Adaptasi dan Ekspektasi Stefano Lilipaly

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Adaptasi dan Ekspektasi Stefano Lilipaly

Stefano Lilipaly menjadi salah satu nama yang diperbincangkan jelang Piala AFF 2016. Meski sudah memilih tim nasional Indonesia sejak 2013, namun kesempatan bermain baginya tak begitu banyak. Piala AFF 2016 sendiri akan menjadi turnamen internasional resmi pertama yang akan ia ikuti.

Kehadiran Lilipaly yang dianggap memiliki kualitas di atas rata-rata kemudian memberikan ekspektasi tinggi terhadap timnas Indonesia. Kehadirannya diharapkan bisa memberikan jawaban atas kebutuhan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, perihal pemain gelandang yang bisa menyuplai para pemain depan sehingga kans mencetak gol lebih banyak.

Sebelum keberangkatan timnas ke Filipina, kami berkesempatan mewawancarai gelandang yang kini bermain untuk kesebelasan Belanda, SC Telstar, di hotel skuat timnas menginap, Hotel Aryaduta, Tangerang. Ia pun cukup antusias bercerita banyak menjelang turnamen pertamanya bersama timnas Indonesia.

“Saya akan memberikan kerja keras ekstra. Tapi kita punya banyak pemain bagus di Indonesia. Mari kita berharap jika saya bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia dan mencetak beberapa gol,” tutur Lilipaly.

Bermain bersama timnas sebenarnya membuat Lilipaly harus beradaptasi dengan gaya permainan Indonesia yang berbeda. Meskipun begitu, gelandang berusia 26 tahun ini dapat beradaptasi dengan baik sehingga bisa segera nyetel dengan tim.

“Gaya bermain di sini sedikit berbeda. Meski sepakbola terlihat sama, tapi di manapun pasti berbeda. Apalagi soal temperatur. Tapi saya bisa beradaptasi dengan baik,” kata Lilipaly.

“Saya sedikit mengerti Bahasa Indonesia. Tapi dalam konteks sepakbola, bahasa di manapun akan sama. Bukan menjadi persoalan untuk saya berbicara di lapangan,” tambahnya.

Mengenai timnas saat ini, Lilipaly melihat jika semuanya semakin membaik. Apalagi tim pelatih terus memberikan analisis pertandingan pada setiap pemain sehingga para pemain bisa memperbaiki setiap kesalahan dan penampilan bisa tampil lebih baik.

“Kami terus berlatih. Kami berlatih beberapa hal, menganalisis bagaimana kami bermain. Kami melihat mana yang sudah bagus dan mana yang salah. Saat ini, semuanya mulai membaik,” Lilipaly menjelaskan latihannya beberapa waktu terakhir.

“Hal yang bagus adalah, kami bisa mencetak dua gol di laga tandang. Apalagi kami mencetak gol pertama, kemudian meski disamakan, kami bisa mencetak gol kedua. Ini artinya kami punya kemampuan untuk memberikan perlawanan. Vietnam tim yang bagus. Walau hal buruknya kami kebobolan dengan terlalu mudah, dan kami telah menganalisis dari tayangannya agar kami bisa berbenah.”

Lilipaly sendiri menyoroti bagaimana ia bermain dalam skema 4-4-2 di timnas Indonesia. Ia harus beradaptasi dengan skema ini, terlebih di mana ia harus rajin membantu pertahanan. Tapi menurutnya, ia tak masalah dengan skema permainan Indonesia saat ini.

“Tidak masalah. Ini posisi yang bagus buat saya. Kami hanya perlu menemukan keseimbangan, ketika satu gelandang maju, maka saya harus tetap di tengah. Jika saya maju, maka seseorang harus ada yang tetap di tengah. Ada beberapa hal yang perlu kami kuasai, tapi sekarang sudah semakin membaik karena kami terus melatihnya,” papar Lilipaly.

Mengenai posisi bermain, sebenarnya bagi Lilipaly tak terlalu bermasalah di manapun ia bermain. Apalagi di klub yang ia bela, Telstar, ia tidak terpaku pada pos gelandang serang saja. Musim lalu, bahkan ia bermain sebagai bek kanan. Hanya saja ia memang mengakui lebih nyaman bermain lebih menyerang.

“Di Belanda, tahun lalu saya bermain di delapan posisi berbeda. Jadi buat saya tak jadi masalah bermain sebagai bek kanan atau pun gelandang. Saya bisa beradaptasi dengan cepat, saya bermain di mana saja di Belanda, bukan masalah,” ungkap pemain yang sempat berseragam Persija Jakarta ini.

“Tetapi saya melihat diri saya sebagai pemain menyerang, walau saya juga tak terlalu buruk bermain bertahan ketika bermain sebagai bek kanan di kesebelasan Belanda yang saya bela. Tapi meski bermain sebagai bek kanan, saya juga akan banyak melakukan serangan,” tambahnya.

Saat ini, sebelum Piala AFF 2016 digelar, Lilipaly mengakui tengah meningkatkan komunikasi dengan tandemnya di lini tengah, Evan Dimas. Bahkan ia memiliki pendapat pribadi, bahwa untuk memaksimalkan keduanya, Indonesia perlu menempatkan satu gelandang bertahan di belakang keduanya.

“Evan dapat mengerti Bahasa Inggris sedikit, jadi saya bisa berkomunikasi terus dengannya. Kamarnya juga bersebelahan dengan kamar saya, saya sering mendatanginya di kamar atau dia sering mengunjungi kamar saya. Kita banyak berbicara, hubungan kami sangat baik,” ungkap Lilipaly.

“Dalam permainan, jika Evan menyerang, maka saya akan tetap di tengah. Jika saya menyerang, maka ia harus bertahan. Tapi sebenarnya, jika saya bermain dengan Evan di gelandang dan kita harus terus ke depan, saya ingin ada satu gelandang bertahan di belakang kami, itu akan sangat ideal dan akan menjadi tim terbaik. Tapi saat ini, dengan bermain seperti ini, kita harus berusaha keras satu sama lain.”

Lilipaly memang baru sekali diturunkan bersama Evan Dimas, saat dikalahkan Vietnam 3-2. Tapi semoga, duetnya dengan Evan Dimas bisa segera menemukan kecocokan. Dengan begitu, Indonesia bisa memiliki banyak peluang mencetak gol agar bisa memenangi pertandingan dan melangkah sejauh mungkin di Piala AFF 2016.

Komentar