Juara bertahan Spanyol akan menjalani pertemuan penting di Piala Dunia 2014 ketika mereka berhadapan dengan Chili pada pertandingan kedua Grup B di Rio de Janeiro. Pada laga sebelumnya, La Furia Roja telah dipermalukan Belanda dengan skor 5-1.
Pertandingan dengan Chili akan menentukan harapan mereka untuk mencapai putaran kedua hidup-hidup. Tim Vicente del Bosque idealnya butuh kemenangan untuk menjaga asa mereka.
Namun, mereka harus melawan tim yang penuh percaya diri setelah Chili menang meyakinkan dalam pertandingan pembukaan melawan Australia dengan skor 3-1. Tim Amerika Selatan ini datang ke Maracanã dengan mengetahui bahwa kemenangan akan mengamankan tempat mereka di babak 16 besar, meski hasil imbang saja sebenarnya sudah cukup membahagiakan bagi pasukan Jorge Sampaoli.
âJika kita tidak menang, kita harus pulang, dan konsekuensinya akan menjadi sebuah kekejaman,â kata Cesc Fabregas, yang bisa dibilang seorang veteran pada tim ini.
âSetelah hasil buruk (melawan Belanda), kita tahu (melawan Chili) ini adalah seperti final bagi kami,â ujar Xabi Alonso. âKami berharap pertandingan yang penuh dengan intensitasâ.  Ya, tak hanya final Piala Dunia 2014, yang memang akan dimainkan di Maracanã, saja yang penuh dengan tensi tinggi, tapi juga pertandingan malam nanti.
Jadi, jika Spanyol memang ingin bermain di final 13 Juli mendatang, mereka harus mengatasi Chili terlebih dahulu di Rio. Jika tidak, mereka hanya bisa bermain di pertandingan âfinal bohong-bohonganâ di Maracanã, Kamis dini hari nanti.
Spanyol Mengandalkan âFalse Nineâ
Sayangnya sejarah sedikit tidak berpihak pada Spanyol. Data menunjukkan bahwa beberapa juara bertahan justru terpuruk di turnamen selanjutnya. Pada 2002, juara bertahan Prancis pulang dari Piala Dunia tanpa mencetak gol di grupnya. Sementara pada 2010, juara bertahan Italia juga berakhir di fase grup tanpa kemenangan.
Pertanyaan kunci bagi pelatih Vicente del Bosque adalah seberapa setia pemain-pemain mereka kepada kemenangan, setelah sudah mendapatkan dua gelar Eropa dan satu juaradunia? Beberapa di antara mereka tampak letih ketika menghadapi serangan balik Belanda.
âIni adalah sebuah kekalahan yang sangat sulit untuk kami terima,â kata del Bosque. âSetelah pertandingan, kami sangat marah dengan diri kami sendiri. Tapi kami harus bisa mengatasinya. Kami adalah profesional-profesional dan kami harus meningkatkan permainan kami dalam menghadapi kesulitan.â
Kapten dan kiper La Roja, Iker Casillas, sendiri berada di ujung tanduk. Casillas memang meminta maaf kepada rekan-rekan setim atas penampilan yang mengecewakan dalam kekalahan melawan Belanda. Tetapi, dengan pengganti potensialnya, David De Gea, yang mengalami cedera saat latihan Minggu kemarin, kiper Real Madrid ini kemungkinan akan tetap mendapatkan tempat di starting XI.
Del Bosque juga bisa saja mempertimbangkan perubahan strategi secara besar-besaran setelah kekalahan kemarin.
Fabregas bisa memerankan âfalse nineâ' yang sebelumnya berhasil ia jalani dengan baik di turnamen-turnamen sebelumnya.
âKami harus menang, dan kami harus mencoba untuk menang dengan lebih dari satu gol, jadi kami harus menyerangâ, kata Fabregas, yang bisa menggantikan Diego Costa, striker yang mungkin menjadi rekan setim di Chelsea musim depan.
Diego Costa memang menyebabkan beberapa masalah untuk Belanda, tetapi secara keseluruhan kinerjanya tidak meyakinkan. Sementara gelandang muda Atlético Madrid, Koke, juga bisa menjadi pilihan yang segar.
Peram "false nine" membutuhkan tim yang unggul dalam penguasaan bola dan passing. Tim seperti Spanyol tentunya. Alih-alih menuju ke gawang, penyerang mereka akan bergerak jauh ke lini tengah. Ini akan sangat penting dalam menghadapi Chili.
Sistem "false nine" umumnya memiliki dua sayap cepat untuk menjaga lapangan selebar mungkin. Ini akan membuat bek sayap lawan ragu-ragu dalam mengambil bola sehingga Spanyol mendapatkan lebih banyak di lapangan tengah.
Jika Fabregas bermain lebih dalam, ia dapat membantu timnya menjaga penguasaan bola di lini tengah. Tapi, itu juga berarti bek tengah lawan akan enggan untuk menutupnya. Jadi, Fabregas cs dapat menikmati sedikit ruang.
Dengan sistem ini, lawan juga kemudian akan dibingungkan dalam melakukan marking. Ketika bek tengah bergerak keluar dari posisi, maka akan ada ruang yang tertinggal. Di sinilah peran sayap-sayap cepat Spanyol untuk masuk masuk menusuk atau mengirimkan bola melalui umpan lambung, sebuah kelemahan yang Chili tunjukan saat melawan Australia kemarin.
Melawan Chili lagi, Spanyol perlu untuk kembali ke gaya possession football mereka yang telah membantu mereka memenangkan tiga turnamen sepakbola besar terakhir ini. Meskipun mereka menguasai 57% dari penguasaan bola saat melawan Belanda, mereka kesulitan untuk membendung serangan-serangan dari Arjen Robben dan Robin van Persie.
Di antara 13 pemain Spanyol yang menghadapi Chili pada pertandingan fase grup di Afrika Selatan empat tahun yang lalu, 11 di antaranya juga berada di Brasil dan masih menjadi pusat rencana del Bosque. Spanyol berhasil memenangkan pertandingan itu dengan skor 2-1 di Pretoria melalui dua gol di babak pertama dari David Villa dan Andres Iniesta.
Titik Lemah Chili
Dalam pertandingan pertama melawan The Socceroos, Chili membawa berbagai macam senjata dan hampir melenggang santai di awal pertandingan setelah mencetak dua gol di 15 menit pertama. Penguasaan bola Chili sebanyak 62% pun melukiskan gambaran akurat dari permainan tersebut.
Namun, Chili juga perlu untuk lebih menguatkan lini belakang mereka melawan tim Spanyol yang ofensif, meski Sampaoli sepertinya tetap akan mengandalkan kombinasi bek yang sama.
Australia menunjukkan kepada Spanyol bahwa pertahanan Chili lemah menghadapi umpan silang lambung. Terbukti, satu gol dari Tim Cahill pun lahir dari proses seperti itu.
Hal ini yang harus menjadi konsentrasi pertahanan Chili nantinya, siapapun penyerang yang akan Gary Medel cs akan hadapi, entah Diego Costa yang unggul duel bola udara, Fernando Torres yang lihai, maupun Fabregas dengan peran âfalse nineâ-nya yang bisa mengekspos pertahanan Chili.
Permainan Chili, yang tidak akan jauh berbeda saat mereka menang melawan Australia, ini sebaiknya menjadi kisi-kisi berharga bagi Spanyol untuk menyiasati strategi mematikan Sampaoli.
Prediksi Formasi Kedua Tim
Posisi kiper dan kapten Spanyol, Iker Casillas, memang diragukan setelah penampilan mengecewakannya melawan Belanda. Tapi, kiper Real Madrid ini kemungkinan akan tetap dipercaya untuk menjaga gawang La Furia Roja setelah kiper pelapisnya, David De Gea, mengalami cedera pinggul saat latihan dan harus absen setidaknya sampai 10 hari.
Juara dunia dan juara Eropa ini tidak memiliki masalah kebugaran lainnya selain De Gea, tetapi del Bosque sepertinya akan membuat beberapa perubahan pada starting XI-nya, terutama pada lini depan.
Sementara Chili diharapkan untuk menurunkan tim yang sama seperti saat mereka mengalahkan The Socceroos, dengan pemain depan FC Barcelona, Alexis Sánchez, yang akan memimpin serangan mereka.
Wasit: Mark Geiger (Amerika Serikat)
Prediksi Hasil Pertandingan
Seperti pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, kekalahan Spanyol pada pertandingan pertama tidak akan membuat mereka ciut dan malah bisa memperkuat. Namun, mereka memang harus mengincar kemenangan, karena hasil imbang berarti posisi mereka diujung tanduk dalam menghadapi partai terakhir fase grup. Bukan tugas yang gampang, karena lawan yang mereka hadapi adalah Chili.
Akan ada dua kemungkinan pada pertandingan nanti untuk La Furia Roja. Kita bisa melihat kebangkitan mental mereka setelah mengalami kekecewaan mendalam, atau mereka bisa terus
Bukan gaya Chili untuk mengincar hasil imbang, sehingga Spanyol harus keluar untuk menyerang. Iniesta dkk akan gatal untuk mencetak gol, sehingga ini menjadi pertandingan yang menarik dengan banyak gol yang bersarang untuk kedua tim. Bertanding di Maracanã juga akan menjadi motivasi ekstra untuk kedua tim.
Pertandingan akan berjalan sengit dan menyulitkan dengan hasil akhir kemenangan tipis untuk La Furia Roja.
Komentar