âOlahraga adalah alat untuk mengomunikasikan nilai-nilai, yang mendorong kebaikan bagi umat manusia dan berkontribusi untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih damai dan lingkungan persaudaraan,â Paus Francis Bergoglio.
Sepakbola dapat menjadi medium apa saja. Salah satunya untuk mendorong perdamaian. Sepakbola merupakan kegiatan yang unik. Semua lawan adalah musuh yang mesti dikalahkan, karena tujuan akhirnya adalah kemenangan.
Namun, sepakbola tidaklah sedangkal itu. Mereka yang menang tak sepantasnya jumawa. Karena pemenang sebenarnya adalah mereka yang menghargai pihak yang kalah. Di luar pertandingan, kita semua adalah saudara.
Motif ini yang kemudian mendasari Paus Francis Bergoglio untuk menggagas sebuah pertandingan sepakbola. Tujuannya mulia: mempromosikan resolusi perdamaian dalam kekacauan serta kekerasan di Jalur Gaza.
Pertandingan amal ini bertajuk Interreligious Match for Peace, atau disingkat Match for Peace. Di sini, pemain dengan latar kepercayaan dan agama yang berbeda akan diadu. Bekas gelandang Arsenal dan Chelsea, Yossi Benayoun, misalnya. Ia akan berhadapan dengan Roberto Baggio yang Buddhist serta Zinedine Zidane yang merupakan seorang muslim.
Pertandingan persahabatan ini dijadwalkan akan berlangsung pada satu September, di Stadion Olympic, Roma. Sejumlah pemain bintang dikabarkan akan turut serta dalam pertandingan tersebut. Nama-nama seperti Lionel Messi, Zinedine Zidane dan Diego Maradona diharapkan dapat hadir dan bermain.
Undangan ini mendapat tanggapan positif dari Maradona. Ia menganggap hal tersebut sebagai sebuah kehormatan, seperti yang ditulis dalam laman facebook-nya.
Ronaldinho pun dikabarkan akan turut serta. Seperti halnya Maradona, ia memposting undangan langsung dari Paus tersebut di akun Facebooknya. Ini berarti ia akan bergabung dalam pertandingan tersebut.
Pupi Foundation dan Pontifical Academy for Social Science akan menjadi penyelenggara pertandingan tersebut. Pupi Foundation sendiri merupakan yayasan amal milik bekas kapten Inter Milan, Javier Zanetti.
âLebih dari apapun, tujuan dari pertandingan tersebut adalah untuk memperlihatkan bahwa agama yang berbeda dapat berdampingan di atas lapangan sepakbola. Ini bukan tentang mendapatkan keuntungan. Kami ingin pertandingan tersebut mudah diakses bagi semua orang,â kata Zanetti.
Ide dari pertandingan itu sendiri telah diwacanakan oleh Paus Francis pada Zanetti. Saat itu mereka bertemu di Roma pada 2013. Kini, kekacauan di Gaza membuat ide tersebut dapat dikembangkan karena relevan dengan isu yang ada.
Langkah Paus Francis memang pantas diapresiasi. Ketika negara-negara Arab sibuk sendiri, ia berpikir dalam sunyi. Perdamaian adalah jalan keluar, dari konflik yang tak pernah kelar.
Sumber gambar: matchforpeace.org
[fva]
Komentar