Luka Yang Ditinggalkan Heung-Min Son

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Luka Yang Ditinggalkan Heung-Min Son

Karya Aun Rahman

“Kami telah diberikan informasi mengenai apa yang sedang terjadi”

“Hal ini sedikit mengecewakan, saya berusaha menghubungi dia namun tidak ada jawaban”

“Seluruh anggota tim merasa kecewa, tapi ini bukan salahnya, dia adalah orang yang baik, saya hanya merasa dia mendapatkan saran yang buruk”

“Kamu memang harus menaruh hormat besar kepada Ayahmu, akan tetapi di usia 23 kita harus menentukan keputusan untuk kita sendiri”

Demikian merupakan reaksi yang ditujukan oleh gelandang Leverkusen asal Turki Hakan Calhanoglu, terkait kepergian rekan setimnya, Heung-Min Son, ke Tottenham Hotspurs -- seperti yang dilansir ESPN FC.

Kepindahan Sonny, sapaan akrab Heung-Min Son, ke London Utara dengan biaya transfer sebesar 21,9 juta pounds pada 28 Agustus kemarin, tampaknya tidak meninggalkan kesan baik terhadap klub lamanya, Bayer Leverkusen. Bukan hanya Calhanoglu dan pemain-pemain Leverkusen yang kecewa, tetapi juga pelatih Roger Schmidt hingga Direktur Olahraga Rudi Voller, yang menyayangkan kepergian bintang Asia mereka ke tanah Inggris.

Alasan Kekecewaan

Kekecewaan yang dikemukakan oleh pihak Leverkusen mengenai pindahnya winger kelahiran Chuncheon, Gangwon, Korea Selatan 23 tahun lalu tersebut merupakan postulat yang rasional. Bukan hanya baru dua musim saja menetap di Bay Arena, setelah diangkut dari Hamburg SV pada 2013, Sonny belum memberikan prestasi signifikan bagi klub asal negara bagian Westphalia tersebut.

13 Juni 2013, Bayer Leverkusen secara resmi memperkenalkan Heung-Min Son sebagai pemain anyar mereka, setelah ditransfer dari Hamburg SV dengan biaya sebesar 10 juta euro dengan kontrak selama lima musim. Angka tersebut merupakan rekor transfer yang pernah dibayarkan oleh klub yang belum pernah sekalipun menjuarai Bundesliga ini.

Dari nilai transfer tersebut bisa dilihat tingginya harapan yang disematkan oleh Die Bayer – julukan Leverkusen, terhadap Sonny yang dibeli untuk meninggalkan lubang yang ditinggalkan Andrea Schurrlle yang hijrah ke Chelsea. Bukan hanya itu, Sonny diharapkan bisa mengikuti kesuksesan pendahulunya Cha Bum-Kun yang bermain di Leverkusen pada periode 1983-1989 dan mempersembahkan satu gelar Piala UEFA (kini bernama Europa League).

Di musim perdananya, Sonny mencetak 10 gol dari 31 penampilan Bundesliga, termasuk hat-trick yang ia ciptakan kala bertemu dengan mantan klubnya Hamburg SV pada 9 November 2013, yang berakhir dengan kemenangan 5-3 untuk Bayer Leverkusen. pemain yang tidak hanya bisa ditempatkan sebagai winger, tetapi juga gelandang serang bahkan penyerang ini langsung bermain padu dengan dengan rekan rekan setimnya,kombinasinya bersama Karim Bellarabi di lini serang menunjukan hasil yang impresif, bahkan Sonny langsung mendapatkan tempat di hati para pendukung Leverkusen.

Berlanjut di musim keduanya, tepat setelah Piala Dunia 2014 Brasil, dimana dirinya gagal bermain baik bersama tim nasional Korea Selatan, Sonny menunjukan penampilan yang memukau, dirinya mencetak satu gol lebih banyak dibanding musim sebelumnya. Penampilan yang paling mengesankan tentunya adalah ketika dirinya mencetak hat-trick kala Leverkusen harus kalah tipis 4-5 di hari Valentine tahun ini. Dan terus bermain baik, hingga membawa Leverkusen tetap stabil di peringkat empat besar Bundesliga. Total 21 gol berhasil dicetaknya dari 62 penampilan di Bundesliga.

Bukan hanya karena belum memberikan trofi dan hasil yang benar benar signifikan dari transfer dirinya yang memecahkan rekor klub, kepergian Sonny juga meninggalkan luka di kubu Leverkusen melalui proses transfer dirinya ke Tottenham Hotspurs. Pemilik 44 caps bersama tim nasional Korea Selatan ini mengatakan kepada tim pelatih bahwa dirinya tidak berada dalam kondisi yang benar benar fit untuk bisa bermain.

Sonny melewatkan laga laga awal Leverkusen di musim ini, termasuk kala Leverkusen harus menyerah 0-1 di leg pertama kualifikasi Liga Champions, ketika berhadapan dengan Lazio. Beberapa pihak menyebutkan ‘mogok bermain’ Sonny ini merupakan cara dirinya agar klub bersedia melepasnya ke Spurs. Terlebih lagi ada kabar yang tersiar bahwa Ayah Sonny adalah dalang dibalik perilaku tersebut, dan sang ayah lah yang menekan agar Sonny hijrah ke tanah Inggris.

Ditambah lagi komentar counter-attack yang dilakukan Sonny setelah mendarat di Inggris, kepada Hakan Calhanoglu, pujaan baru Leverkusen mengenai kepergian dirinya. Sonny menyebutkan bahwa “seseorang yang hidup di rumah kaca, tidak seharusnya melemparkan batu (ke rumah orang lain”. Komentar ini terkait Calhanoglu yang sama sama melakukan ‘paksaan’ kala gelandang Turki tersebut pindah dari Hamburg SV ke Leverkusen.

Seperti yang sering terjadi ketika seorang kekasih memutuskan untuk mengakhiri hubungan, di waktu waktu terakhir justru lebih banyak perdebatan dan pertengkaran, berakhir dengan tidak baik baik, sehingga kesan yang banyak ditimbulkan dari mantan kekasih adalah kesan yang buruk.

Di sisi lain, sebenarnya Leverkusen bisa tidak terlalu merasa kecewa mengenai kepergian Sonny. Di posisi yang sama ada nama nama seperti Karim Bellarabi, Julian Brandt, kompatriot Sonny asal Korea Selatan, Ryu Seung-Woo, dan rekrutan anyar Kevin Kampl. Bahkan jika sangat terpaksa, Hakan Calhanoglu bisa saja dipasang sebagai sayap (seperti yang terjadi di Leg kedua UCL kala berhadapan dengan Lazio) atau menggeser penyerang Admir Mehmedi untuk bermain lebih melebar. Toh, Leverkusen nyatanya bisa lolos dari hadangan Lazio di babak kualifaksi Liga Champions  dan melaju ke fase grup tanpa bantuan Sonny.

Dan klub anyar Sonny, Tottenham Hotspur jelas berharap pemain barunya tersebut tidak menjadi flop, seperti transfer yang sudah sudah.

 Penulis merupakan salah satu tenaga pengajar di Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran. Akun twitter: @aunrrahman

Komentar