapkan sistem pertahanan yang sulit ditembus, dengan memaksimalkan serangan balik cepat.

Di babak pertama, Madrid begitu sulit menembus pertahanan ketat Barcelona. Mendominasi lapangan tengah, Ronaldo dan rekan-rekan terlihat terburu -buru dalam membangun serangan. Aliran bola biasanya diberikan ke kedua sayap, lalu dilanjutkan dengan umpan silang.

Dari tiga gol yang tercipta, tidak ada yang terjadi karena umpan silang, kecuali gol Pepe yang diperoleh lewat tendangan sudut.

Di babak kedua, Barca bermain terbuka karena gol Pepe tersebut. Hal ini membuat skema Ancelotti berjalan mulus. Dua tembok pertahanan Madrid siap menahan gempuran Barca yang mulai melakukan serangan secara terus menerus.

Saat bola berhasil direbut, pemain Barca dengan cepat mengalirkan bola pada Ronaldo, Marcelo, atau Rodriguez untuk dikirim menuju lini serang.

Hasilnya adalah gol ketiga yang dicetak Karim Benzema. Memanfaatkan kesalahan antisipasi bek Barca, Isco dapat dengan mudah mengalirkan bola kepada Ronaldo yang memindahkan serangan ke sayap kanan. Di sana Rodriguez tanpa menunggu lama, langsung memberikan bola ke Benzema yang menerobos masuk kotak penalti.

Bisa dibilang, pertandingan semalam adalah Real Madrid versi Ancelotti, tapi bercitarasa Mourinho.

Sumber gambar: purelyfootball.com

Komentar