Laga final Piala Dunia 2014 menyajikan dua tim sarat rivalitas. Argentina yang memastikan satu tempat di final setelah mengalahkan Belanda dalam adu penalti, akan melawan Jerman yang menggasak Brasil 7-1 sehari sebelumnya.
Kedua tim ini memiliki sejarah panjang setelah bertemu 20 kali (per WorldFootball.net) di masa lalu. Dengan lima hasil imbang, Argentina mendominasi head to head karena sembilan kali meraih kemenangan, sedangkan Jerman hanya mampu enam kali memenangi laga.
Namun statistik head-to-head tersebut tak membuat Argentina lebih kuat dibanding Jerman. Apalagi jika berbicara pertemuan keduanya di Piala Dunia. Jerman berhasil menang 3x , Argentina hanya menang satu kali dari enam pertemuan keduanya.
Satu-satunya kemenangan Argentina terjadi pada final 1986. Pertandingan ini disebut laga terseru karena selain terjadi kejar-kejaran gol, pertarungan dua pemain terbaik masing-masing tim menjadi cerita tersendiri. Diego Maradona dan Lotthar Matthaus adu kemampuan di atas lapangan hijau.
Jose Luis Brown membuat Argentina unggul di menit ke-23 sebelum digandakan Jorge Valdano menit 56. Namun Jerman kembali bergemuruh setelah tujuh menit kemudian Karl-Heinz Rummenigge mencetak gol. Rudi Voeller kemudian berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-81.
Namun Argentina berhasil mencuri gol lewat Jorge Burruchaga enam menit jelang wasit meniup peluit tanda berakhir pertandingan. Argentina pun menang dengan skor 3-2. Karena hasil ini, Maradona pun dianggap lebih baik ketimbang Matthaus meski secara permainan banyak pihak yang mengatakan Matthaus lebih baik. Itulah yang masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
Setelah empat tahun kemenangan bersejarah Albiceleste di Mexico City, Argentina dan Jerman Barat kembali bertemu lagi di final, kali ini di Roma, Italia. Kali ini Jerman Barat berhasil membalaskan dendamnya lewat gol tunggal Andreas Brehme.
Bermain di final dengan empat pemain diskors. Argentina tak berdaya di hadapan Jerman Barat yang diarsiteki Franz Beckenbauer. Apalagi ketika pemain pengganti Pedro Monzon mendapatkan kartu merah pada menit ke-65.
Jerman Barat akhirnya memastikan kemenangan setelah Rudi Voller dilanggar Roberto Sensini di dalam kotak penalti pada menit ke-85. Brehme berhasil mengeksekusi penalti dengan baik sehingga membuat Maradona menangis.
Sebelum pertandingan dini hari nanti (14/7), Argentina dan Jerman telah bertemu sebanyak 3x dalam pertandingan kompetitif. Pada Piala Konfederasi 2005, keduanya bermain imbang 2-2. Setahun kemudian, Pada babak 8 besar Piala Dunia 2006 keduanya harus menentukan pemenang lewat adu penalti setelah gol Roberto Ayala berhasil disamakan Miroslav Klose. Jens Lehmann kemudian menjadi dewa penyelamat tim dengan aksinya menggagalkan eksekusi Ayala dan Esteban Cambiasso. Setelah pertandingan usai, sempat terjadi perkelahian antara Leandro Cufre-Maxi Rodriguez dan Toresten Frings. Pertengkaran tersebut mengakibatkan Frings tak bisa berlaga di babak semi-final.
Terakhir, Jerman dan Argentina kembali bertemu pada Piala Dunia 2010. Jerman berhasil menang telak 4-0 dan membuat Diego Maradona dipecat dari jabatannya sebagai pelatih Argentina. Itu menjadi cerita tersendiri bagi Thomas Mueller karena empat bulan sebelumnya, pada laga uji coba, Maradona mengira bahwa Mueller (yang kala itu duduk bersama dalam konferensi pers) adalah seorang anak gawang. Tapi pada laga pembantaian tersebut, Mueller justru menjadi pencetak gol pembuka.
Berdasarkan pertemuan-pertemuan tersebut, pertandingan antara Jerman dan Argentina nanti memang layak kita tunggu. Selain menyajikan dua tim kuat khas benua Amerika Selatan dan Eropa, laga Argentina dan Jerman pun sering menyisakan cerita-cerita lain. Akar rivalitas kedua tim memang telah dimulai sejak Maradona vs Matthaus di masa lalu. Maka tak menutup kemungkinan pertandingan nanti pun akan menyajikan cerita berbeda.
foto: rankopedia.com
[ar]
Komentar