Secara dramatis, akhirnya Aljazair, untuk pertama kalinya, lolos ke babak perdelapan final Piala Dunia. Setelah tadi malam, anak asuh Vahid Hililhodzic itu, dapat menahan imbang Rusia, 1-1.
Lantaran dituntut wajib menang, Rusia pun tampil menyerang sejak menit awal. Tak seperti biasanya, Fabio Capello, menurunkan Aleksandr Kokorin dan Aleksandr Kherzakov  secara bersamaan. Hal yang sebelumnya, dalam dua pertandingan awal Rusia di Brasil, tidak pernah dilakukan oleh Don Fabio.
Taktik ini memang sengaja dipilih Capello untuk meningkatkan daya dobrak lini depan mereka. Mengingat, dalam dua pertandingan sebelumnya, saat memakai satu striker, Rusia selalu kesulitan menembus rapatnya barisan pertanan lawan.
Hasilnya pun tak buruk-buruk amat. Baru lima menit pertandingan berjalan, Rusia berhasil mencuri gol. Lewat skema serangan balik cepat, fullback kiri Rusia, Dmitry Kombarov berhasil mengirimkan crossing yang kemudian dapat dikonversi menjadi gol oleh Kokorin.
Namun, Rusia yang selama ini mengandalkan transisi cepat, baik dari menyerang ke bertahan maupun sebaliknya, taak diimbangi dengan kedisiplinan pemain-pemainnya. Denis Glushakov, misalnya. Sebagai holding midfielder , ia terlalu terpancing untuk membantu penyerangan, dan sering terlambat turun menutup lubang di lini tengah. Praktis kondisi tersebut menjadikan tugas Victor Fayzulin menjadi sedikit berat. Fayzulin yang sejatinya berperan sebagai playmaker, harus memecah konsentrasi. Antara mengalirkan bola dan juga membantu pertahanan. Maka tak salah kiranya jika di babak kedua, Capello menarik keluar Glushakov dan menggantikannya dengan Igor Denisov.
Lantas kenapa Aljazair bisa mencetak gol penyama kedudukan? Simak ulasan lengkapnya di sini.
(mul)
Komentar