Uruguay datang ke Brasil dengan membawa semangan 64 tahun yang lalu. Ketika itu mereka berhasil mendatangkan bencana paling buruk yang pernah dialami sepakbola Brasil. Uruguay mengalahkan Brasil di partai final Piala Dunia 1950 secara tak terduga. Pesta besar yang sebelumnya telah dirancang sedemikian rupa oleh seluruh warga Brasil harus berubah menjadi duka mendalam yang tak terlupakan hingga tahun-tahun setelahnya.
Tragedi Maracana yang kemudian juga disebut sebagai tragedi paling kelam di dunia sepakbola ini menjadi dorongan tersendiri bagi para pemain Uruguay di Piala Dunia 2014. Sama seperti pada tahun 1950 lalu, kini pun Uruguay hadir dengan status underdog. Tidak banyak pihak yang berekspektasi banyak kepada Luis Suarez dan kawan-kawan.
Namun menganggap remeh negara yang datang dengan status semifinalis Piala Dunia 2010 ini juga bukan hal yang bijak. Uruguay saat ini sedang menyandang predikat penguasa Amerika Latin setelah berhasil menjadi juara Copa Amerika 2011 lalu di Argentina. Piala Dunia yang juga diadakan di benua Amerika Latin ini tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi Uruguay.
Untuk sampai ke Piala Dunia Brasil 2014 ini Uruguay harus melewati jalan yang berliku. Mereka memulai babak kuallifikasi dengan kurang baik setelah hanya meraih 3 kemenangan dari 12 pertandingan awal. Beruntung pasukan Oscar Tabarez berhasil membayarnya pada sisa pertandingan.
Enam pertandingan terakhir Uruguay di babak kualifikasi zona Conmebol berakhir dengan 4 kemenangan 1 kali imbang dan 1 kali kalah. Dengan hasil ini uruguay berada di peringkat 5 hanya kalah selisih gol dari Ekuador di peringkat 4. Uruguay kemudian harus bertandingan ke babak kualifikasi melawan Jordania yang berhasil mereka lalui dengan kemenangan telak 5-0.
Duet Striker Terbaik dan Minim Stok Gelandang
Salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki Uruguay pada Piala Dunia kali ini terletak pada 2 striker utama mereka, Luis Suarez dan Edinson Cavani. Bisa dikatakan duet ini merupakan duet paling menakutkan jika dibandingan dengan striker yang dimiliki negara-negara lain di Piala Dunia.
Luis Suarez adalah bomber mematikan yang kini bermain di Liverpool. Tidak tanggung-tanggung, Suarez mengkoleksi 2 predikat sekaligus pada musim kemarin, PFA Player of The Year serta top skor dengan torehan 31 gol. Di Timnas Uruguay Suarez juga merupakan pencetak gol terbanyak saat kualifikasi lalu. Selain itu dia juga mendapatkan predikat pemain terbaik saat Copa America 2011 lalu.
Dengan berduet bersama Edinson Cavani, tentu 2 pemain ini akan memberikan ancaman bagi pemain bertahan manapun. Piala Dunia kali akan menjadi ajang pembuktian Cavani sebagai striker kelas dunia. Empat tahun lalu Cavani lebih ditempatkan melebar ke sayap sedangkan di klubnya, PSG, pun Cavani masih berada di bawah bayang-bayang Zlatan Ibrahimovic.
Sayangnya, keberadaan 2 penyerang berbahaya Uruguay di depan tidak dibarengi dengan keberadaan gelandang-gelandang berkualitas. Sektor gelandang adalah bagian paling gersang dari tim Uruguay. Walter Gargano, Diego Perez, Egidio Arevalo Rios, dan Alvaro Gonzalez adalah pemain-pemain yang akan mengisi posisi 2 gelandang tengah Uruguay selama Piala Dunia 2014 nanti.
Kekurangan dari keempat pemain itu adalah tidak ada yang memiliki kemampuan istimewa untuk mengatur tempo permainan. Mungkin hanya Alvaro Gonzalez yang di klubnya Lazio sering ditempatkan sebagai box to box midfielder yang memiliki kemampuan paling baik untuk mengolah bola. Sisanya lebih sebagai seorang gelandang bertahan yang ahli untuk mematahkan serangan lawan.
Serangan Balik Untuk Menutupi Kekurangan
Selain minim pemain di daerah gelandang, kelemahan lain dari tim Uruguay di Piala Dunia 2014 ini terletak di posisi bek tengah. Uruguay memang memiliki bek andalan Atletico Madrid, Diego Godin, dan bek West Bromwich Albion, Diego Lugano. Di bangku cadangan Uruguay juga masih memiliki bek muda Liverpool, Sebastian Coates.
Ketiga bek ini memiliki masalah yang serupa, yaitu sama-sama tidak memiliki kecepatan yang baik. Semua lawan tentu tahu akan hal ini dan siap untuk mengeksploitasi untuk mencuri gol ke gawang Uruguay.
Namun kekurangan yang dimiliki oleh Uruguay ini tidak terlalu dipermasalahkan oleh Oscar Tabarez. Tabarez yang memang memiliki catatan baik untuk menyesuaikan kondisi saat pertandingan ini berhasil meracik strategi yang paling pas untuk kondisi Uruguay saat ini.
Tidak adanya gelandang yang dapat mengolah bola di tengah memang menyebabkan Uruguay tidak akan mungkin untuk memainkan ball possession. Tabarez kemudian memilih serangan balik sebagai opsi lain untuk menyerang. Formasi 4-4-2 yang menjadi formasi dasar Oscar Tabarez akan lebih menempatkan 2 gelandangnya di tengah sebagai pelapis barisan pertahanan. Diego Perez dan Walter Gargano akan menjadi pilihan utama Tabarez untuk melindungi keempat bek di belakangnya dari serangan musuh.
Penempatan gelandang yang lebih menutupi ruang di depan barisan pertahanan ini kemudian sekaligus memecahkan permasalahan yang ada di berk tengah Uruguay. Dengan menyempitnya ruang yang ada di daerah pertahanan otomatis kekurangan kecepatan yang dimiliki para bek tengah Uruguay tidak akan terlalu menjadi masalah. Maka dari itu Uruguay akan cenderung bermain lebih tertutup dan menunggu celah terbuka di daerah lawan.
Setelah itu formasi awal 4-4-2 akan sedikit bertransformasi menjadi 4-2-2-2 dengan melancarkan serangan balik cepat melalui kedua sayapnya. Beruntung Uruguay juga memiliki pemain sayap lincah seperti Cristian Rodriguez, Alvaro Pereira, dan Gaston Ramirez. Diego Forlan dan Christian Stuani juga dapat dijadikan alternatif pemain untuk mendobrak pertahanan lawan dari sisi sayap. Cara ini sudah terbukti ampuh saat Uruguay berhasil sampai ke semifinal Piala Dunia 2010 serta menjadi juara Copa Amerika 2011.
Starting XI Uruguay
Oscar tabarez yang sudah menangani Uruguay sejak tahun 2006 tahu betul dengan kondisi tim berjuluk La Celeste ini. Pada Piala Dunia kali ini pun skuat Uruguay yang dibawa Tabarez secara garis besar tidak terlalu jauh dengan skuat yang dibawanya saat Piala Dunia 2010 dan Copa Amerika 2011. Hampir semua pemain inti di kejuaraan tersebut masih berada di skuat Uruguay saat ini dan masih menjadi pilihan utama Tabarez.
Di posisi kiper Muslera masih belum tergantikan. Empat orang pemain bertahan akan berusaha menjaga gawang Muslera dari ancaman lawan. Pemain Atletico Madrid, Diego Godin, akan bersama pemain West Bromwich Albion, Diego Lugano, sebagai bek tengah. Di posisi bek kanan dan kiri, Tabarez masih bisa mengandalkan Martin Caceres dan Jorge Fucile.
Di tengah, 2 gelandang tipe petarung, Walter Gargano dan Diego Perez, akan menjadi lapisan pertama sebelum lawan memasuki daerah pertahanan Uruguay. Di sayap kanan kiri Christian Rodriguez dan Gaston Ramirez akan memulai serangan balik Uruguay. Di depan, duet striker paling mematikan di Piala Dunia kali ini, Luis Suarez dan Edinson Cavani, akan selalu siap mengancam gawang lawan.
Alternatif lain yang juga pernah digunakan Tabarez di babak kualifikasi adalah dengan menggunakan formasi 4-3-1-2 atau 4-4-2 berlian. Pola permainan yang digunakan tidak akan berubah dengan tetap mengandalkan serangan balik. Tabarez akan memasang Diego Forlan atau Nicolas Lodeiro sebagai gelandang serang.
Dengan formasi ini Uruguay dapat melancarkan serangan yang berbeda dengan saat menggunakan formasi 4-4-2. Namun hal ini sepertinya hanya akan menjadi rencana cadangan Tabarez jika rencana awal gagal bekerja dengan baik.
Prediksi
Pada Piala Dunia 2010 lalu secara tidak terduga Uruguay berhasil melaju hingga babak semifinal. Pada Piala Dunia kali ini Uruguay tergabung di salah satu grup maut bersama Inggris, Itali, dan Kostarika. Banyak kalangan lebih menjagokan Uruguay sebagai juara grup maut ini.
Uruguay memulai kompetisi dengan pertandingan yang cenderung lebih mudah dengan melawan Kostarika. Sedangkan 2 rival mereka, Inggris dan Itali, harus saling jegal di tempat lain. Di atas kertas Uruguay akan unggul dari Kostarika, dengan begitu mereka akan memimpian Klasemen dengan 3 poin di awal. Uruguay kemudian hanya membutuhkan satu kemenangan tambahan dari 2 pertandingan sisa melawan Inggris dan Italia.
Dengan kondisi Inggris atau Italia akan lebih tertekan karena hasil pertandingan pertama mereka, Uruguay seharusnya dapat memanfaatkan kondisi ini untuk mengendalikan permainan. Dengan permainan tertutup yang mereka andalkan Uruguay dapat mencuri kemenangan dan lolos ke babak selanjutnya.
Namun perjalanan Uruguay pada Piala Dunia 2014 ini sepertinya akan terhenti di babak 8 besar. Jika menjadi juara grup mereka diperkirakan akan berhadapan dengan Brasil jika menjadi juara grup A. Sedangkan jika menjadi runner mereka kemungkinan akan berhadapan dengan juara grup B yang diperkirakan adalah Spanyol. Di atas kertas sulit bagi pasukan Oscar Tabarez untuk dapat menaklukan kedua tim raksasa ini.
Komentar