Wajah Baru Serangan Napoli Tanpa Gonzalo Higuain

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Wajah Baru Serangan Napoli Tanpa Gonzalo Higuain

Klausul pelepasan Gonzalo Higuain oleh Napoli dalam kontraknya yang ditebus Juventus pada bursa transfer musim panas 2016 menjadi kabar transfer yang paling mengejutkan. Apalagi penyerang asal Argentina telah menyumbang hampir 50 persen gol Napoli musim lalu.

Kemudian sebagian investasi uang yang didapatkan dari Higuain dialirkan untuk pembelian Arkadiusz Milik dari Ajax Amsterdam. Ternyata menggelontorkan uang sebesar 32 juta euro untuk merekrut penyerang asal Polandia tersebut bukanlah sebuah kerugian bagi Napoli, sebab Milik langsung mengambil hati para pendukung kesebelasan berjuluk Partenopei tersebut. Bukan hanya soal gol dan permainan individu di lapangan, melainkan kemitraan dengan rekan-rekannya di lini depan Napoli.

Kepergian Higuan dan kedatangan Milik seolah meningkatkan performa pemain depan lainnya. Termasuk Dries Mertens yang mulai dipercaya kembali sebagai winger kiri dalam formasi 4-3-3 Napoli. Hanya menunggu 53 menit untuk melihat penampilan Milik dan Mertens bermekaran. Berawal dari situasi Napoli yang sedang tertinggal 2-0 pada laga awal Serie-A 2016/2017 menghadapi Pescara, kemudian Maurizio Sarri, Pelatih Napoli, memasukkan Mertens dan Milik secara bersamaan pada menit 53.

Mertens langsung mencetak gol pada menit 60 setelah melakukan aksi individual yang cemerlang. Tiga menit kemudian, barulah percikan kerja sama Milik dengan Mertens terlihat. Umpan ElseidHysaj dari sisi kanan meluncur deras ke kotak penalti, di sana ada Milik, namun ia menyadari sedang dikawal lawan dan sementara ada Mertens di belakangnya. Alhasil bola yang diarahkannya dibiarkan lewat begitu saja dan disambar Mertens yang penjagaan kepadanya lengah akibat lawan tertuju kepada Milik.

Ketika mengalahkan AC Milan dengan skor 4-2, Milik mencetak gol pembuka bagi kesebelasannya. Ia mencetak gol setelah menyambar bola sepakan Mertens yang mengenai tiang gawang. Kemudian pergerakan Mertens yang menyulitkan Milan sampai membuat Juraj "Kuco" Kucka terpaksa mendapat kartu kuning kedua akibat menghentikannya secara kasar. Kendati tidak mencetak gol, Mertens dianggap sebagai salah satu bintang pada laga tersebut.

Kemudian giliran Palermo yang terkena getahnya. Mereka dihajar Napoli yang bertamu pada laga itu dengan tiga gol tanpa balas. Sesudah membantai Palermo, mereka kembali ke Liga Champions dengan sinyal berbahaya. Marek Hamsik dkk berhasil mengalahkan Dinamo Kiev dengan skor 2-1, dengan dua gol tersebut diborong oleh Milik.

Padahal baik Milik dan Mertens sama-sama mengalami kesan buruk di dalam karir sepakbolanya. Mertens tampil inkonsisten pada musim lalu sehingga posisinya tergusur oleh Lorenzo Insigne. Sementara Milik menuai kritikan karena hanya menyumbang satu gol ketika membela Tim Nasional (timnas) Polandia di ajang Piala Eropa 2016. Sumbangsihnya itu dianggap tidak setara dengan perolehan golnya ketika memperkuat Ajax pada musim lalu.

Sekarang, kendati Milik dan Mertens belum dianggap seklop era Ezequiel Lavezzi dan Edinson Cavani, tapi keduanya memberikan angin segar bagi para pendukung Napoli. Selain kebangkitan dua pemain tersebut, awal musim Jose Callejon juga sangat mengesankan. Ia sudah mencetak empat gol dan satu asis dari tiga partainya di Serie-A 2016/2017. Pada musim lalu, Callejon hanya berada di bawah bayang-bayang Higuain dan Insigne. Kontribusi Callejon hanya terlihat ketika Insigne dan Higuain buntu.

Tapi sekarang pemain asal Spanyol itu lebih mendapatkan perannya di lini depan Napoli. Selain gol dan asis, ia melepaskan empat umpan kunci yang setara dilakukan Mertens. Bahkan lebih banyak daripada Insigne yang cuma melepaskan dua umpan kunci. Padahal musim lalu rataan Callejon kalah jauh daripada Insigne. Apalagi kecenderungan serangan Napoli terus-menerus disalurkan di sisi kiri, tidak merata seperti musim ini.

Selain mereka bertiga yang menempati lini depan Napoli, Sarri juga masih memiliki Insigne dan Manolo Gabbiadini. Dengan kehadiran mereka, harus dikatakan bahwa kepergian Higuain terlalu angkuh bagi Napoli. Setelah ditinggalkan Higuain, bukan tidak mungkin kontribusi Milik, Insigne, Mertens dan Callejon akan jauh lebih hebat.

Serangan Napoli tidak bisa diragukan lagi begitu menakutkan bagi kesebelasan manapun di Eropa. Memang ini bukan berarti menebak mereka akan menjuarai Serie-A dan Liga Champions musim ini. Napoli tinggal memperbaiki masalah di lini belakang mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa kebobolan empat gol dari tiga laga awal Serie-A 2016/2017. Sarri wajib membenahi kesalahan-kesalahan individual Pepe Reina dan Kalidou Koulibaly. Padahal penampilan kedua pemain itu begitu mengesankan selama musim lalu.

Sumber: Football-Italia, Soccerway, Squawka

Komentar