Mengoyak Skema Lima Bek Chelsea a la Wengerball

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Mengoyak Skema Lima Bek Chelsea a la Wengerball

Chelsea menanggung malu pada lanjutan Liga Primer Inggris pekan kelima yang digelar Sabtu (24/09/2016). Bertandang ke markas Arsenal, Stadion Emirates, Chelsea tampil inferior dan harus mengakui ketangguhan kubu tuan rumah dengan skor cukup telak, 0-3.

Inferioritas Chelsea bahkan sudah terlihat sejak 20 menit pertama. Sempat memulai laga dengan baik, Chelsea harus kebobolan lebih cepat, pada menit 15, setelah Gary Cahill melakukan kesalahan umpan, yang berhasil direbut Alexis Sanchez untuk berhadapan satu lawan satu dengan Thibaut Courtois, kiper Chelsea.

Tak lama berselang, tiga menit setelah gol pertama Arsenal, Chelsea harus kembali kebobolan. Kali ini kerjasama apik dipertunjukkan lini serang Arsenal untuk memorak-porandakan lini pertahanan Chelsea. Theo Walcott bahkan menyelesaikan umpan Hector Bellerin dengan begitu mudahnya.

Gol Ozil pada menit ke-40, melalui serangan balik cepat yang menawan, melengkapi tiga gol kemenangan Arsenal. Namun gol kedua menjadi titik balik laga semalam yang membuat manajer Chelsea, Antonio Conte, berpikir lebih keras.

Gol yang dicetak Walcott menunjukkan keberhasilan strategi manajer Arsenal, Arsene Wenger, untuk membongkar lini pertahanan Chelsea. Chelsea sendiri tampil dengan gaya bertahan yang berbeda pada laga ini.

Meski menurunkan formasi dasar 4-1-4-1, Chelsea mengubah pola bertahan mereka ketika tak menguasai bola. Formasi 4-1-4-1 bertransisi menjadi 5-4-1. Willian Borges, yang diplot sebagai winger kanan, mundur sejajar dengan empat bek. Sementara Eden Hazard, winger kiri, menemani Nemanja Matic, N`Golo Kante, dan Cesc Fabregas.

bentuk pertahanan Chelsea pada menit ke-3 (atas) dan ke-5 (bawah)

Namun skema ini tampaknya belum sempurna. Para pemain Chelsea masih terfokus pada pemain yang menguasai bola. Pada kesempatan pertama Arsenal menyerang (menit ke-3), Santi Cazorla menciptakan peluang dari tembakan jarak jauh yang berhasil diblok Courtois.

Arsenal mampu mengacaukan area depan kotak penalti Chelsea dengan tiga pemainnya; Iwobi-Walcott-Sanchez. Ketiganya memang bergerak di area depan kotak penalti. Area sayap diserahkan pada kedua full-back (Nacho Monreal dan Hector Bellerin) yang melakukan overlap. Dan gol Walcott menunjukkan keberhasilan skema ini.

Pada gambar di atas dimulai dengan Walcott yang menguasai bola. Pada gambar 1 terlihat Walcott-Iwobi-Sanchez berada di depan kotak penalti, dan bergerak dengan cair mengisi setiap celah di antara lima bek Chelsea dengan empat gelandang. Namun tiga bek tengah Chelsea terlalu berfokus pada pemain Arsenal yang menguasai bola. Di sinilah kekacauan di lini pertahanan Chelsea dimulai.

Pada gambar dua pergerakan Walcott berhasil mengalihkan penjagaan Cesar Azpilicueta yang awalnya menjaga Bellerin. Azpilicueta langsung meng-cover Walcott karena tiga bek Chelsea tak menjaganya. Kemudian Alex Iwobi yang berhasil lolos dari penjagaan setelah menerima operan dari Ozil, langsung memberikan umpan daerah pada Bellerin yang tak terkawal. Tak terkawalnya Bellerin ini membukakan pintu untuk Walcott menceploskan bola dengan mudah.

Gol ini tercipta dengan umpan-umpan pendek. Dimulai dari Coquelin yang memungut bola liar sapuan Kante, dilanjutkan pada Cazorla, Mustafi, Walcott, Cazorla kembali, Ozil, Iwobi, Ozil lagi, Iwobi lagi, umpan terobosan pada Bellerin, diakhiri oleh Walcott (lagi). Wengerball.

Usai gol ini, Arsenal tak terlalu agresif dalam melakukan tekel (kecuali pada Diego Costa). Mereka pun lebih mengandalkan serangan balik cepat untuk menembus pertahanan Chelsea (yang kemudian berbuah gol Ozil).

Sementara itu Chelsea setelah melewati 20 menit pertama yang buruk tak lagi menggunakan skema 5-4-1 saat bertahan. Mereka tetap mempertahankan bentuk 4-1-4-1. Skema berubah menjadi 3-4-3 setelah Fabregas digantikan Marcos Alonso pada babak kedua tepatnya menit ke-55.

Pada babak kedua, Arsenal pun tak terlalu lagi bernafsu mencetak gol. Mereka tampak berhemat energi (untuk pertandingan Liga Champions) dan memfokuskan lini pertahanan dengan merapatkan jarak antar pemain, khususnya di depan kotak penalti, untuk menghindari Diego Costa menerima bola di kotak penalti.

Skema ini berhasil di mana kemudian 15 intersep diciptakan Arsenal pada babak kedua (babak pertama hanya 9 kali) dengan mayoritas terjadi di area depan kotak penalti. Arsenal pun mengakhiri pertandingan dengan raihan clean sheet pada laga ini.

Intersep Arsenal pada babak kedua, mayoritas di depan kotak penalti

Komentar