Sepakbola Indonesia di Mata Media Asing

Berita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Sepakbola Indonesia di Mata Media Asing

Sebagai pembuka, cobalah Anda googling "Indonesia soccer" pada mesin pencari Google, lalu klik Search tool dan pilihlah Past year. Maka kita bisa menemukan pemberitaan media asing (atau setidaknya yang berbahasa Inggris, tergantung keyword) tentang sepakbola Indonesia setidaknya pada setahun terakhir ini.

Selanjutnya, kita bisa menemukan seluruh berita negatif pada halaman pertama. Bahkan jika kita klik ke halaman-halaman berikutnya pun, kita masih akan lebih banyak menemukan borok daripada prestasi, atau setidaknya hal/berita netral saja sangat sedikit.

Mulai dari kematian Akli Fairuz, kematian Diego Mendieta, tinju Pieter Rumaropen kepada wasit Muhaimin, sampai berita terbaru mengenai rusuh Divisi Utama di Solo serta "komedi" lima gol bunuh diri PSS Sleman vs PSIS Semarang, semuanya lengkap bocor ke seluruh dunia.

Kita mungkin menertawai hal ini sekarang, tetapi tahukah bahwa ini akan berefek pada pandangan global seluruh masyarakat dunia, khususnya pencinta olahraga sepakbola, terhadap sepakbola Indonesia? Sungguh tragis.

Dari Guardian, Daily Mail, 101greatgoals, Bleacher Report, CNN, dan lain-lain sudah pernah memuat berita negatif dari tanah air kita pada website mereka. Pada tragedi 5 gol bunuh diri yang terbaru saja misalnya, simaklah berita-berita berikut ini.

"Indonesian teams under scrutiny after scoring five own goals" seperti yang ditulis Guardian, "5 own goals scored in the same match as both teams try to lose" seperti yang ditulis oleh Bleacher Report, sampai kepada judul yang tendensif seperti yang ditulis oleh 9News, "Indonesian soccer teams throw game to avoid playing mafia-backed club".

media asing capture

Ini hanyalah sebagian dari kasus media asing yang memberitakan soal kejadian-kejadian buruk di sepakbola Indonesia. Faktanya, malah Indonesia sudah menjadi pemberitaan media-media besar di luar negeri yang sayangnya lebih sering terkait soal kekacauan, kericuhan, pengaturan skor, dan berbagai hal negatif lainnya.

Belum sampai satu pekan, banyak media asing juga sempat memuat soal rusuh suporter yang terjadi di Divisi Utama di Solo. Kejadian tersebut menyebabkan satu suporter meninggal dunia. Masalahnya kemudian, bukan hanya berita saja yang tersebar, namun video juga ikut-ikutan tersebar. Menjadi saksi absolut dari kebobrokan sepakbola Indonesia.

Video 5 gol bunuh diri, kerusuhan di Solo, tinju Pieter Rumaropen yang menyebabkan wasit Muhaimin harus mendapatkan jahitan, serta kekalahan 10-0 Indonesia dari Bahrain, membuat publik dunia sadar kondisi sepakbola kita sedang seperti apa sekarang ini.

Pertanyaannya sekarang adalah. Apakah mereka menertawai kita, mereka tertawa bersama kita, atau keduanya?

Komentar