Beberapa hari lalu, karier pemain Chelsea, Mohamed Salah dikabarkan tidak menentu. Ini karena yang bersangkutan kemungkinan besar mesti kembali ke negaranya, Mesir, yang mewajibkan pria dengan kriteria tertentu ikut wajib militer.
Salah yang datang pada Januari silam, dari klub Swiss, Basel, diizinkan tinggal di Inggris karena berpartisipasi dalam sebuah program pendidikan. Namun, pendaftaran untuk program tersebut telah dibatalkan oleh Kementrian Pendidikan Tinggi Mesir. Ini berarti, Salah mesti segera pulang ke Mesir.
Jika ia benar-benar kembali ke mesir, maka ia tidak diijinkan untuk meninggalkan negara yang masih berkonflik tersebut hingga masa baktinya selesai. Wajib militer di Mesir dilaksanakan dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun.
Direktur Timnas Mesir, Ahmed Hassan, mengungkapkan Salah sempat kaget karena keputusan tersebut. âIa bicara padaku bahwa ia telah mencoba untuk merepresentasikan Mesir di mata dunia dengan cara terbaik. Inikah jawaban terbaik dari negara ini?â
Sebuah rapat membahas mengenai masa depan Salah telah dijadwalkan antara Federasi Sepakbola Mesir dengan Kementrian Pendidikan Tinggi Mesir. Hasilnya, Perdana Menteri Mesir secara personal, membatalkan kewajiban wajib militer bagi pemain berusia 22 tahun tersebut.
Salah dapat menghindari kewajiban wajib militer karena ia ikut dalam sebuah program pendidikan. Tapi secara tiba-tiba, Kementrian Pendidikan Tinggi Mesir membatalkan program tersebut dan memaksanya pulang.
Kini, bekas pemain sayap Basel ini telah mendapatkan keputusan yang jelas, bahkan langsung dari Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab sendiri.
Tidak ada komunikasi secara resmi pada Salah maupun Chelsea terkait wajib militer ini. Ini yang membuat Chelsea dan Salah tenang-tenang saja mengikat kontrak pada Januari silam.
Peran Salah di Chelsea pun cukup signifikan. Ia mampu berperan serta dalam setiap serangan Chelsea. Bersama Chelsea, ia telah bermain sepuluh kali dan mencetak dua gol. Sementara di timnas Mesir, ia telah bermain 29 kali dan mencetak 17 gol.
Saat ini, sejumlah negara memang mewajibkan para pemudanya untuk mengikuti wajib militer, terutama di negara yang rentan akan konflik. Salah satunya adalah Korea Selatan yang mewajibkan setiap pemuda mulai dari lulusan SMA mesti mengikuti wajib militer selama dua tahun. Tidak ada pengecualian bagi siapapun, termasuk para anggota boyband dan selebritis.
Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pun mengadakan wajib militer. Ada sejumlah alasan memang, seperti minimnya jumlah tentara di negara tersebut, hingga persiapan jika negara tetangga menyerang. Mereka dilatih untuk menggunakan senjata dan harus siaga jika negara membutuhkan bantuan.
Tapi banyak yang menganggap wajib militer sebagai upaya perampasan hak individu. Ini karena selama dua tahun penuh para pemuda mesti mengikuti pendidikan militer dan merelakan kariernya lepas begitu saja.
Sementara itu, Mesir merupakan negara yang overprotective terhadap warga negaranya. Mereka melarang pemuda berusia di bawah 25 tahun berpergian ke luar negeri. Ini dilakukan sebagai antisipasi jika si pemuda tersebut menolak masuk wajib militer. Mengapa Salah bisa bermain di Swiss dan Inggris? Tentu ini atas persetujuan kementrian terkait seperti Kementrian Pertahanan dan Keamanan, serta Kementrian Pendidikan Tinggi.
Wajib militer selamanya akan menjadi hantu yang menakutkan. Karena warga negara dilatih untuk disiplin dalam menyongsong perang, sesuatu yang sangat tidak diharapkan bagi siapapun di bumi ini.
Sumber gambar: Dailymail.co.uk
[fva]
Komentar