Malam ini adalah malam penentuan, baik untuk Rusia maupun untuk Aljazair. Karena, hanya kemenangan yang dapat mengantarkan kedua kesebelasan menuju babak knock out.
Setelah tak mampu berlaga di dua edisi Piala Dunia, 2006 dan 2010, federasi sepakbola Rusia, RFU, kemudian meminang Fabio Capello. Jelas, dengan mendatangkan Don Fabio, terlebih dengan gaji yang besar, RFU menginginkan sepakbola Rusia bisa kembali bangkit.
Dan hari ini, dengan kembalinya Rusia ke Piala Dunia, secercah harapan RFU kembali muncul kepermukaan. Namun, nyatanya, di Brasil, Rusia belum mampu berbuat banyak. Dari dua pertandingan yang dilakoni, tim Beruang Merah baru bisa meraih satu angka, hasil imbang kala melawan Korsel di pertandingan perdana.
Akan tetapi, jika hanya untuk meraih satu angka di Piala Dunia, ataupun tak lolos dari babak grup, buat apa RFU menggelontorkan dana 125,8 milyar rupiah per tahun untuk membayar Capello? Hal inilah yang sebenarnya hendak dijawab oleh pelatih asal Italia itu. Ia ingin menjawab keraguan publik dengan memenangi pertandingan melawan Aljazair dan melaju ke babak 16 besar.
Rusia Tampil Beda
Untuk dapat mengamankan satu tiket terakhir menuju fase 16 besar, Capello, tampaknya, akan mengubah pola. Meninggalkan pola 4-2-3-1, dan menggantinya dengan pola 3-5-2. Dengan pola tersebut, Capello hendak memanfaatkan kecepatan-kecepatan pemain sayap mereka, Yury Zhirkov dan Aleksandr Samedov.
Hal inilah yang akan membuat tugas Samedov dan Zhirkov sedikit berat, malam ini. Karena, selain bertugas untuk membantu penyerangan, memberi suplai bola pada duet striker Kherzakov-Kokorin, dua sayap Rusia ini juga harus bisa mengantisipasi pergerakan duo wingback Aljazair, Mesbah dan Mandi.
Perubahan yang amat mencolok terjadi di lini depan Rusia. Mungkin, Aleksandr Kerzhakov dan Aleksandr Kokorin diturunkan secara bersamaan. Hal ini dimaksudkan untuk menambah daya gedor Beruang Merah.
Di tengah, Victor Fayzulin akan ditempatkan dibelakang striker. Selain berperan sebagai pengatur serangan, Fayzulin juga diharapkan dapat meringankan kerja-kerja duet striker Beruang Merah. Manakala, Kherzakov dan Kokorin mendapat penjagaan ketat dari lini belakang Aljazair, Fayzulin-lah yang kemudian harus bisa memecah kebuntuan. Entah dengan eksekusi bola-bola matinya, ataupun dengan tembakan-tembakan spekulasi dari luar kotak penalti.
Aljazair Bertahan
Malam ini, Rusia tampaknya akan mengambil peran sebagai tim yang lebih fokus untuk bertahan, dan sesekali menyerang lewat serangan balik. Ini bukan tanpa alasan, karena, jika Serigala Gurun dapat menahan imbang Rusia, mereka dapat mengamankan satu tiket ke babak 16 besar.
Memang, hasil seri, sebenarnya belum sepenuhnya mengamankan posisi Aljazair. Lantaran raihan itu bisa disamai oleh Korsel, jika negeri Gingseng itu berhasil menang besar melawan Belgia. Tapi Vahid Halilhodzvic, pelatih Aljazair, pasti akan berfikir realistis. Sulit bagi Korsel untuk menang besar saat menghadapi Eden Hazard dkk.
Dengan segala pertimbangan itulah, tampaknya, Halilhodzvic  akan menurunkan formasi 5-3-2. Dengan menggeser Nabil Bentaleb sedikit ke belakang, menjadi centerback.
Sedangkan di posisi bek sayap, tampaknya akan tetap dipercayakan pada Djamel Mesbah dan Aissa Mandi.  Saat timnya diserang, duet bek ini akan berdiri dengan trio centerback Aljazair, untuk menjaga kedalaman. Tapi, saat timnya berhasil menguasai bola, mereka berdua juga diharuskan untuk lekas-lekas naik membantu penyerangan dan memperkuat lini tengah. Sementara di lini depan, Halilhodzvic, tampaknya tak akan melakukan banyak perubahan. Islam Slimani tetap akan diduetkan dengan Abdelmoumene Djabou.
Prediksi
Perubahan pola Rusia, tampaknya akan berbuah hasil. Kemungkinan mereka akan mencetak dua gol lebih dulu. Namun, karena bernafsu mencetak lebih banyak gol, Serigala Gurun akan menghukum Rusia dengan satu gol lewat skema serangan balik cepat. Dan pertandingan pun akan berakhir dengan skor 2-1 untuk Rusia.
(mul)
Komentar