Tanggal 9 Juni 1965, 49 tahun lalu, kesebelasan Indonesia untuk pertama kalinya berjumpa dengan Feyenoord Rotterdam (Belanda). Saat itu, timnas Indonesia harus mengakui keunggulan klub berjuluk De club van het volk (klub milik semua orang) itu dengan skor telak 1-6.
Meskipun demikian, Soetjipto Soentoro, salah seorang pemain andalannya sempat mengejutkan publik Rotterdam. Ya, Si Gareng, sapaan akrabnya, berhasil membobol gawang juara Liga Belanda 1964/1965 itu pada menit ke-2 setelah melewati tiga pemain belakang sekaligus. Skor 1-0 pun bertahan hingga turun minum.
Sayang, pada babak II, Guus Hiddink cs. membalikkan keadaan. Enam gol dilesakkan sehingga timnas Indonesia harus mengakui keunggulan lawan, cukup telak, 1-6.
Debut perdananya berjumpa Feyenoord memang diwarnai suasana politis. Sebelum menjalani âPSSI Tour ke Eropa Baratâ, Bung Karno sempat menanamkan motivasinya kepada rombongan timnas. âKau Gareng, lawan si Belanda itu. Dan tunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu bangsa besar,â ujar Bung Karno sebagaimana dikutip dari buku âSi Gareng Menggoreng Bolaâ.
Terbukti, Dominggus, salah seorang pemain Persija di Kejurnas PSSI 1964 yang berasal dari tim Irian Barat malah âkaburâ ke Belanda selepas pertandingan tersebut. Ia pun menjadi warga negara Belanda.
Kelak, setelah debut ini, pada 1984 Feyenoord datang ke Indonesia bersama Queens Park Rangers (Inggris). Mereka menjalani turnamen segitiga bersama Mandala (Jayapura) sebagai wakil Indonesia yang menjadi juara Kejurnas Antarklub Amatir 1984.
sumber foto: buku PSSI ulang tahun 50.
(NMR)
Komentar