Islandia Sebagai Perwujudan dari Efektivitas

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Islandia Sebagai Perwujudan dari Efektivitas

Apakah Anda menyenangi sesuatu yang efektif dalam hidup? Dengan sesuatu ataupun melakukan hal yang efektif dalam hidup, maka Anda akan merasa bahwa hidup ini tidak sia-sia karena Anda memang melakukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup. Apalagi jika cara Anda menuju kepada tujuan yang diinginkan dilakukan pula dengan cara yang efektif.

Begitu pun dalam sepakbola. Di zaman ketika sepakbola bukan lagi sekadar sebuah permainan, melainkan sebagai ajang adu kemampuan siapa yang lebih baik, nilai dari gol sebagai elemen pertandingan menjadi lebih besar. Bahkan, nilai dari gol ini sendiri sudah masuk kategori dewa, mungkin. Karena hanya dengan gol, takdir dua tim yang bertanding pun ditentukan; menjadi pemenang atau pecundang.

Maka, tak heran jika gol menjadi tujuan bagi setiap tim yang berlaga dalam sebuah pertandingan. Gol menjadi tujuan akhir dari rangkaian permainan yang dilakukan di atas lapangan. Lebih banyak gol, lebih bagus. Sederhananya, mencetak lebih banyak gol, berarti mencetak kemenangan dalam pertandingan tersebut.

Namun, dari berbagai cara mencetak gol, mulai menjadi inisiator dalam sebuah pertandingan dengan bermain lebih menyerang dan menguasai bola lebih banyak, ataupun menjadi sang penunggu yang bertahan dengan penuh fokus sembari mencari peluang untuk maju ke depan, permainan yang lebih efektif adalah salah satu permainan yang merupakan cara yang paling ampuh dalam mencetak gol ke gawang lawan.

Dan, salah satu tim yang menganut paham permainan efektif ini ada dalam gelaran Piala Eropa 2016 ini. Nama tim itu adalah Islandia, tim yang baru pertama kali ini mengikuti ajang Piala Eropa 2016. Dalam ajang empat tahunan ini, mereka menciptakan sebuah sejarah; lolos ke babak perempatfinal dalam keikutsertaan pertama mereka dalam ajang Piala Eropa.

Jalan mereka menuju babak perempatfinal pun tidak main-main. Lolos dari Grup F setelah mampu melewati hadangan salah satu tim besar, Portugal, dan juga kuda hitam yang cukup dijagokan dalam ajang ini, Austria. Mereka lolos sebagai runner-up grup di bawah Hungaria yang juga di luar dugaan menjadi juara Grup F.

Namun, nasib mereka berbeda dengan Hungaria yang menjadi juara grup. Kalau Hungaria dihempaskan Belgia dengan skor 0-3, Islandia justru mengalahkan negara yang katanya negara asal dari sepakbola, Inggris, dengan skor 2-1. Mereka tidak perlu permainan indah, ataupun permainan yang berkelas. Cukup dengan permainan yang efektif, dan mereka akhirnya lolos ke babak perempatfinal.

Efektif dalam Bertahan dan Menyerang

Permainan efektif Islandia ini sebenarnya sudah bisa dilihat sejak mereka tampil pada babak kualifikasi Piala Eropa. Ketika itu mereka mampu menyingkirkan nama besar seperti Belanda (terlepas dari Belanda yang memang tampil buruk), dan juga bersaing dengan Turki dan Republik Ceko untuk meraih satu tempat dalam putaran final Piala Eropa 2016.

Permainan efektif Islandia terus berlanjut hingga ke putaran final Piala Eropa 2016. Bermain di Grup F bersama Portugal, Hungaria, dan Austria, mereka memang tidak bermain indah, dan bermain lebih bertahan untuk menahan gempuran pemain-pemain lawan.

Bahkan, aksi-aksi bertahan mereka pun termasuk yang cukup besar dalam ajang Piala Eropa 2016 ini. Whoscored mencatat, aksi bertahan Islandia adalah yang 10 terbaik di antara peserta-peserta yang lain dengan rating 6,80. Yang unik adalah, meski mereka mencatatkan shots conceded per game yang cukup tinggi, yaitu 19,3, namun, gol yang tercipta di gawang mereka hanya empat, masing-masing satu gol tiap pertandingan.

Banyaknya aksi bertahan yang dilakukan Islandia lebih banyak terjadi karena mereka menghadapi tim yang banyak menguasai bola, yang di dalamnya ada Portugal dan Inggris. Saat lawan Inggris saja, mereka diserang oleh 18 shots yang dilakukan Inggris, meski pada akhirnya Inggris menjadi lebih “mubazir” karena dari 18 shots tersebut, mereka hanya mampu mencetak empat shots on goal dengan satu yang menjadi gol lewat titik putih.

Selain aksi bertahan yang baik, Islandia menjadi tim yang efektif karena aksi penyerangan mereka tidak “mubazir”. Rataan shots yang sudah mereka lepaskan sepanjang empat pertandingan menuju babak perempatfinal hanyalah 7,8. Namun, mereka berhasil mencetak enam gol dan rataan shots on goal sebanyak 3,5.

Bandingkan dengan lawan mereka dalam babak 16 besar, Inggris, yang sudah mencetak rataan shots 20,5. Namun, rataan shots on target mereka hanya 3,5 dan mereka baru mencetak empat gol. Cukup “mubazir” untuk ukuran tim sebesar Inggris.

Efektivitas Islandia ini hampir menyamai efektivitas dari tim Italia. Italia yang juga menjadi salah satu dari 10 tim terbaik dalam bertahan versi Whoscored, dengan rating 6,86 dan hanya kebobolan satu gol, namun memiliki aksi menyerang yang efektif. Rataan shots mereka sampai babak perempatfinal ini berjumlah sembilan, dengan rataan shots on target 4,3 dan sudah mencetak lima gol.

Jadi, bisa dilihat bahwa tim Islandia ini merupakan perwujudan dari sebuah permainan efektif dalam ajang Piala Eropa 2016. Permainan efektif yang akhirnya membuat mereka mampu mencatatkan sejarah dalam ajang Piala Eropa kali ini.

**

Sekarang, Islandia sudah memasuki babak perempatfinal dan mencetak sejarah. Terlepas dari apapun hasil yang akan mereka dapat ketika melawan Prancis nanti, setidaknya, mereka bisa pulang ke tanah Islandia dengan kepala tegak. Mereka sudah mampu menunjukkan diri sebagai salah satu kuda hitam yang patut diperhitungkan, dan mampu bersaing dengan nama-nama besar seperti Portugal dan Inggris.

“Kami telah berhasil mengejutkan dunia dengan lolos ke babak perempatfinal ini. Hasil ini juga merupakan hasil yang akan dikenang sepanjang sejarah persepakbolaan Islandia,” ujar Lars Lagerback, pelatih Islandia.

“Sekarang ini, kami jauh lebih tenang. Sebesar apapun halangan yang muncul, para pemain sudah tidak tegang lagi,” ujar pelatih Islandia yang lain, Heimir Hallgrimsson.

Setidaknya, sekarang Islandia bukan hanya dikenal sebagai negara yang dahulu abu dari gunung apinya pernah mengganggu beberapa jadwal penerbangan di Eropa. Sekarang, Islandia menjadi negara yang mulai mengguncang persepakbolaan Eropa. Juga, sebagai tanda bahwa sepakbola tidak selamanya tentang menyerang dan permainan indah, namun juga tentang efektivitas.

ed: fva

Komentar