[On This Day] Cahaya Thomas Alva Edison untuk Sepakbola

Backpass

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

[On This Day] Cahaya Thomas Alva Edison untuk Sepakbola

Saat hari mulai senja dan matahari tenggelam di ufuk barat adalah waktu ketika sebagian besar kehidupan perlahan mulai beristirahat. Tetapi itu dulu, ketika Thomas Alva Edison belum menemukan teknologi bernama bola lampu. Kelahiran Thomas Alva Edison, pada 11 Februari 1847, menjadi salah satu kelahiran yang paling memberkati kehidupan kita sekarang. Berkat dialah, akhirnya, manusia tak lagi dibatasi oleh gelapnya malam untuk leluasa beraktivitas.

Setelah penemuan bola lampu itu, manusia memang tidak pernah dibatasi lagi oleh cahaya matahari. Bahkan mulai muncul kehidupan lain yang justru mengandalkan temaram lampu sebagai tulang punggung. Sebagaimana bagian kehidupan, lampu juga berpengaruh besar terhadap perkembangan sepakbola.

Adalah Herbert Chapman yang pertama kali punya gagasan memasang lampu penerangan di dalam stadion di Inggris. Tribun barat stadion Highbury menjadi yang pertama mencicipinya. Tujuannya jelas, agar sepakbola bisa dimainkan di malam hari. Para pekerja yang mencari nafkah siang harinya kemudian dapat ikut menikmati tontonan sepakbola tanpa mengganggu jam kerja mereka.

Mengenai inovasi-inovasi lainnya Herbert Chapman dapat anda baca di sini


Industri sepakbola yang semakin berkembang membuat lampu stadion menjadi barang wajib. Tidak ada lagi alasan pertandingan harus ditunda karena lapangan mulai gelap. Masing-masing otoritas sepakbola sekarang bahkan punya standar tersendiri untuk urusan kekuatan cahaya lampu tersebut.

Sebagai sarana hiburan, sepakbola memang harus dapat menjadi tontonan semua kalangan. Jadwal kompetisi yang semakin banyak dan ketat juga membuat sepakbola terpaksa juga digelar di tengah pekan. Malam hari adalah salah satu solusi yang paling pas untuk menyiasati jadwal padat tersebut. Sederhananya, sepakbola harus bisa dimainkan kapan saja, bisa pagi, siang, sore atau bahkan malam hari.

Berkat lampu itulah jadwal sepakbola bisa lebih fleksibel disusun. Jika karena kalender internasional maka jadwal liga harus dipadatkan, maka memainkan pertandingan pada tengah pekan menjadi pilihan. Dan itu bisa dilakukan berkat lampu-lampu yang menerangi lapangan. Tak terbayangkan jika belum ada lampu, laga di tengah pekan harus digelar petang hari, saat para kelas pekerja masih bergulat dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka sulit untuk menonton sepakbola, dan penjualan tiket pun bisa menurun drastis.

Simak juga cerita kami lainnya tentang "Yang Terlupakan dari Gemerlapnya Liga Primer Inggris


Untuk pertandingan Liga Champions, misalnya, cahaya lampu seakan sudah menjadi ikon tersendiri. Adakah di antara kalian yang pernah menyaksikan laga antar kesebelasan Eropa ini bertanding tanpa cahaya lampu? Bahkan untuk tayangan iklan, logo, serta bumper video seolah mendeskripsikan Liga Champions memang laga khusus yang digelar malam hari.



Beberapa waktu lalu, ada riset yang berhasil menemukan bagaimana sepakbola bisa sangat berguna untuk mengatasi persoalan ketersediaan listik. Kita tahu, masih banyak wilayah di muka bumi ini yang belum teraliri listrik. Ternyata sepakbola bisa membantu menyediakan cahaya yang dibutuhkan. Bola yang ditendang terus menerus ternyata bisa menghasilkan energi yang bisa dikonversi menjadi pencahayaan bola lampu. Simak ceritanya di artikel kami yang berjudul Sepakbola untuk Bumi.

Lampu membuat industri sepakbola menjadi berkembang pesat. Bahkan untuk pertandingan amatir sekalipun, adzan Maghrib sekarang bukan lagi menjadi halangan. Karena sarana lampu bukan lagi milik stadion-stadion besar. Di gang-gang sempit tempat bermain anak-anak sampai lapangan futsal bisa digunakan dengan nyaman dan terang-benderang.

Anda semua, kita semua, bisa berkeringat selepas jam kerja dengan bermain bola di lapangan yang diterangi oleh lampu. Bisa bermain futsal selepas jam kantor, sembari menunggu kemacetan di jalan menuju rumah terurai. Waktu bisa dirayakan dengan lebih sangkil dan mangkus.

Ucapan terima kasih harus kita sematkan kepada Thomas Alva Edison yang setiap tanggal 11 Februari diperingati sebagai hari kelahirannya. Berkat penemuannya kita dapat menonton sepakbola lebih banyak, lebih sering, dan seringkali tak mengenal waktu.

Asalkan kita tidak lupa untuk apa sepakbola ini dulu dibuat sebenarnya, yang terkadang menjadi tak jelas lagi peruntungannya. Sebagaimana fungsi awal mula alam semesta menciptakan malam dan gelap yang semakin hari justru kita langgar batasnya lewat lampu-lampu.

Komentar