Eder dan Pelle, dari Serie-B Menjadi Andalan Italia

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Eder dan Pelle, dari Serie-B Menjadi Andalan Italia

Usai sudah era Antonio Cassano dengan Mario Balotelli sebagai duet di lini depan Italia. Pada Piala Eropa 2016, Antonio Conte yang mendapuk Tim Nasional (Timnas) Italia memilih pasangan lain dalam formasi 3-5-2 andalannya. Conte memilih duet Citadin Eder dan Graziano Pelle pada Piala Eropa 2016. Keduanya hanya absen satu kali selama berlangsungnya Piala Eropa 2016. Itu pun pada laga yang sudah tidak menghalangi Italia lagi untuk lolos dari fase grup.

Padahal sekitar empat tahun yang lalu, duet itu mendekam di Serie-B, tingkat kedua sepakbola dari Liga Italia. Pelle dan Eder lebih banyak berkarir di Serie-B. Pelle berjuang di Serie-B bersama Lecce, Crotone, dan Catania, sementara Eder berkarier bersama Empoli, Frosinone, Empoli, Brescia, Cesena di Serie-B.

Rupanya kedua pemain ini sudah berkarier bersama-sama ketika memperkuat Sampdoria di Serie-B 2011/2012. Tapi waktu itu Pelle hanya berstatus permain pinjaman dari Parma yang direkrut pada Januari 2012. Kendati hanya setengah musim memperkuat Sampdoria, Pelle mencetak empat gol dari 16 laganya. Kontribusinya itu membantu Sampdoria promosi dari Serie-B 2011/2012.

"Saya melihat Pelle di Parma, dan saya telah melatih Eder di Brescia. Kemudian di Sampdoria, di mana ada juga (Nicola) Pozzi, saya menduetkan mereka. Kami punya dia (Pelle) di bulan Januari (pinjaman), sehingga mereka hanya menghabiskan beberapa bulan bersama-sama, tapi itu sangat fundamental," celoteh Giuseppe Iachini yang waktu itu melatih Pelle dan Eder di Sampdoria, seperti dikutip dari Gazzetta World.

Kemudian Pelle kembali ke Parma dan hengkang ke Feyenoord pada bursa transfer musim panas 2012/2013. Pria yang lahir di Lecce itu pun semakin berkembang bersama Feyernoord. Total, Pelle mencetak 50 gol selama dua musim untuk Feyenoord. Gelontoran golnya itu membuatnya dibawa Ronald Koeman yang melatih Southampton pada Liga Primer Inggris 2014/2015.

Sejak memperkuat Southampton-lah Pelle semakin dikenal. Ia menjadi penyerang andalan Southampton yang dipimpin Koeman. Kendati tidak mencetak gol banyak seperti waktu memperkuat Feyenoord, tapi 12 gol dari 38 laganya berhasil membawa Southampton melejit sampai papan tengah Liga Primer Inggris 2014/2015. Bahkan Southampton sempat masuk ke empat besar klasemen waktu itu.

Atas kontribusinya bersama Southampton itulah Pelle dipanggil Conte untuk memperkuat Italia senior untuk pertama kalinya. Ia dipanggil pada 4 Oktober 2014 untuk dipersiapkan menghadapi Azerbaijan dan Malta pada laga kualifikasi Piala Eropa 2016. Sementara Eder tetap bertahan di Sampdoria walau Pelle hengkang terlebih dahulu. Ia tetap setia bersama Sampdoria yang kembali mengawali karirnya di Serie-A 2012/2013. Walau akhirnya ia hijrah ke Internazionale Milan pada bursa transfer Januari 2016.

Tapi hal itu wajar karena penampilan Eder yang terus menonjol bersama Sampdoria di Serie-A. Faktor itulah yang membuat kesebelasan-kesebelasan besar di Liga Italia meminatinya. AC Milan, AS Roma, dan Juventus, pun pernah memburunya. Dan sebelum bergabung bersama Inter, Eder sudah mendapatkan puncak individual bersama Sampdoria. Saat itu ia dipanggil Conte untuk memperkuat Italia pada Maret 2015 lalu. Pemanggilan Eder pun sedikit berbau kontroversial karena ia pemain berstatus oriundo.

Tapi Conte merespons kritikan itu. Menurutnya, jika Mauro Camoranesi saja bisa membantu Italia menjuarai Piala Dunia 2006, lalu mengapa Eder tidak mampu? Dan sekarang terbukti bahwa Eder menjadi pemain andalan di lini depan Italia pada Piala Eropa 2016. Duetnya bersama Pelle, berhasil membungkam gelengan kepala para pendukung Italia pada laga pertama di Piala Eropa 2016.

"Pelle besar, kuat di posisinya dan punya kaki yang bagus. Eder secara teknis baik, orangnya besar walau pendek (gempal), penyerang yang klasik," ujar Iachini. "Mereka bekerja keras ketika tim tidak menguasai bola, mereka cerdas. Eder lebih baik sebagai penyerang kedua, tapi jika diperlukan dia bisa pindah ke depan serangan. Mereka saling melengkapi satu sama lain dengan sempurna," sambungnya yang baru didapuk menjadi Pelatih Udinese itu.

Satu gol yang disumbangkan Pelle ke gawang Belgia saat itu berhasil membungkam kritik. Begitu juga satu gol lagi yang dicetaknya ketika mengalahkan Spanyol di laga 16 besar. Lalu Eder, tanpa golnya ke gawang Swedia, memastikan Italia lolos dari fase grup Piala Eropa 2016. Memang gol yang mereka sumbangkan tidak sebanyak Alvaro Morata, Antoine Griezmann dan Gareth Bale, tapi sumbangsih Eder dan Pelle membuat tidak ada lagi orang yang meragukan lagi kebijaksanaan Conte.

ed: fva

Komentar