Ada kesamaan tipikal antara Australia dan Belanda yakni sama-sama menyerang dengan memanfaatkan lebar lapangan. Dengan bermain 4-2-3-1 Australia lebih cenderung memilih bermain melebar. Dalam menyerang yang jadi tipikal dari Australia adalah permainannya yang senang dengan bola-bola crossing. Karenanya, kedua fullback mereka yakni Jason Davidson dan Ivan Franjic amatlah agresif.  Saat menghadapi Chile, gol yang dicetak Tim Cahill berkat skema ini.
Kala itu, Australia yang lebih cenderung bertahan memiliki jumlah crossing yang cukup tinggi yakni 18 crossing. dan mayoritas umpan silang itu dilepaskan sebelum mereka memasuki area final third lawan. Sedangkan untuk mengcover fullback yang overlapping, maka peran kekuatan kunci diemban dua gelandang poros ganda yakni Milligan dan Jedinak, kedua pemain ini adalah tipikal pemain yang mobile, pelari yang mampu bergerak cepat, dan tak segan untuk maju menekan ke depan.
Sementara itu di kubu Belanda  perhatian lebih mesti ditujukan pada dua wingback Daley Blind dan Darryl Janmaat, dua pemain ini lah yang jadi kunci kemenangan telak atas Spanyol.
Kendati bermain lebih agak dalam Blind memiliki peran penting untuk mensupply bola-bola lambung dari sisi sayap ke lini depan. Dua assist yang dia berikan kepada Van Persie dan Robben adalah buktinya. Sedangkan partner Blind di kanan yakni Darryl Janmaat , dia lebih fleksibel beraksi lini tengah, berbeda dengan Blind yang belum bisa beradaptasi dengan pola 5-3-2 Janmaat lebih terlihat memilik energi lebih dan sering berani maju ke depan.
Melawan Australia, kemungkinan besar posisi Blind yang lebih defensif akan dibuat menjadi offensif. Inti serangan Belanda mungkin akan berada di pundak dua pemain ini. Kecenderungan Australia yang memakai 4-2-3-1 mungkin akan membuat bingung Postecoglou jika Belanda betul memakai 3-4-1-2, muncul sebuah pertanyaan, bagaimana mematikan wingback yang bermain pada pola 3-4-1-2? Apakah meminta gelandang sayap untuk man to man atau menginstruksikan fullback bermain tinggi untuk menutupnya?
Jika Postecoglou mengorbankan gelandang Matthew Leckie dan Tommy Oar untuk menahan Blind dan Janmaat maka hal itu akan menyulitkan Australia saat melakukan serangan balik, mengingat inti serangan Australia memang berada di sayap. Sudah jadi tipikal, Australia adalah tim yang mengandalkan crossing saat menyerang, dengan mengandalkan kemampuan heading Tim Cahill sebagai ujung tombak. Seperti satu gol yang dibuat mereka ke gawang Chili. Untuk memberi supply pada Cahill, tugas itu mutlak diemban oleh Leckie dan Oar.
Lantas jika mengorbankan dua fullback untuk bermain tinggi maka siap-siap saja Australia jadi bulan-bulanan seperti Spanyol, mengingatVan Persie dan Robben cenderung bermain melebar. Â Tapi tentu saja melawan Australia, tim berjuluk Flying Dutchman ini tak akan menerapkan taktik ultra defensif seperti kala menghadapi Spanyol. Peran Janmaat dan Blind pun mungkin akan berbeda. Dengan kekuatan Belanda yang menakutkan, tim Australia sendiri mungkin akan lebih bermain sabar, berhati-hati dan tertutup.
Belanda sendiri diprediksikan bisa mencetak 2-3 gol ke gawang Australia, dan 1-2 gol diantaranya mungkin berkat proses serangan balik.
Komentar