Terapi Tepat Max Allegri untuk Masa Depan Rugani di Juventus dan Italia

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Terapi Tepat Max Allegri untuk Masa Depan Rugani di Juventus dan Italia

Bertahan di Juventus memang akan menguntungkan Daniele Rugani. Ia adalah satu-satunya bek yang bermain di seluruh laga Serie-A musim lalu tanpa mendapatkan kartu kuning satu pun. Rugani menjadi anak ajaib di bawah ketelitian pelatihnya, Maurizio Sarri, bersama Empoli selama musim lalu.

"Bagi saya, itu adalah Rugani," ujar Sarri dengan singkat ketika Corriere dello Sport bertanya tentang pemain muda terbaik di Italia. "Dia memiliki konsentrasi dan kemampuan yang sangat baik. Saya memberinya debut saat ia berusia 18 tahun. Dia akan menjadi pemain yang sangat penting bagi masa depan sepakbola Italia," sambungnya.

Sarri juga memuji setinggi langit tentang positioning Rugani di lapangan. Pujian itu dilontarkan setelah melihat video latihan yang selalu dipasang drone olehnya. Setelah berkontribusi untuk Empoli, Rugani kembali ke Juventus untuk mengarungi musim 2015/2016. Ia datang ke Kota Turin dengan percaya diri dan siap dimainkan setiap saat.

Tapi pada nyatanya ia harus bersabar dan menunggu giliran bermain di Juventus, salah satu kesebelasan dengan pertahanan terbaik di Eropa. Untuk menjadi bagian di dalamnya, Rugani harus menyingkirkan salah satu dari Trio BBC (Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini), baik ketika Juventus bermain dengan tiga atau empat bek pada setiap laganya.

Memang tidak mudah bagi Rugani untuk menggeser salah satu dari mereka. Situasinya hampri sama dengan Paulo Dybala yang bersaing dengan Alvaro Morata, Mario Mandzukic, dan Simone Zaza. Tapi Dybala berhasil lebih cepat. Rugani menjadi sentimen yang sama bagi Massimilliano Allegri ketika berpendapat tentang Dybala pada awal musim. Allegri ingin Dybala berkembang dan tumbuh sendiri secara alami. Atas perlakuan itu, Dybala menjadi salah satu pemain yang memberi kinerja terbaik untuk Juventus saat ini.

Bagi Rugani, memang ini akan menjadi waktu yang lama. Ia yang bermain sepanjang laga untuk Empoli pada Serie-A 2014/2015, cuma bermain sebentar bersama Juventus. Rugani hanya bermain 124 menit di pertandingan kompetitif sampai Natal 2015. Tapi perlakuan Allegri kepada Rugani pun sudah tepat. Dari awal, mantra andalan Allegri adalah kesabarannya. Ia tahu apa yang ia punya di dalam skuat miliknya. Kepada sosok Rugani, Juventus memiliki salah satu bakat cemerlang dari Italia. Allegri tidak ingin terlalu banyak masalah menerpa Rugani dalam waktu dekat ini.

"Daniele memiliki masa depan yang cerah di depannya. Tapi Juventus punya tiga atau empat bek tengah terbaik di Eropa. Ini tidak diragukan lagi, dia adalah masa depan Jueventus. Sekarang dia perlu kesabaran dan melanjutkan latihannya," ujarnya pada November lalu, seperti dikutip dari Football-Italia. Kemudian Allegri bersua kembali tentang Rugani pada Februari lalu. "Rugani tidak harus diberi tekanan. Orang yang sama ingin sepertinya di lapangan sekarang. Akan cepat mengekangnya jika ia membuat kesalahan," katanya.

Pada intinya Allegri ingin Rugani berguru terlebih dahulu kepada trio BBC yang luar biasa itu. Allegri tidak ingin Rugani melakukan kombinasi yang main-main dengan trio BBC, melainkan agar ia belajar dari para seniornya. Meskipun agen Rugani, Davide Torchia, tidak menerima argumen tersebut. Torchia sempat mengecam Juventus dan Allegri tentang kurangnya waktu bermain untuk kliennya.

Tapi Allegri selalu punya rencana. Dan ia tahu apa yang harus dilakukannya untuk masa depan pemainnya.Rugani pun bisa semakin mematangkan diri. Ia tetap sabar dan menunjukan kedewasaan dalam situasinya saat ini. Rugani tahu jika ia harus benar-benar mendapatkan tempatnya di Juventus.

"Juventus telah berinvestasi kepada bakat muda di musim panas ini dan kita semua ingin membayar kepercayaan yang ditunjukan pada kita. Saya memiliki kesempatan besar di sini, tapi saya tidak ingin mengambil apapun untuk diberikan begitu saja. Saya hanya memulainya di Juventus dan saya tahu itu tidak akan mudah. Namun, saya harus siap ketika dipanggil," ujar Rugani.

Melalui pernyataannya itu, Rugani menolak kontroversi-kontroversi yang tidak diperlukan untuk kariernya.Proses berpikir yang santai, tenang dan kolektif dari Rugani itu, memang dibuktikannya di lapangan. Ia menunjukannya sebagai pemain yang memiliki pola pikir yang berkelas. Coba tengok penampilannya saat mengalahkan tuan rumah Udinese pada 17 Januari lalu. Laga itu bisa dibilang sebagai permainan terbaiknya bersama Juventus. Rugani diturunkan sejak menit pertama sebagai bek kanan pada formasi 3-5-2. Ia diplot untuk mengisi kekosongan Barzagli dan main berbarengan dengan Chiellini serta Bonucci.

Kendati bermain dengan dua seniornya, Rugani mampu menempatlan dirinya di lapangan dengan baik. Ia memainkan perannya dengan ketenangan, kenyamanan dan kecerdasannya, terutama dalam soal menjaga posisinya dengan sempurna di sepanjang laga. Dalam soal ini, Rugani selalu memastikan jarak bertahannya dengan Bonucci, bek tengah, dan Stephan Lichsteiner, wing-back kanan.

Rugani menunjukan kecerdasannya dalam soal positioning. Ia sigap mengisi ruang yang ditinggalkan Bonucci, mengingat rekannya itu aktif membangun serangan dari lini belakang. Begitu juga dengan kekosongan yang ditingalkan Lichsteiner. Rugani selalu mengisi area kosong sepeninggal Lichsteiner yang rajin membantu serangan. Dampaknya, Rugani bisa menahan serangan balik lawan dari area itu sambil menunggul Lichsteiner kembali ke posisi bertahan. Ia melakukan dua tekel bersih dan satu kali intercept, sapuan bersih serta memenangi duel udara.

Permainan seperti itu bukanlah hal mudah bagi bek seusia Rugani. Pada waktu itu pun ia harus menghadapi duet Antonio Di Natale dan Cyril Thereau, dua penyerang yang berpengalaman di Serie-A. Tapi ketika salah satu di antaranya masuk ke sisi kanan pertahanan Juventus, Rugani tidak pernah lepas membayang-bayanginya. Maka, perannya cukup ideal untuk menangani ancaman dari serangan Udinese saat itu.

Ketika Daniele Rugani (di atas) masih menjadi pemain andalan Italia U-21
Ketika Daniele Rugani (di atas) masih menjadi pemain andalan Italia U-21

Rugani pun memperlihatkan permainan yang memuaskan pada laga terakhirnya di Serie-A. Ia diturunkan sejak awal ketika melawan Torino dalam laga bertajuk "Derby della Mole". Pemain kelahiran 29 Juli 1994 itu memperlihatkan perkembangannya. Ia menunjukan kinerja yang matang dengan melakukan dua tekel bersih, empat intercept, lima sapuan bersih dan tiga kali memenangkan duel udara.

Usaha-usahanya itu membantunya untuk menghentikan serangan balik Torino saat itu. Ia menempatkan posisinya begitu dekat dengan lawan yang menguasai bola. Rugani tidak terlihat bingung pada laga derby yang berlangsung panas itu. Justru secara sekilas, ia bisa membaca permainan dan mengantisipasi lawannya.

Maka, Rugani yang memiliki kualitas jangka panjang memang tidak terbantahkan. Dengan tinggi 190 sentimeter, membuatnya tangguh dalam duel udara mau pun darat. Rugani menunjukan pemahaman-pemahannya begitu berharga. Sehingga ia adalah perpaduan sempurna dari fisik dan kecercadasnnya.

Tidak Hanya Juventus, Daniele Rugani Juga Masa Depan Italia

Rugani perlahan-lahan meningkatkan integritasnya sejak pergantian tahun. Cederanya Martin Caceres hingga akhir musim pun memberikan respons tersendiri untuk menit bermain Rugani di lapangan. Dan ia mampu menggantikannya dengan positif sejauh ini. Hanya saja ia sempat mendapatkan kritik ketika laga melawan Internazionale Milan pada Coppa Italia. Juventus terpaksa memenangi laga melalui adu penalti karena sempat dikalahkan 0-3.

Namun pemain bernomor 24 ini tetap mendapatkan harga yang sepadan. Ia dipanggil Antonio Conte untuk memperkuat Kesebelasan Negara Italia pada pertandingan persahabatan menghadapi Spanyol. Rugani mengisi slot sepeninggal Barzagli yang mendapatkan cedera. Rugani memang bukan pilihan utama Italia, bahkan pada Piala Eropa 2016 nanti. Tapi bukan tidak mungkin jika kepercayaan kepada Rugani akan didapatkan kepada era berikutnya.

Maka sedikit mengherankan namanya tidak disamakan dengan calon Alessandro Nesta baru. Persamaan itu justru diberikan kepada Alessio Romagnoli, bek AC Milan. Padahal, Rugani pun sama. Ia masih berusia 21 tahun dan akan terus mengembangkan kemampuannya. Apalagi melalui ilmu yang didapatkan dari trio BBC. Kendati demikian, baik Rugani atau Romagnoli adalah bek masa depan Italia dan kesebelasannya masing-masing.

Tidak diragukan lagi, Juventus adalah tempat terbaik untuk Rugani. Ia dipastikan menjadi salah satu aset masa depan Juventus. Bek tengah elegan yang tinggal mendapatkan alat-alatnya saja untuk berkontribusi kepada Allegri dan Juventus saat ini. Klubnya sendiri pernah menyatakan keinginannya agar Rugani tetap berada di sana untuk beberapa tahun mendatang, setidaknya sampai kontraknya berakhir pada 2019 nanti. Sementara dalam kurun waktu sekitar tiga tahun lagi, Rugani akan tumbuh menjadi bek yang baik. Rugani sendiri sudah terlihat baik, jadi hanya tinggal menunggu sampai ia siap untuk dibebaskan sepenuhnya.

ed: fva

Komentar