Diving Van Gaal dan Kenyataan Seseorang yang Ekspresif

Cerita

by redaksi

Diving Van Gaal dan Kenyataan Seseorang yang Ekspresif

Manchester United mampu mengatasi Arsenal dalam laga Super Sunday tadi malam pada lanjutan pekan ke-27 Liga Inggris. Skuat asuhan Louis Van Gaal ini menang dengan skor 3-2. Namun, ada kejadian menarik dalam pertandingan tersebut di mana Manajer MU, Louis van Gaal melakukan diving pada menit ke-75.

Jangan bayangkan Van Gaal sedang bermain di lapangan dan melakukan aksi ini untuk mendapatkan keuntungan untuk Setan Merah. Aksi ini dilakukan oleh Van Gaal sebagai bentuk protes kepada ofisial keempat karena menganggap ada seorang pemain Arsenal yang melakukan diving sehingga timnya harus dihukum tendangan bebas.

Pada kejadian tersebut, Van Gaal langsung turun ke area taktikal dan berbicara kepada offisial pertandingan. Ia dan Ryan Giggs tampak berbicara dan kemudian Van Gaal langsung “melemparkan” tubuhnya ke bawah, sembari menirukan aksi diving yang terjadi.

Berbicara kepada media setelah pertandingan, Van Gaal mengakui aksi tersebut dilakukannya sebagai bentuk protes kepada offisial pertandingan. Namun dirinya merasa bahwa hal tersebut bukanlah hal yang pantas dilakukan. Manajer asal Belanda tersebut merasa hal tersebut tidak boleh dilakukan karena sama saja dengan mempertanyakan otoritas yang dimiliki wasit selama pertandingan dan ia meminta maaf kepada ofisial pertandingan setelah pertandingan.

“Saya sedikit emosional. Saya seharusnya tidak melakukannya. Ini tidak baik untuk (mempertanyakan) kewenangan wasit. Saya meminta maaf (atas kejadian tersebut),” ungkap Van Gaal seperti dilaporkan BBC.

Aksi Van Gaal malam tadi memang jarang sekali dilakukannya. Biasanya sepanjang pertandingan dirinya hanya duduk sembari membuat catatan-catatan kecil di clipboard yang sangat melekat di tangannya. Rentetan hasil positif yang dimiliki Man United dengan tiga kemenangan beruntun memang jarang sekali dirasakan oleh United. Terakhir Setan Merah mengalami hal tesebut pada bulan November 2015.

Namun sebenarnya Van Gaal adalah pelatih yang eksentrik dengan beragam aksi yang pernah Ia lakukan sebelumnya. Tentu masih ingat ketika Van Gaal mengarahkan anak asuhnya untuk lebih horny dalam pertandingan melawan FC Midtjylland pada Liga Eropa lalu.

Pada saat itu Van Gaal mengungkapkan bahwa dirinya sering menggunakan kata tersebut untuk menyemangati para pemainnya. “Saya kadang menggunakan kata ‘horny’ untuk para pemain saya,” jelas Van Gaal seperti dikutip dari Mirror.

Selain konferensi pers tersebut, Van Gaal sempat sangat kesal kepada para jurnalis pada saat konferensi pers sebelum pertandingan melawan Stoke City. Ia mengungkapkan bahwa para jurnalis harus meminta maaf kepada istrinya, anaknya, cucunya dan temannya, yang telah bertanya apakah ia akan menajadi manajer Manchester United lebih lama lagi.

Kekesalan yang dirasakan oleh Van Gaal kemudian ditunjukannya dengan menutup konferensi pers tersebut dengan langsung meninggalkan ruangan tersebut. “Selamat Hari Natal dan Selamat Tahun Baru. Nikmati wine dan pie. Selamat tinggal,” pungkas Van Gaal seraya meninggalkan ruangan konferensi pers.

the-full-angry-louis-van-gaal-pr-768x432

Van Gaal juga pernah melakukan aksi nyeleneh dan teatrikal pda masa mudanya dulu. Ketika menjadi pelatih Ajax Amsterdam pada musim 1994/1995, ia pernah melakukan aksi ’Karate-Kick’ sebagai gambaran kekesalannya kepada ofisial pertandingan.

Pada saat itu penyerang Ajax, Jari Litmanen, sering sekali mendapatkan tekel-tekel berbahaya dari para pemain AC Milan, lawan mereka pada partai Final Liga Champions 1995. Hingga pada akhirnya, Jari Litmanen harus terjatuh karena tekel dengan kaki yang terangkat tinggi yang dilakukan oleh pemain belakang AC Milan, Marcel Desailly.

Van Gaal, dengan setelan jas hitamnya sebagai manajer tersebut kemudian melakukan aksi tersebut sebagai bentuk kekesalannya karena wasit tidak memberikan penalti sebagai hukuman atas kejadian tersebut. Memang pada saat itu pertandingan sedang dalam tensi tinggi karena masih berkedudukan 0-0 dan nuansa final membuat pertandingan lebih panas.

Van Gaal pun mengakui kejadian yang terjadi pada tahun 1995 tersebut. “Itu adalah final Liga Champions pada tahun 1995, Ajax melawan Milan dan saya melakukan tendangan tersebut. Kami menang 1-0 tapi kami seharusnya mendapatkan penalti atas pelanggaran yang diterima oleh Litmanen,” ungkap Van Gaal seperti dikutip dari Dailymail.

Ia pun menambahkan dirinya pada saat itu sangat marah dan ingin menunjukan aksinya tersebut kepada ofisial pertandingan. “Saya sangat marah. Jadi saya lakukan tendangan karate tersebut di sisi lapangan (sekitar satu kaki dari wajah ofisial keempat). Saya ingin menunjukan padanya apa yang terjadi kepada Litmanen,” tambah manajer asal Belanda tersebut.

304CC4FA00000578-0-image-a-1_1453122820466

Bukan itu saja aksi nyeleneh dan kontroversi yang dilakukan oleh pelatih berusia 64 tahun tersebut. Pada saat menukangi Bayern Munchen di tahun 2011, ia pernah memelorotkan celananya di depan para pemainnya. Hal itu dilakukannya untuk membuktikan bahwa dirinyalah yang memegang ‘bola’ dan bisa mencoret siapapun pemain Bayern yang tidak mampu bermain sesuai arahannya.

Luca Toni, striker Bayern pada saat itu, mengungkapkan kejadian tersebut. “Pelatih ingin memperjelas kepada kami kalau dia bisa saja mencoret siapa saja pemainnya. Semua sama baginya, karena seperti katanya, dia yang memegang bolanya,” seperti dilansir dari ESPN.

Van Bommel yang pada saat itu menjadi kapten Bayern Munchen menambahkan bahwa aksi yang dilakukan Van Gaal (dengan menurunkan celananya) adalah untuk menjelaskan kepada timnya ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.

“Dia mencari kata yang tepat dan penjelasannya tidak membuat perubahan kepada pemain yang diganti tersebut. Lalu dia berkata, ‘Aku memiliki ide’. (Menurunkan celananya). Setelah itu kami tertawa dan kami melakukannya di ruang ganti juga,” jelas Van Bommel mengenai aksi yang dilakukan pelatihnya tersebut pada saat itu seperti dikutip dari Mirror.

Ketika dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut, Van Gaal mengiyakannya. “Saya pernah sekali menurunkan celana saya di depan skuat saya. Saya ingin memperjelas bahwa ketika saya melakukan pergantian pemain, saya tidak menggunakan ego saya namun untuk kebaikan perubahan tim sendiri,” jelas Van Gaal.

Di balik sikap Van Gaal yang kalem selama pertandingan di musim ini, Van Gaal merupakan sosok pelatih yang sangat ekspresif. Namun di usia 64 tahun saat ini Van Gaal memang lebih sering duduk dan mencatat apa yang terjadi di lapangan. Bahkan Van Gaal sempat memberi masukan kepada Juergen Klopp pelatih Liverpool untuk tidak usah memberi instruksi di pinggir lapangan karena tidak akan berpengaruh apa-apa.

Kini dengan salah satu aksi diving yang dilakukannya Minggu malam lalu, aksi nyeleneh apa yang akan dilakukan oleh Van Gaal? Apakah dirinya akan kembali melakukan aksi ‘memelorotkan celana’ kepada pemain United bahwa dirinyalah yang memiliki kuasa atas para pemainnya tersebut?

Atau mungkin saja aksi yang dilakukan Van Gaal ini sebagai penyambut ajang Piala Oscar dan dirinya berniat untuk menjadi nominasi dalam "Best Actor" dalam kategori Oscar tersebut.

Atau mungkin mengingatkan kita pada yang ini?

Wenger Fall

sumber : 101greatgoals, dailymail, squawka

(upi)

Komentar