Malam ini (25/6), Bosnia Herzegovina dan Iran punya misi berbeda. Pada pertandingan terakhirnya, nanti, Bosnia jelas ingin menang. Meski kemenangan tak dapat meloloskan Edin Dzeko cs. ke babak 16 besar, tapi mereka ingin menang. Karena, jika Bosnia memenangi pertandingan melawan Iran, itu akan jadi kemenangan pertama negara sempalan Yugoslavia itu di gelaran Piala Dunia.
Sedangkan, bagi Iran, kemenangan akan memelihara asa mereka untuk berlaga di fase perdelapan final. Pasalnya, jika mereka menang lawan Bosnia, dan Nigeria kalah dengan selisih dua gol dari Argentina, maka Iran-lah yang akan menemani La Albiceleste sebagai wakil grup F.
Iran yang (Akan) Tampil Menyerang
Di bawah asuhan Carlos Queiroz, Iran memang mendapat banyak kritik, lantaran cenderung bermain defensif. Namun, langkah yang diambil Queiroz itu bukannya tanpa alasan. Menurut sang pelatih, sebagai tim yang tak punya materi pemain bagus, bermain secara konservatif adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh Iran, sejauh ini.
Ya, bermain menyerang memang tak selalu heroik, dan bermain bertahan tak selalu identik dengan sepakbola negatif. Karena, bertahan juga merupakan sebuah seni dalam sepakbola. Dalam menggalang pertahanan, sebuah tim harus punya kedisiplinan, stamina yang baik, dan juga mental, tentunya.
Toh, hasilnya, juga tak buruk-buruk amat. Sejauh ini, Iran bisa mengantongi satu angka, hasil imbang saat melawan Nigeria. Mereka juga tak kalah telak dari Argentina. Pemain sekelas Lionel Messi saja butuh waktu 90 menit untuk bisa membobol gawang Alireza Haghighi.
Namun, saat melawan Bosnia nanti malam, untuk menjaga asa Iran tampil di fase 16 besar, Queiroz tampaknya akan memilih untuk tampil menyerang. Dengan menempatkan Javad Nekounam sebagai holding midfileder, dan sedikit mendorong Andranik Teymourian sedikit ke depan.
Sementara di lini depan, pelatih yang sempat menjadi assisten Sir Alex di Manchester United itu, tampaknya tak akan banyak melakukan perubahan. Ashkan Dejagah dan Masoud Shojaei tetap akan ditugaskan melayani Reza Ghoochannejhad, yang di plot sebagai ujung tombak tunggal.
Bosnia yang Belum Mengubah Pola
Meski baru bisa mencetak satu gol, tapi, tampaknya, Safet Susic, pelatih Bosnia, tak akan mengubah pola. Mereka akan tetap bermain dengan pola andalan mereka, 4-2-3-1.
Malam nanti, tampaknya Bosnia tak akan banyak mengubah pola. Edin Dzeko akan tetap di plot sebagai striker tunggal. Senad Lulic dan Izet Hajrovic akan dibebani tugas untuk melayani Dzeko, baik dengan umpan terobosan maupun umpan-umpan silang.
Untuk menjaga keseimbangan, Susic akan menempatkan Miralem Pjanic dan Muhamed Besic sebagai poros ganda. Pjanic juga masih mendapat tugas yang sama, sebagai pemain yang bertugas mengalirkan bola dari belakang ke depan. Pun demikian dengan Besic, gelandang berusia 21 tahun itu akan ditugaskan untuk menjaga kedalaman.
Ya, tak banyak berubah, memang. Yang paling mencolok adalah perubahan pada semangat juang anak-anak Bosnia. Malam nanti, Dzeko cs. tentu akan memburu kemenangan. Kemenangan yang akan menjadi cinderamata untuk warga Bosnia yang tak sempat datang ke Brasil ataupun warga yang menjadi korban banjir bandang yang melanda Bosnia belum lama ini.
Prediksi
Hasil seri, tampaknya, akan menjadi hasil yang realistis. Mengingat kedua tim memang punya permasalahan dengan penyelesaian akhir.
(mul)
Komentar