Tidak ada yang bisa menyangkal memang Spanyol tengah merajai persepakbolaan dalam beberapa tahun terakhir ini. Juara Eropa 2 kali berturut-turut yang ditambah 1 gelar juara dunia dalam rentang waktu 6 tahun tentu cukup untuk menjadi bukti kejayaan Spanyol saat ini. Maka ketika kita berbicara soal Spanyol di Piala Dunia 2014, semua orang akan langsung tertuju pada satu pertanyaan, dapatkah Spanyol meneruskan kejayaannya pada Piala Dunia kali ini?
Satu kelebihan Spanyol dibandingkan negara-negara lainnya pada Piala Dunia kali ini adalah kedalaman skuat yang mereka miliki. Bahkan sang tuan rumah Brasil maupun Jerman pun tidak memiliki skuat sedalam skuat Spanyol. Dari ke 23 pemain yang dipanggil Del Bosque, hampir semuanya merupakan pemain penting di klub-klub besar Eropa. Baik pemain inti maupun pemain cadangan Spanyol di Piala Dunia 2014 ini memiliki kemampuan yang hampir sama.
Sebut saja nama ketiga kiper mereka, Iker Casillas, Pepe Reina, dan David De Gea. Ketiganya merupakan kiper andalan dari 3 klub raksasa Eropa. Atua mari kita lihat pemain dengan caps paling sedikit di tim nasional Spanyol. Pemain tersebut adalah Diego Costa yang baru pernah sekali membela tim nasional Spanyol. Siapa yang tidak kenal Diego Costa, top skor Atletico Madrid di La Liga Spanyol. Dia baru saja berhasil membawa Atletico Madrdi menjuarai La Liga serta membawa klubnya ke final Liga Champions Eropa.
Pemain paling muda yang dibawa Del Bosque di skuatnya pun bukan pemain sembarangan. Dia ada Koke, salah satu gelandang andalan Atletico Madrid yang menjadi salah satu kunci sukses Atletico di musim ini.
Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa skuat ini merupakan skuat paling lengkap pada Piala Dunia kali ini. Tidak ada negara lain yang memiliki skuat lebih lengkap dari Spanyol.
Namun kelengkapan skuat Spanyol ini belum menjadi jaminan bagi Spanyol untuk dapat kembali menjuarai Piala Dunia. Lawan-lawan Spanyol tentu tidak mau membiarkan Spanyol terus berjaya. Mereka tentu sudah menyiapkan strategi ampuh untuk bisa meredam permainan Spanyol.
Siapa yang tidak tahu tiki-taka, filosofi permainan ala Spanyol yang menitik beratkan pada operan pendek antar pemain dari kaki ke kaki. Gaya bermain inilah yang membawa Spanyol berjaya dalam beberapa tahun terakhir ini. Hingga Piala Eropa 2 tahun lalu, belum ada tim yang dapat meredam gaya permainan Spanyol ini.
Hanya saja, Spanyol tidak bisa terlena dengan kondisi ini. Mereka harus berkaca pada pertandingan Piala Konfederasi 2013 lalu. Ketika itu Brasil membungkan mereka 3 gol tanpa balas. Permainan tiki-taka mereka tidak berdaya dihadapan Brasil yang bermain sabar menutup ruang. Serangan balik cepat Brasil yang langsung mencuri gol kemudian menyebabkan tingginya ball possession mereka menjadi tidak berarti apa-apa.
Permainan yang diperagakan Brasil di Piala Konfederasi tersebut memang tidak semua tim bisa mempraktekkannya. Tidak semua tim mampu menutup ruang seperti Brasil selama 90 menit. Tidak semua tim juga memiliki pemain sebaik Neymar yang mampu langsung melakukan serangan balik dengan sangat cepat.
Namun tentu saja, di ajang sekelas Piala Dunia tidak hanya Brasil yang mampu melakukan hal tersebut. Masih banyak tim-tim lain yang memiliki kualitas pemain setara Brasil yang mampu melakukannya. Negara-negara seperti Jerman, Argentina, Italia, dan termasuk lawan mereka di fase grup, Belanda, tentu sudah mempelajarinya dan siap mempraktekan. Maka dari itu, harus ada inovasi tambahan dari permainan Spanyol jika tidak mau masuk ke perangkap yang sudah disiapkan lawan-lawan mereka.
Dari segi line-up, Del Bosque sepertinya masih percaya terhadap kualitas pemain-pemain veterannya. Duet lini tengah Xabi Alonso dan Sergio Busquet akan tetap dipertahankan. Serta 2 bek tengah Gerard Pique dan Sergio Ramos akan tetap mengawal Iker Casillas di depan gawang.
sumber gambar: sportskeeda.com
Komentar