Slogan âKick politics out of footballâ membuat pesepakbola tak bebas mengekspresikan apa yang ia pikirkan. FIFA lewat konfederasi dan federasi tiap negara memiliki aturan yang melarang pesepakbola memberikan pesan apapun lewat tulisan saat masih di atas lapangan.
Namun, aturan itu bukan hanya untuk pesepakbola, tapi juga fans!
Federasi Sepakbola Eropa, UEFA memberi sanksi bagi Celtic dan St. Johnstone karena sejumlah suporter mengibarkan bendera Palestina. Tidak, mereka tidak melakukannya di atas lapangan, tapi di tribun.
UEFA memperingatkan nasib serta masa depan kedua tim tersebut ada di tangan mereka, jika fans kembali mengibarkan bendera Palestina. St. Johnstone dikabarkan didenda UEFA sebesar 18 ribu Euro. Namun, kedua klub bersikeras tidak akan melakukan tindakan apapun sampai ada laporan resmi dari UEFA.
Komite UEFA bidang kontrol, etika, dan disiplin mengambil tindakan setelah tim yang berada di dalam stadion melihat sendiri fans mengibarkan bendera Palestina dalam pertandingan Celtic menghadapi KR Reykjavik dan St. Johnstone menghadapi Spartak Trnava.
UEFA sendiri menganggap pengibaran bendera Palestina sebagai simbol politik karena konflik di Jalur Gaza masih berlangsung.
Perwakilan UEFA sendiri menyatakan klub bertanggung jawab atas perilaku suporternya. âPenggunaan gestur, kata-kata, objek, atau hal lain yang menyangkut penyebaran pesan yang tidak cocok dengan olahraga, seperti pesan politis, ideologis, agama, ataupun hal provokatif lainnya tidak bisa ditoleransi,â tulis pernyataan resmi UEFA.
Juru bicara St. Johnstone pun angkat bicara, âUEFA telah menghukum kami 18.000 euro karena menampilkan bendera Palestina, serta adanya chant dukungan pada Palestina dalam pertandingan menghadapi Spartak Trnava.â
Menurut pihak klub, sanksi ini amat mengecewakan. Namun, baik Celtic maupun St. Johnstone tidak akan melakukan banding, sebelum melihat laporan yang sebenarnya.
Selain Celtic dan St. Johnstone, klub Irlandia, Dundalk pun disanksi 14.230 euro. Penyebabnya sama. Fans mereka mengibarkan bendera Palestine saat pertandingan menghadapi Hajduk Split.
Fans Celtic khususnya, dikenal memiliki solidaritas dan rasa kemanusiaan tinggi terkait dengan Palestina. Dalam sejumlah pertandingan, mereka biasanya mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan.
Bahkan, pada 8 Agustus silam, mereka mengibarkan bendera Palestina di atas kantor Balai Kota Celtic. Hal ini pun disambut baik oleh aktivis di kota tersebut. Kantor Dewan West Dunbartonshire pun melakukan hal serupa.
Sulit dipercaya bagaimana bisa UEFA menganggap bendera Palestina sebagai âIllicit Symbolâ atau secara harfiah berarti âsimbol terlarangâ. Pelarangan ini dilakukan dengan alasan Palestina masih didera konflik oleh Israel. Lantas, bagaimana jika timnas Palestina bertanding di Eropa? Apa mereka tidak boleh mengibarkan benderanya sendiri? UEFA sehat?
Bagaimana menurut Anda? Setujukah dengan pelarangan ini?
Sumber gambar: dailyrecord.co.uk, al-akhbar.com
Komentar