Menonton Indahnya Sepakbola Melalui Laba-laba

Sains

by Ammar Mildandaru Pratama Pilihan

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Menonton Indahnya Sepakbola Melalui Laba-laba

Penyiaran di sepakbola adalah bentuk teknologi paling ramah yang pernah masuk di olahraga ini. Sepengetahuan saya, belum ada debat-debat atau perbincangan bernada protes tentang semakin berkembangnya teknologi penyiaran. Hal ini tentu berbeda dengan apa yang terjadi pada teknologi lain yang langsung menyangkut aturan di sepakbola seperti misalnya video replay untuk wasit atau teknologi garis gawang.

Salah satu bagian dari inovasi teknologi penyiaran sepakbola adalah kamera laba-laba. Jenis kamera ini populer dengan nama spidercam yang juga merujuk pada merk dagang. Sesuai dengan namanya, kamera ini berbentuk seperti laba-laba, menggantung dan dikelilingi oleh tali.

Fungsinya adalah untuk menambah sudut pandang penyiaran yang tak bisa dilakukan oleh kamera statis. Spidercam dapat bergerak di mana saja, sesuai dengan areanya, dari sudut satu ke sudut lain serta naik turun. Satu hal lagi yang menjadi istimewa, bisa berada di atas atau bahkan sejajar dengan para pemain di lapangan.

Penggunaan tali dan bukan diterbangkan seperti drone membuat kamera ini lebih stabil serta aman. Tali berbahan kevlar yang kuat juga membuat kualitas kamera yang lebih baik ketimbang drone yang dibatasi oleh berat.

Pada umumnya butuh dua orang “pilot” untuk mengoperasikan alat ini. Orang pertama bertugas untuk mengatur gerak spidercam, sedangkan orang kedua mengatur kamera yang melekat, sehingga akan tercipta gambar yang baik sesuai dengan kebutuhan.

Cara kerjanya menggunakan sistem tarik ulur di antara kabelnya yang telah terkomputerisasi. Perpaduan empat motor yang berada di sudut tersebut membuat ia bisa naik-turun atau bergerak ke mana saja sesuai kontrol. Alat ini sendiri juga dipakai di luar sepakbola, seperti tenis, rugby, kriket, dan sebagainya. Selain itu spidercam juga populer digunakan untuk peliputan dalam ruangan dan film.

Di Piala Eropa 2016 alat ini juga digunakan. Keberadaan spidercam juga kerap terlihat di layar TV lewat bayangan yang bergerak di atas lapangan jika bermain di bawah terik matahari siang. Karena tentu saja, ketika sedang bekerja (sudut kamera spidercam) kita tak akan bisa melihat keberadaannya, bisa jadi karena tak menyadari atau mungkin terpukau dengan tayangan yang ada.

Menurut Sports Video Group Eropa, penggunaan alat ini sudah ada sejak EURO 2008. Sedangkan di Indonesia sendiri juga dipakai pada saat acara pembukaan Sea Games 2011 di stadion Jakabaring Palembang.

Namun meski terlihat canggih penggunaan alat ini juga masih punya kekurangan. Keberadaannya beberapa kali mengganggu jalannya sebuah pertandingan. Paling baru adalah insiden di rugby antara Inggris melawan Australia pekan lalu. Saat itu bola yang ditendang pemain Inggris mengenai tali spidercam sehingga jatuhnya bola tidak pada letak yang diinginkan sang pemain.

Lalu bagaimana di sepakbola? Sejauh ini penggunaannya masih aman-aman saja. Perlu diketahui bahwa sesuai aturan yang ada, jika bola mengenai benda asing dan menganggu permainan. Maka wasit berhak menghentikan permainan dan melanjutkannya kemudian dengan dropped ball.

Komentar