Ranieri Masih Malu-Malu

Cerita

by redaksi

Ranieri Masih Malu-Malu

Liga Primer Inggris musim 2015/2016 adalah musim yang luar biasa untuk Leicester City. Tidak akan ada tim lain di Liga Primer Inggris yang menyangkal akan hal itu. Sampai pekan ke-31, mereka masih bertengger di peringkat 1 klasemen dengan selisih lima poin dari Tottenham Hotspur yang menghuni peringkat 2.

Para pemain antas Leicester lmulai percaya diri membicarakan tentang kemungkinan juara kepada media. Suporter di stadion pun mulai bernyanyi-nyanyi "Kami akan segera menjadi juara". Lalu, apa yang dirasakan oleh manajer Leicester, Claudio Ranieri?

Saat yang lain sudah mulai percaya diri, Ranieri masih tenang menanggapi tentang kemungkinan timnya menjadi juara. Bahkan ia tak masalah jika misal pada akhirnya ada kesebelasan lain yang mampu menyalip Leicester di akhir musim.

"Semuanya berada di tangan kami sendiri. Kami hanya cukup melakukan pekerjaan kami sendiri. Kalaupun nanti ada tim yang lain berhasil menyusul kami dan menjadi juara, ya, tidak apa-apa. Kami sudah puas dengan penampilan kami musim ini," ujarnya.

Apa yang diujarkan oleh Ranieri di atas seperti memiliki makna ganda: Selain terus berusaha agar bisa menjadi juara, Ranieri seakan pasrah kalaupun nanti Leicester tidak menjadi juara. Ranieri memang seperti malu-malu untuk mengakui bahwa Leicester yang ia asuh memiliki kans besar untuk menjadi juara Liga Primer musim 2015/2016.

Loh kenapa malu-malu. Ranieri? Toh, perhitungan matematis pun menyatakan kalau Leicester bisa memenangkan enam dari tujuh pertandingan sisa mereka musim ini - dengan catatan Spurs tidak tergelincir sampai pekan ke-36 Premier League - Leicester akan menjadi juara Liga Primer Inggris. Dalam persaingannya dengan Spurs, lawan-lawan yang akan dihadapi Tottenham dan Leicester pun sama. Tottenham dan Leicester masih harus bertemu dengan tim besar macam Manchester United, Chelsea, dan Southampton. Malah, Spurs harus terlebih dahulu bertemu Liverpool di Anfield yang tentunya bukan pertandingan mudah.

Peluang juara Leicester City ini pun didukung oleh peluang juara tim lain yang perlahan mulai tertutup. Manchester City tertutup peluang juaranya setelah kalah dari Manchester United dalam Derby Manchester. Peluang Arsenal sendiri terbilang kecil meskipun mengalahkan Everton sedikit menghidupkan asa juara mereka. Beda 11 poin dengan Leicester yang harus dikejar oleh Arsenal adalah misi yang sulit.

Selain itu, dukungan dari orang-orang kepada Leicester yang cukup besar dan ingin melihat Leicester seperti Ipswich Town di tahun 1962 pun bisa menjadi pemicu anak asuhnya untuk bermain lebih baik, dan hal ini malah diakui oleh Ranieri sendiri. "Ya, saya bisa merasakannya. Dukungan dari orang-orang kepada Leicester begitu terasa. Mereka merasa bahwa Leicester bermain dengan hati dan semangat yang membara," ujar Ranieri.

Hanya saja, salah satu hal yang harus diwaspadai oleh Leicester adalah tekanan tinggi dari segi non-teknis. Jika diibaratkan dengan sebuah peribahasa, "semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kencang angin berhembus", maka semakin tinggi peringkat sebuah tim di Liga Primer Inggris, maka semakin kencang pula angin berhembus. Itulah yang harus diwaspadai oleh Leicester City yang sebelum musim 2015/2016 terbiasa berada di papan tengah maupun papan bawah dan tidak merasakan tekanan sebagai pemuncak klasemen Liga Primer Inggris.

Selain itu, karena semakin tinggi peringkat Leicester di Liga Primer Inggris, maka tekanan dari media dalam bentuk pertanyaan pun akan semakin bertambah. Media Inggris, yang dikenal suka melebih-lebihkan sesuatu, pasti akan mempertanyakan hal-hal aneh dan tidak masuk akal kepada Leicester, yang jika ditanggapi akan menjadi sebuah tekanan tidak langsung untuk Leicester dan mempengaruhi performa Leicester sampai akhir musim nanti. Prinsip "anjing menggonggong, kafilah berlalu" tampaknya harus mulai diaplikasikan oleh Leicester.

Jadi, Ranieri sebenarnya tidak harus malu-malu untuk mengungkapkan bahwa peluang timnya untuk menjadi juara musim 2015/2016 sangatlah besar. Memang tidak salah untuk berujar bahwa fokus kepada permainan sendiri adalah hal yang terpenting untuk dilakukan sekarang, tapi apa salahnya untuk berkata kepada media Inggris yang memang senang melebih-lebihkan sesuatu bahwa "Kami bisa juara musim ini!". Setidaknya, itu akan menjadi bahan berita yang bagus buat mereka, kan?

Jangan malu-malu, lah, Ranieri!

(sf)

foto: dailystar.co.uk

Komentar