Haruskah David Luiz Disalahkan Selain Blanc?

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Haruskah David Luiz Disalahkan Selain Blanc?

Riuh tepuk tangan suporter Paris Saint-Germain (PSG) di Parc de Prince kepada David Luiz ketika masuk pada menit ke-20 menggantikan Thiago Silva yang cedera, nyatanya tidak berarti. Suporter Les Parisians, julukan PSG, pasti masih ingat ketika David Luiz menjadi pahlawan mereka di Stamford Bridge saat sundulannya menghempaskan Chelsea pada babak 16 besar Liga Champion 2014/2015 sehingga membawa PSG melaju ke babak delapan besar. Namun, dalam pertandingan leg pertama delapan besar Liga Champion 2014/2015 kali ini Luiz menampilkan kualitas yang berbeda. Ia dikambinghitamkan atas kekalahan PSG dari Barcelona di hadapan pendukungnya sendiri.

Tidak sedikit media yang menyalahkan Luiz. Meski hanya ditugaskan menjaga Luis Suarez, dua kali pula ia dikolongin oleh penyerang berkebangsaan Uruguay tersebut. Masalahnya adalah dua kali hal tersebut terjadi, dua kali pula Barca mencetak gol di momen yang sama.

Tidak hanya menjaga Suarez, David Luiz pun dengan mudah dikecoh Lionel Messi pada menit ke-73. Ia tidak mencatatakan satupun tekel bersih dalam pertandingan tersebut. Setelah dikolongin, hampir tidak ada usaha Luiz untuk mengejar bola dan merebutnya kembali.

Luiz menjadi titik lemah pertahanan PSG, apalagi jika mengingat Barca banyak mengandalkan operan terobosan dan aksi individu memanfaatkan celah antara bek PSG yang terbuka. Di sisi lain, kebiasaan pemain bernomor 32 tersebut yang gemar menggiring bola di area kotak penalti PSG, jelas dinantikan pemain Barca yang menerapkan pressing tinggi.

Hancurnya pertahanan PSG oleh Barcelona mengingatkan ketika Atletico menaklukan Chelsea lewat Pressing pada Liga Champion musim lalu. Ada penjelasan tentang kendali ruang yang dalam artian lain adalah pressing dalam sepakbola modern, atau bisa saja pressing dalam sepaakbola sudah tidak terpakai lagi selama 90 menit di lapangan.

Kebiasaan tersebut sempat membuat jantung pendukung PSG berdegup kencang, meskipun ia berhasil dua kali mengecoh Martin Montoya pada menit ke-39 dan 41. Ini yang terjadi pada menit ke-43 di mana ia gagal melewati Suarez.

Atas permainan mengkhawatirkan Luiz, entah dari keberanian menggiring bola di wilayah sendiri ketika musuh menerapkan pressing tinggi, atau dua kali dikolongin Suarez membuat bek berambut kribo itu disebut bermain seperti bocah oleh mantan pesepakbola Inggris Glenn Hoddle.

"Dia melakukan seperti anak delapan tahun yang belum dilatih sama sekali. Dia berusaha untuk menang dengan meletakan kedua kakinya bersama-sama tapi ketika melakukan itu dia tidak bisa bergerak sama sekali. Suarez pun mengkolonginya kembali," jelas Hoddle seperti yang dikutip Daily Mail.

Walau Hoddle mengatakan demikian, tapi di sisi lain ada alasan mengapa Luiz tidak tampil memuaskan. Kondisi fisiknya memang belum fit 100 persen. Luiz mengalami cedera paha saat PSG mengalahkan Marseille dengan skor 3-2 pada pertandingan lanjutan Ligue 1 Prancis. Kendati demikian, Blanc tetap memaksakannya untuk main. Padahal, di bangku cadangan masih ada bek tengah gaek Zoumana Camara yang lebih fit ketimbang David Luiz.

Blanc sendiri membenarkan jika Luiz tidak dalam kondisi fit. Namun, menurutnya, itu bukanlah faktor penyebab kekalahan PSG atas Barca. Pelatih yang juga mantan bek andalan Manchester United tersebut lebih menganggap jika kesebelasan besutannya kalah karena absennya gelandang Marco Verratti dan Zlatan Ibrahimovic sebagai penyerang andalannya.

"Saya pikir Barcelona lebih bugar daripada kami. Kami memiliki pemain yang tidak 100 persen dan juga banyak yang absen, tapi itu yang seharusnya menjadi motivasi bagi kita. Kami tidak menguasai bola cukup baik dan Barca lebih baik dari kami di hampir setiap lininya," jelas Blanc.

Jika benar faktor-faktor absensi Verratti dan Ibrahimovic ditambah cederanya Silva dan tidak fitnya David Luiz, maka perlu dinantikan pembuktian PSG ketika leg kedua babak delapan besar Liga Champion 2014/2015 di Stadion Camp Nou kandang Barca nanti. Dengan berbekal pemain yang diperkirakan lebih siap dan lengkap, mampukah Blanc kembali memberikan keajaiban kepada Les Parisiens seperti ketika mengkandaskan Chelsea di babak 16 besar?.

Komentar